27 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41114

Walikota Tangerang Minta PNS Tinggalkan Mental Priyayi

Jakarta, Aktual.co — Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, meminta kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk meninggalkan mental priyayi.
“Tinggalkan mentalitas priyayi atau penguasa, jadilah birokrat yang melayani dan mengabdi dengan sepenuh hati untuk kejayaan bangsa dan kesejahteraan masyarakat.” kata di Tangerang, Sabtu (6/12).
Ia mengatakan, komitmen untuk memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat harus ditunjang oleh keberadaan aparatur yang profesional dan berkualitas.
Lalu, seorang birokrat harus dapat memberikan pelayanan yang makin cepat, makin akurat, makin murah dan makin baik.
Dalam mewujudkan harapan tersebut, Korpri yang merupakan organisasi yang mewadahi PNS dapat memahami dan melaksanakan penataan birokrasi yang bersih, kompeten dan mampu melayani masyarakat dengan cepat.
“Dan hal itu membutuhkan pegawai yang punya budaya kerja yang lebih gigih, cerdas, inovatif dan tanggap terhadap dinamika perubahan lingkungan.” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kota Tangerang, Dadi Budaeri, menambahkan, sebagai abdi negara, abdi masyarakat dan abdi pemerintah, jajaran korpri harus dapat menjadi panutan dan tauladan bagi perubahan.
Oleh Karena itu, perkuat koordinasi, integrasi dan sinergi dalam rangka mempercepat target pembangunan yang diharapkan oleh masyarakat. “Jaga kode etik dan selalu berpegang teguh pada panca prasetya korpri,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Program Pengabdian Masyarakat, FTUI Kembangkan Kincir Angin di Bekasi

Jakarta, Aktual.co —Dosen dan Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Tehnik Universitas Indonesia (FTUI) mengembangkan Daerah Ekowisata di Kampung Bungin, Muara Gembong, Bekasi Melalui Program Pengabdian Masyarakat Berbasis Kincir Angin.
“Pemilihan Kampung Bungin sebagai daerah pengabdian adalah untuk meningkatkan kemandirian energi daerah, meningkatkan perekonomian warga, dan membuka mata berbagai kalangan untuk menyelamatkan lingkungan di sekitar pesisir pantai,” kata Guru Besar Bidang Teknik Mesin FTUI Prof. Dr. Adi Surjosatyo di kampus UI Depok, Sabtu (6/12).
Ia mengatakan potensi angin Kampung Bungin yang kecepatannya berkisar diantara 1-10 m/s, sangat potensial untuk memenuhi kebutuhan turbin angin yang akan menghasilkan energi listrik.
Menurut dia perubahan arah angin pada saat munson timur dan munson barat dengan kecepatan yang tidak jauh berbeda dan kondisi angin yang bertiup dari pagi hari (09.00) hingga malam hari (24.00) menjadikan Kampung Bungin sangat potensial untuk dapat dipasang sistem pembangkit listrik tenaga angin/turbin angin.
“Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang dirancang oleh Tim Perancang Turbin Angin FTUI merupakan sistem dengan kapasitas 500 Watt,” jelasnya.
Ia mengatakan Tower Turbin Angin dirancang dengan tinggi tower 9 meter dan dibagi menjadi 6 bagian (tinggi 1.5m untuk setiap bagiannya) untuk memudahkan mobilisasi dan menggunakan pondasi yang kokoh.
Sistem pembangkit ini akan mulai menghasilkan energi listrik pada kecepatan 3 m/s (Cut-in Speed) dan akan berhenti menghasilkan listrik untuk keamanan sistem pada kecepatan 12 m/s. Generator yang dipakai adalah tipe Permanent Magnet Generator (PMG) kapasitas 500 Watt 24VAC 3-Phase.
Kemudian lanjutnya untuk sistem kelistrikan dan kontrolnya akan mengonversi listrik menjadi arus DC 24V. Sehingga apabila ingin digunakan sebagai listrik rumah, maka menggunakan inverter. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin ini merupakan kerjasama Tim Perancang Turbin Angin FTUI (Wind Energy Team UI) dengan Lentera Angin Nusantara (LAN).
Untuk sistem Pemeliharaan dan Perawatan Turbin Angin menggunakan tipe Preventive Maintenance. Pengecekan pada seluruh komponen Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Angin dilakukan setiap 1 bulan dan maintenance akan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Lebih lanjut ia mengatakan sistem Pemeliharaan dan Pengoperasian akan melibatkan warga yang dilatih untuk mengoperasikan dan merawat, meliputi pelatihan pengoperasian dan pengecekan kelistrikan, pemeliharaan komponen (tower, pondasi, turbin, generator, sistem kelistrikan), dan pengukuran kecepatan serta arah angin. Sehingga diharapkan warga mampu mengoperasikan dan memelihara secara mandiri.
Pengembangan Kincir Angin ini berawal dari keikutsertaan pada Kompetisi Kincir Angin Indonesia di Bantul, Yogyakarta, Agung Hartansyah, Hafif Dafiqurrohman, Steven Lee, Ahmad Dien Warits, Muhammad Safhire, Dhedhe Rodat Prasetyo, dan Felly Rihlat Gibran Simatupang; para mahasiswa Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI); merasa tertantang untuk mengembangkan potensi kincir angin lebih lanjut terutama kegunaan kincir angin sebagai salah satu sumber energi terbarukan.
Para mahasiswa berpartisipasi dalam Program Pengabdian Masyarakat UI yaitu: Community Engagement Grants (CEGs) Problem Based.
Ketua RT setempat Basir berharap dari pembangkit listrik ini walaupun skala kecil, namun nanti bisa membantu kegiatan-kegiatan masyarakat di sini. Selain dari penerangan mungkin juga bisa membantu untuk kegiatan usaha swasta, seperti pengeringan ikan saat musim hujan dan air bersih siap minum.
“Tentu itu harapan kami sebagai masyarakat cilik yang ada di muara pesisir pantai ini,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Program Pengabdian Masyarakat, FTUI Kembangkan Kincir Angin di Bekasi

Jakarta, Aktual.co —Dosen dan Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Tehnik Universitas Indonesia (FTUI) mengembangkan Daerah Ekowisata di Kampung Bungin, Muara Gembong, Bekasi Melalui Program Pengabdian Masyarakat Berbasis Kincir Angin.
“Pemilihan Kampung Bungin sebagai daerah pengabdian adalah untuk meningkatkan kemandirian energi daerah, meningkatkan perekonomian warga, dan membuka mata berbagai kalangan untuk menyelamatkan lingkungan di sekitar pesisir pantai,” kata Guru Besar Bidang Teknik Mesin FTUI Prof. Dr. Adi Surjosatyo di kampus UI Depok, Sabtu (6/12).
Ia mengatakan potensi angin Kampung Bungin yang kecepatannya berkisar diantara 1-10 m/s, sangat potensial untuk memenuhi kebutuhan turbin angin yang akan menghasilkan energi listrik.
Menurut dia perubahan arah angin pada saat munson timur dan munson barat dengan kecepatan yang tidak jauh berbeda dan kondisi angin yang bertiup dari pagi hari (09.00) hingga malam hari (24.00) menjadikan Kampung Bungin sangat potensial untuk dapat dipasang sistem pembangkit listrik tenaga angin/turbin angin.
“Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin yang dirancang oleh Tim Perancang Turbin Angin FTUI merupakan sistem dengan kapasitas 500 Watt,” jelasnya.
Ia mengatakan Tower Turbin Angin dirancang dengan tinggi tower 9 meter dan dibagi menjadi 6 bagian (tinggi 1.5m untuk setiap bagiannya) untuk memudahkan mobilisasi dan menggunakan pondasi yang kokoh.
Sistem pembangkit ini akan mulai menghasilkan energi listrik pada kecepatan 3 m/s (Cut-in Speed) dan akan berhenti menghasilkan listrik untuk keamanan sistem pada kecepatan 12 m/s. Generator yang dipakai adalah tipe Permanent Magnet Generator (PMG) kapasitas 500 Watt 24VAC 3-Phase.
Kemudian lanjutnya untuk sistem kelistrikan dan kontrolnya akan mengonversi listrik menjadi arus DC 24V. Sehingga apabila ingin digunakan sebagai listrik rumah, maka menggunakan inverter. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Angin ini merupakan kerjasama Tim Perancang Turbin Angin FTUI (Wind Energy Team UI) dengan Lentera Angin Nusantara (LAN).
Untuk sistem Pemeliharaan dan Perawatan Turbin Angin menggunakan tipe Preventive Maintenance. Pengecekan pada seluruh komponen Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Angin dilakukan setiap 1 bulan dan maintenance akan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
Lebih lanjut ia mengatakan sistem Pemeliharaan dan Pengoperasian akan melibatkan warga yang dilatih untuk mengoperasikan dan merawat, meliputi pelatihan pengoperasian dan pengecekan kelistrikan, pemeliharaan komponen (tower, pondasi, turbin, generator, sistem kelistrikan), dan pengukuran kecepatan serta arah angin. Sehingga diharapkan warga mampu mengoperasikan dan memelihara secara mandiri.
Pengembangan Kincir Angin ini berawal dari keikutsertaan pada Kompetisi Kincir Angin Indonesia di Bantul, Yogyakarta, Agung Hartansyah, Hafif Dafiqurrohman, Steven Lee, Ahmad Dien Warits, Muhammad Safhire, Dhedhe Rodat Prasetyo, dan Felly Rihlat Gibran Simatupang; para mahasiswa Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI); merasa tertantang untuk mengembangkan potensi kincir angin lebih lanjut terutama kegunaan kincir angin sebagai salah satu sumber energi terbarukan.
Para mahasiswa berpartisipasi dalam Program Pengabdian Masyarakat UI yaitu: Community Engagement Grants (CEGs) Problem Based.
Ketua RT setempat Basir berharap dari pembangkit listrik ini walaupun skala kecil, namun nanti bisa membantu kegiatan-kegiatan masyarakat di sini. Selain dari penerangan mungkin juga bisa membantu untuk kegiatan usaha swasta, seperti pengeringan ikan saat musim hujan dan air bersih siap minum.
“Tentu itu harapan kami sebagai masyarakat cilik yang ada di muara pesisir pantai ini,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

DPR Ragukan Kredibelitas Tim RTKM

Jakarta, Aktual.co — DPR RI mempertanyakan posisi dan rekam jejak Daniel Purba dalam Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang diketuai Faisal Basri.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi VII Kardaya Warnika, dalam diskusi di sebuah resto di Jakarta, Sabtu (6/12).
Kata mantan Kepala BP Migas ini, tim ini merupakan bagian dari pemerintah, maka pemrintah wajib juga untuk membuka catatan semua anggota Tim ini, dengan tujuan ingin sama-sama berantas mafia.
“Apa yang dikatakan pak Fahmi (anggota TRTKM) ini, saya belum yakin sepenuhnya,” ujarnya.
Kalau tim mengatakan bahwa fungsi Daniel Purba sebagai pihak yang paham akan modus para mafia migas, DPR akan pertanyakan statemen itu. “Kalau alasannya Pak Daniel pernah menjabat di Petral dan tahu semua mafia minyak, saya masih meragukan,” ungkapnya.
Seperti diketahui, ‎beberapa waktu lalu Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menyebutkan Hin Leong Trading Ltd dalam membeli minyak yang telah diolah untuk dibawa ke Indonesia. Akan tetapi  Faisal Basri bilang Hin Leong Perusahaan Kredibel.
Siapakah Hin Leong Trading Ltd? Hin Leong adalah perusahaan Trader dan Storage di singapura paling besar untuk dagang solar
Perusahaan ini terkenal suka membeli solar selundupan dari indonesia Mereka suka menaikan harga MOPS sehingga merugikan Indonesia.
Dari informasi yang diperoleh, waktu Daniel Purba jadi VP Petral dibawah Ari soemarno sewaktu menjabat director di Petral dan Dirut Pertamina, semua solar impor dibeli dari Hin Leong yang “berteman” dengan Daniel Purba
Maka itu seharusnya KPK audit kekayaan daniel purba yang sekarang menjadi anggota tim reformasi migas dibawah Faisal Basri.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

DPR Ragukan Kredibelitas Tim RTKM

Jakarta, Aktual.co — DPR RI mempertanyakan posisi dan rekam jejak Daniel Purba dalam Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang diketuai Faisal Basri.
Hal itu disampaikan Ketua Komisi VII Kardaya Warnika, dalam diskusi di sebuah resto di Jakarta, Sabtu (6/12).
Kata mantan Kepala BP Migas ini, tim ini merupakan bagian dari pemerintah, maka pemrintah wajib juga untuk membuka catatan semua anggota Tim ini, dengan tujuan ingin sama-sama berantas mafia.
“Apa yang dikatakan pak Fahmi (anggota TRTKM) ini, saya belum yakin sepenuhnya,” ujarnya.
Kalau tim mengatakan bahwa fungsi Daniel Purba sebagai pihak yang paham akan modus para mafia migas, DPR akan pertanyakan statemen itu. “Kalau alasannya Pak Daniel pernah menjabat di Petral dan tahu semua mafia minyak, saya masih meragukan,” ungkapnya.
Seperti diketahui, ‎beberapa waktu lalu Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri menyebutkan Hin Leong Trading Ltd dalam membeli minyak yang telah diolah untuk dibawa ke Indonesia. Akan tetapi  Faisal Basri bilang Hin Leong Perusahaan Kredibel.
Siapakah Hin Leong Trading Ltd? Hin Leong adalah perusahaan Trader dan Storage di singapura paling besar untuk dagang solar
Perusahaan ini terkenal suka membeli solar selundupan dari indonesia Mereka suka menaikan harga MOPS sehingga merugikan Indonesia.
Dari informasi yang diperoleh, waktu Daniel Purba jadi VP Petral dibawah Ari soemarno sewaktu menjabat director di Petral dan Dirut Pertamina, semua solar impor dibeli dari Hin Leong yang “berteman” dengan Daniel Purba
Maka itu seharusnya KPK audit kekayaan daniel purba yang sekarang menjadi anggota tim reformasi migas dibawah Faisal Basri.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

DPR Ragukan Tim RTKM Bentukan Menteri ESDM

Jakarta, Aktual.co —Pembentukan tim reformasi tata kelola migas (RTKM) oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, terus menuai pertanyaan di publilk. Pasalnya, salah satu tupoksi dari tim RKTM ini adalah untuk memberantas mafia migas, khususnya di dalam internal Petral yang berada di bawah pertamina.
Ketua Komisi VII DPR RI, Kardaya Warnika meragukan tim RKTM itu, sebab tupoksinya saja masuk dalam kawasan kementerian BUMN, sedangkan tim ini berada di yuridiksi Kementerian ESDM.
“Seingat saya tim ini dibentuk oleh menteri ESDM dan itu di bawah yurisdiksi ESDM. Pertanyanya, apakah nanti bisa mengurusi (kewenangan) menteri BUMN, karena masuk Petral itu merupakan anak buah Pertamina,” kata Kardaya dalam acara diskusi, di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (6/12).
“Tim pemerintah ini disebut adhoc enam bulan dan itu harus taat azas dan aturannya,” tambah dia.
Tidak hanya itu, sambung dia, jugaa meragukan kekuatan dari tim yang dipimpin oleh Faisal Basri tersebut. Sebab, tim yang minimalis ini harus menangani permasalah yang rumit dan banyak.
“Belakangan saya melihat tim ini seperti doa sapu jagad. Saya liat tim ini bisa mampu berantas semuanya saya liat timnya cuma seberapa tapi masalahnya banyak. Kalau tidak punya kekuatan lebih lanjut ya percuma tim ini dibentuk,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid

Berita Lain