26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 40879

Rupiah Ditutup Menguat ke Posisi Rp12.273

Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak menguat sebesar 58 poin menjadi Rp12.273 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.331 per dolar AS.

“Intervensi yang dilakukan Bank Indonesia di pasar valutra asing domestik memberi dampak pada penguatan mata uang rupiah,” ujar Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Rabu (10/12).

Menurut Lukman Leong, meski intervensi yang dilakukan Bank Indonesia masih dalam skala kecil, kondisi itu cukup menumbuhkan kepercayaan pelaku pasar bahwa pemerintah memperhatikan fulktuasinya.

“Rupiah masih cukup stabil dibandingkan mata uang di kawasan regional, yang penting fluktuasinya masih terjaga,” katanya.

Ia menambahkan bahwa untuk menjaga rupiah, Bank Indonesia juga masih memiliki peluang untuk kembali menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin (bps) menjadi delapan persen. Di tengah ekspektasi inflasi yang akan tinggi, penjagaan rupiah melalui kebijakan BI rate cukup positif.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar uang diperkirakan sedang mengambil posisi ambil untung dengan melepas dolar AS setelah mengalami penguatan cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.

“Namun, faktor inflasi yang diperkirakan kembali tinggi pada Desember ini, diperkirakan dapat mendorong pelaku pasar uang kembali mengakumulasi dolar AS, diharapkan pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menjaga inflasi,” kata Rully.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (10/12) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.336 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.347 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Rupiah Ditutup Menguat ke Posisi Rp12.273

Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, bergerak menguat sebesar 58 poin menjadi Rp12.273 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.331 per dolar AS.

“Intervensi yang dilakukan Bank Indonesia di pasar valutra asing domestik memberi dampak pada penguatan mata uang rupiah,” ujar Analis Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Rabu (10/12).

Menurut Lukman Leong, meski intervensi yang dilakukan Bank Indonesia masih dalam skala kecil, kondisi itu cukup menumbuhkan kepercayaan pelaku pasar bahwa pemerintah memperhatikan fulktuasinya.

“Rupiah masih cukup stabil dibandingkan mata uang di kawasan regional, yang penting fluktuasinya masih terjaga,” katanya.

Ia menambahkan bahwa untuk menjaga rupiah, Bank Indonesia juga masih memiliki peluang untuk kembali menaikkan suku bunga sekitar 25 basis poin (bps) menjadi delapan persen. Di tengah ekspektasi inflasi yang akan tinggi, penjagaan rupiah melalui kebijakan BI rate cukup positif.

Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa sebagian pelaku pasar uang diperkirakan sedang mengambil posisi ambil untung dengan melepas dolar AS setelah mengalami penguatan cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.

“Namun, faktor inflasi yang diperkirakan kembali tinggi pada Desember ini, diperkirakan dapat mendorong pelaku pasar uang kembali mengakumulasi dolar AS, diharapkan pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menjaga inflasi,” kata Rully.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu (10/12) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.336 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.347 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Ngaku di Aniaya, Rohayati Malah Dilaporkan ke Polisi

Jakarta, Aktual.co — Pihak keluarga Tanti akan melaporkan balik pembantu rumah tangga, Rohayati (19) yang mengaku dianiaya majikannya di Kota Bekasi, Jawa Barat.
“Kami sudah memiliki pengacara dan sedang memproses laporan balik ke keluarga Rohayati atas tuduhan pencemaran nama baik dan juga fitnah,” kata Septian (27), putra bungsu Tanti di Bekasi, Rabu (10/12).
Menurut dia, pengakuan Rohayati yang dianiaya oleh Tanti dan Indah Saraswati yang merupakan kakaknya itu tidak benar dan hanya rekayasa.
“Tidak benar kalau kakak saya (Indah Sarawati) memukul Rohayati dengan penggaris besi dan gayung. Kami juga tidak pernah melakukan penyekapan serta meminta uang tebusan Rp10 juta kepada keluarga Rohayati,” katanya.
Menurut dia, tuduhan tersebut sejak beberapa hari ini muncul di sejumlah media massa dan membuat ibu kandunganya itu terpukul dan mengalami stres.
“Saya tidak mau dugaan kasus ini menjadi berita jilid dua kasus penganiayaan pembantu rumah tangga di Medan baru-baru ini.”
Septian justru menuding Rohayati menderita kleptomania atau gangguan mental yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri.
“Pas Rohayati mau pulang kampung saat Lebaran lalu, kita cek di tasnya dan ada guci yang pernah hilang di rumah kami, serta sejumlah baju kakak saya, berikut bumbu masak dan perlengkapan sabun mandi.”
Menurut dia, pihaknya merasa tidak terima dengan pengaduan keluarga Rohayati ke Mapolresta Bekasi Kota yang dianggap sarat dengan cerita rekayasa.
“Kami akan hadapi laporan ini di ranah hukum. Bahkan kami juga siap melaporkan balik perilaku Rohayati ke polisi,” katanya.
Sebelumnya, Rohayati mengaku telah menjadi korban penganiayaan majikan di tempatnya bekerja Perumahan Bumi Alam Indah, Blok B 24, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondokmelati.
Pihak keluarga pelapor menyertakan bukti rekam medis sejumlah luka di bagian tubuh Rohayati kepada kepolisian setempat.
Hingga kini penanganan dugaan kasus tersebut masih berjalan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Mapolresta Bekasi Kota.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

Ngaku di Aniaya, Rohayati Malah Dilaporkan ke Polisi

Jakarta, Aktual.co — Pihak keluarga Tanti akan melaporkan balik pembantu rumah tangga, Rohayati (19) yang mengaku dianiaya majikannya di Kota Bekasi, Jawa Barat.
“Kami sudah memiliki pengacara dan sedang memproses laporan balik ke keluarga Rohayati atas tuduhan pencemaran nama baik dan juga fitnah,” kata Septian (27), putra bungsu Tanti di Bekasi, Rabu (10/12).
Menurut dia, pengakuan Rohayati yang dianiaya oleh Tanti dan Indah Saraswati yang merupakan kakaknya itu tidak benar dan hanya rekayasa.
“Tidak benar kalau kakak saya (Indah Sarawati) memukul Rohayati dengan penggaris besi dan gayung. Kami juga tidak pernah melakukan penyekapan serta meminta uang tebusan Rp10 juta kepada keluarga Rohayati,” katanya.
Menurut dia, tuduhan tersebut sejak beberapa hari ini muncul di sejumlah media massa dan membuat ibu kandunganya itu terpukul dan mengalami stres.
“Saya tidak mau dugaan kasus ini menjadi berita jilid dua kasus penganiayaan pembantu rumah tangga di Medan baru-baru ini.”
Septian justru menuding Rohayati menderita kleptomania atau gangguan mental yang membuat penderitanya tidak bisa menahan diri untuk mencuri.
“Pas Rohayati mau pulang kampung saat Lebaran lalu, kita cek di tasnya dan ada guci yang pernah hilang di rumah kami, serta sejumlah baju kakak saya, berikut bumbu masak dan perlengkapan sabun mandi.”
Menurut dia, pihaknya merasa tidak terima dengan pengaduan keluarga Rohayati ke Mapolresta Bekasi Kota yang dianggap sarat dengan cerita rekayasa.
“Kami akan hadapi laporan ini di ranah hukum. Bahkan kami juga siap melaporkan balik perilaku Rohayati ke polisi,” katanya.
Sebelumnya, Rohayati mengaku telah menjadi korban penganiayaan majikan di tempatnya bekerja Perumahan Bumi Alam Indah, Blok B 24, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondokmelati.
Pihak keluarga pelapor menyertakan bukti rekam medis sejumlah luka di bagian tubuh Rohayati kepada kepolisian setempat.
Hingga kini penanganan dugaan kasus tersebut masih berjalan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Mapolresta Bekasi Kota.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

eSPeKaPe: Pertamina Sejatinya Dibangun Untuk Ekonomi dan Sosial

Jakarta, Aktual.co —   Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe) menegaskan bahwa Pertamina dibangun untuk orientasi ekonomi dan sosial, bahkan untuk ketahanan nasional.
 
“Pertamina yang dibangun 57 tahun lalu, tepatnya 10 Desember 1957, bukan hanya untuk orientasi ekonomi dengan mengejar profit saja, melainkan harus seiring dengan orientasi sosial. Pasalnya produk migas yang dibor dari perut bumi ini dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai amanat konstitusi”, ujar Ketua Umum eSPeKaPe Binsar Effendi Hutabarat di Jakarta, Rabu (10/11).
 
Menurutnya, Pertamina didirikan dari latar belakang nasionalisasi yang dikobarkan oleh Bung Karno. Latar belakangnya karena saat Trikora untuk merebut Irian Barat (sekarang Papua), pesawat perang TNI-AU yang mendarat lebih dulu di Makassar untuk isi bahan bakar avtur, tetapi di boikot oleh Shell BV yang milik Belanda. Sehingga pesawat perang TNI-AU tidak bisa melanjutkan penerbangannya untuk berperang dengan Belanda dalam perebutan kembali Irian Barat.

“Dari tindakan boikot Shell itulah, maka nasionalisasi migas diberlakukan atas instruksi Bung Karno”, terangnya.
 
Sekarang Pertamina yang sudah dialihkan jadi perseroan berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003 dan bersumberkan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas, yang menguburkan UU Pertamina No. 8 Tahun 1971 dengan membonsaikannya pola integrasi menjadi unbundling (dipecah-pecah).

“Bukan lalu hanya ditugasi mengejar untung tapi juga melaksanakan peran sosialnya seperti penyediaan dan pelayanan untuk BBM subsidi dan tabung gas elpiji 3 kilo”, tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

eSPeKaPe: Pertamina Sejatinya Dibangun Untuk Ekonomi dan Sosial

Jakarta, Aktual.co —   Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe) menegaskan bahwa Pertamina dibangun untuk orientasi ekonomi dan sosial, bahkan untuk ketahanan nasional.
 
“Pertamina yang dibangun 57 tahun lalu, tepatnya 10 Desember 1957, bukan hanya untuk orientasi ekonomi dengan mengejar profit saja, melainkan harus seiring dengan orientasi sosial. Pasalnya produk migas yang dibor dari perut bumi ini dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai amanat konstitusi”, ujar Ketua Umum eSPeKaPe Binsar Effendi Hutabarat di Jakarta, Rabu (10/11).
 
Menurutnya, Pertamina didirikan dari latar belakang nasionalisasi yang dikobarkan oleh Bung Karno. Latar belakangnya karena saat Trikora untuk merebut Irian Barat (sekarang Papua), pesawat perang TNI-AU yang mendarat lebih dulu di Makassar untuk isi bahan bakar avtur, tetapi di boikot oleh Shell BV yang milik Belanda. Sehingga pesawat perang TNI-AU tidak bisa melanjutkan penerbangannya untuk berperang dengan Belanda dalam perebutan kembali Irian Barat.

“Dari tindakan boikot Shell itulah, maka nasionalisasi migas diberlakukan atas instruksi Bung Karno”, terangnya.
 
Sekarang Pertamina yang sudah dialihkan jadi perseroan berdasarkan PP No. 31 Tahun 2003 dan bersumberkan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas, yang menguburkan UU Pertamina No. 8 Tahun 1971 dengan membonsaikannya pola integrasi menjadi unbundling (dipecah-pecah).

“Bukan lalu hanya ditugasi mengejar untung tapi juga melaksanakan peran sosialnya seperti penyediaan dan pelayanan untuk BBM subsidi dan tabung gas elpiji 3 kilo”, tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain