28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41091

Restui Eksekusi Mati, Amnesty Internasional: Ini Noda Kelam Pemerintahan Jokowi

Jakarta, Aktual.co —  Amnesty International minta Indonesia menghentikan eksekusi yang akan diterapkan kepada lima terpidana. Hal ini, menyusul pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengindikaskan,  3 Desember nanti, jika Presiden tidak akan memberikan grasi kepada siapapun yang dijatuhi hukuman mati untuk kejahatan terkait narkoba.
“Pemerintah harus secepatnya membatalkan rencana menjalankan eksekusi, mengingat Presiden Joko Widodo berkampanye dengan komitmen memperbaiki penghormatan atas hak asasi manusia, menggunakan hukuman mati akan menjadi noda serius pada catatan awal hak asasi manusianya di pemerintahan,” kata Rupert Abbott, Direktur Riset Amnesty International untuk Asia Tenggara dan Pasifik, dalam rilis yang diterima, Sabtu (6/12).
“Menangkal kejahatan serius adalah tujuan sah untuk pemerintahan yang baru, namun ini cara yang salah dalam mencapainya – hukuman mati tidak berhasil menjadi penghalang bagi kejahatan. Setiap eksekusi dipastikan juga menghalangi upaya pemerintah untuk melindungi warganegara Indonesia yang dijatuhi hukuman mati di luar negeri,” ujar Rupert Abbott.
Berdasarkan pemberitaan, satu dari lima orang yang terancam eksekusi dalam waktu dekat ditahan di Tangerang, Provinsi Banten, dua lagi di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, dan dua lainnya di Nusakambangan, Jawa Tengah. Dua dari Nusakambangan dilaporkan dihukum karena membunuh dan tiga lainnya karena kejahatan terkaitan narkotika dan obat/bahan berbahaya (narkoba).
Pemberitaan media lokal mengindikasikan tahanan hukuman mati kini telah dipindahkan ke ruang isolasi, karena persiapan untuk eksekusinya telah dimulai. Jaksa Agung Muda Pidana Umum, Basyuni Masyarif, minggu lalu mengkonfirmasi pemerintah berencana mengeksekusi lima orang sebelum akhir tahun.
Hingga hari ini, 140 negara telah menghapus hukuman mati untuk semua jenis kejahatan secara hukum atau praktik. Amnesty International menyerukan pihak berwenang Indonesia untuk mengikuti tren dunia ini dan menerapkan moratorium resmi untuk semua eksekusi dan meringankan semua hukuman mati sebagai langkah menuju penghapusan hukuman mati.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Gunung Sinabung ‘Batuk’ Lagi

Medan, Aktual.co — Setelah beberapa pekan terakhir mengalami penurunan aktifitas, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut kembali ‘batuk’ dengan mengeluarkan guguran awan panas.
“Awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 3.500 kearah selatan, untuk tinggi kolom nya maksimal 1.000 meter. Arah angin dominan ke timur tenggara dan timur laut,” ujar petugas pemantau Gunung Sinabung, Ifan saat dihubungi dari Medan, Sabtu (6/11) malam.
Disebutkan, guguran awan panas dan kolum itu terjadi sebanyak 11 kali. “Hari ini terekam 11 kali awan panas guguran,” sebutnya.
Kata Ifan, guguran awan panas mengarah selatan dan tenggara itu tidak menyentuh pemukiman masyarakat.
“Tidak menyentuh pemukiman masyarakat, kearah Selatan dan Tenggara di radius 5 kilometer sudah diungsikan. Tidak ada perubahan status dari Siaga (III),” terang Ifan.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Gunung Sinabung ‘Batuk’ Lagi

Medan, Aktual.co — Setelah beberapa pekan terakhir mengalami penurunan aktifitas, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut kembali ‘batuk’ dengan mengeluarkan guguran awan panas.
“Awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal 3.500 kearah selatan, untuk tinggi kolom nya maksimal 1.000 meter. Arah angin dominan ke timur tenggara dan timur laut,” ujar petugas pemantau Gunung Sinabung, Ifan saat dihubungi dari Medan, Sabtu (6/11) malam.
Disebutkan, guguran awan panas dan kolum itu terjadi sebanyak 11 kali. “Hari ini terekam 11 kali awan panas guguran,” sebutnya.
Kata Ifan, guguran awan panas mengarah selatan dan tenggara itu tidak menyentuh pemukiman masyarakat.
“Tidak menyentuh pemukiman masyarakat, kearah Selatan dan Tenggara di radius 5 kilometer sudah diungsikan. Tidak ada perubahan status dari Siaga (III),” terang Ifan.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Wapres Minta Kementan Merevitalisasi P3GI

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Kementerian Pertanian merevitalisasi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) agar menjadi lembaga riset gula yang mumpuni dan berguna bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama petani tebu.
Wapres menyampaikan hal itu kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Malang, Sabtu, sebagai salah satu evaluasi hasil rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Menurut Wapres, lembaga riset pergulaan yang berdiri sejak 1887, saat ini belum mencerminkan lembaga penelitian yang maju dan modern. “Banyak dia punya bahan-bahan sudah ‘expired’ (kadaluarsa) 20 tahun lalu, botolnya expired 20 tahun lalu bagaimana. Semua harus direhab. Ini menyangkut kehidupan jutaan orang,” kata Wapres.
Untuk itu, Wapres menginginkan mengembalikan lembaga tersebut menjadi lembaga nirlaba fokus pada penelitian gula yang dapat berada langsung di bawah Kementerian Pertanian sehingga mendapatkan pendanaan yang memadai. Saat ini status P3GI tidak jelas antara BUMN ataupun swasta.
“Pusat penelitian gula tidak diambil alih karena itu milik pemerintah, tapi ngambang statusnya. Milik pemerintah tapi di bawah cucu perusahaan perkebunan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Wapres Minta Kementan Merevitalisasi P3GI

Jakarta, Aktual.co — Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta Kementerian Pertanian merevitalisasi Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) agar menjadi lembaga riset gula yang mumpuni dan berguna bagi peningkatan kesejahteraan rakyat, terutama petani tebu.
Wapres menyampaikan hal itu kepada wartawan di Pendopo Kabupaten Malang, Sabtu, sebagai salah satu evaluasi hasil rangkaian kunjungan kerjanya di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Menurut Wapres, lembaga riset pergulaan yang berdiri sejak 1887, saat ini belum mencerminkan lembaga penelitian yang maju dan modern. “Banyak dia punya bahan-bahan sudah ‘expired’ (kadaluarsa) 20 tahun lalu, botolnya expired 20 tahun lalu bagaimana. Semua harus direhab. Ini menyangkut kehidupan jutaan orang,” kata Wapres.
Untuk itu, Wapres menginginkan mengembalikan lembaga tersebut menjadi lembaga nirlaba fokus pada penelitian gula yang dapat berada langsung di bawah Kementerian Pertanian sehingga mendapatkan pendanaan yang memadai. Saat ini status P3GI tidak jelas antara BUMN ataupun swasta.
“Pusat penelitian gula tidak diambil alih karena itu milik pemerintah, tapi ngambang statusnya. Milik pemerintah tapi di bawah cucu perusahaan perkebunan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Oplosan Kembali Makan Korban, PBNU: Ini Karena Pemerintah Tak Tegas

Jakarta, Aktual.co —  Ketua Umum PBNU Prof KH Said Aqil Siradj menilai maraknya peredaran minuman keras di masyarakat karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintah dan aparat hukum dalam memberikan hukuman kepada pelakunya.
“Kasus-kasus minuman keras oplosan terjadi karena pemerintah tidak memberikan tindakan hukum yang tegas terhadap para pelaku, padahal sudah banyak korban yang berjatuhan karena mengonsumsi minuman beralkohol tersebut,” kata Said Aqil Siradj di Mataram, Sabtu (6/12).
Menurut dia, banyak peraturan daerah maupun peraturan hukum yang mengatur soal minuman keras, namun tidak satu pun yang dapat mencegah maupun memberikan efek jera terhadap para pelaku, meski pun banyak jatuh korban jiwa.
“Kalau hukum masih saja tetap seperti itu, maka jangan heran kasus-kasus seperti ini akan terus terjadi,” ucapnya.
Ia meminta pemerintah dan aparat keamanan dapat memberikan hukuman yang setimpal terhadap para pelaku. Sebab, akibat peredaran minuman keras tersebut, masyarakat menjadi korban.
Untuk mengatasi peredaran minuman keras, Said Aqil mendukung usulan penggunaan minuman keras beralkohol oplosan harus dilarang melalui aturan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah agar tidak ada lagi jatuh korban tewas.
“Saya sangat mendukung kalau ada perubahan aturan mengenai peredaran minuman keras ini,” ucapnya.
Sebelumnya, pada Kamis (4/12), korban minuman keras oplosan di Garut, Jawa Barat, tercatat 25 orang. Sementara di Sumedang, korban minuman keras oplosan atau yang biasa disebut “cherrybelle” tercatat delapan orang tewas.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

Berita Lain