25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41137

Kodam IV Diponegoro Bantah Insiden Paspampres Pukul Ajudan Kapolda Metro Jaya

Semarang, Aktual.co — Insiden pemukulan Paspampres Jokowi terhadap ajudan Kapolda Metro Jaya, Iptu Reza Fahlevi di Graha Cendikia Akademi Kepolisian Semarang dibantah Kodam IV/ Diponegoro. 
Insiden terjadi saat Presiden RI Joko Widodo menggelar pertemuan tertutup dengan jajaran petinggi kepolisian se-Indonesia di Graha Cendikia Akpol Semarang pada Selasa (2/12).
“Nggak ada pemukulan. Setau saya tidak ada pemukulan,” kata Kepala Penerangan Kodam IV/ Diponegoro, Kolonel Arh Elphis Rudy, saat dihubungi di Semarang, Jumat (5/12).
Sebelumnya tersiar kabar bahwa Komandan Grup A Paspampres, Kolonel Infanteri Maruli Simanjuntak, memukul anggota Staf Pribadi Kapolda Metro Jaya, Iptu Reza Fahlevi.
Insiden ini dipicu akibat Reza masuk ke dalam ruangan dengan tetap membawa senjata. Padahal, Maruli sudah menegur Reza, namun tidak diindahkan. Maruli pun dikabarkan marah dan memukul Reza.
Menurut Elphis, pertemuan tersebut memang  melarang siapapun masuk kecuali petinggi-petinggi Polri yang memiliki identitas khusus yang diberikan oleh Polda Jawa Tengah. 
“Jadi waktu itu kan dinyatakan tertutup bagi siapapun, kecuali peserta memakai id card, itu pun sudah diseleksi dari polda jateng dan panitia. Paspampres juga sudah sepakat yang boleh masuk siapa saja. Kalau ada ajudan, ada sespri itu yang ikut masuk disuruh keluar,” ujar Elphis menambahkan.
Namun, Elphis menduga karena Reza merasa sebagai ajudan Kapolda Metro Jaya, yang bersangkutan bertahan untuk masuk ke dalam ruang pertemuan. “Ajudan mungkin merasa apa, jadi tetap bertahan. Sehingga yang namanya Paspampres itu kan cuman melaksanakan tugasnya.”

Artikel ini ditulis oleh:

Kodam IV Diponegoro Bantah Insiden Paspampres Pukul Ajudan Kapolda Metro Jaya

Semarang, Aktual.co — Insiden pemukulan Paspampres Jokowi terhadap ajudan Kapolda Metro Jaya, Iptu Reza Fahlevi di Graha Cendikia Akademi Kepolisian Semarang dibantah Kodam IV/ Diponegoro. 
Insiden terjadi saat Presiden RI Joko Widodo menggelar pertemuan tertutup dengan jajaran petinggi kepolisian se-Indonesia di Graha Cendikia Akpol Semarang pada Selasa (2/12).
“Nggak ada pemukulan. Setau saya tidak ada pemukulan,” kata Kepala Penerangan Kodam IV/ Diponegoro, Kolonel Arh Elphis Rudy, saat dihubungi di Semarang, Jumat (5/12).
Sebelumnya tersiar kabar bahwa Komandan Grup A Paspampres, Kolonel Infanteri Maruli Simanjuntak, memukul anggota Staf Pribadi Kapolda Metro Jaya, Iptu Reza Fahlevi.
Insiden ini dipicu akibat Reza masuk ke dalam ruangan dengan tetap membawa senjata. Padahal, Maruli sudah menegur Reza, namun tidak diindahkan. Maruli pun dikabarkan marah dan memukul Reza.
Menurut Elphis, pertemuan tersebut memang  melarang siapapun masuk kecuali petinggi-petinggi Polri yang memiliki identitas khusus yang diberikan oleh Polda Jawa Tengah. 
“Jadi waktu itu kan dinyatakan tertutup bagi siapapun, kecuali peserta memakai id card, itu pun sudah diseleksi dari polda jateng dan panitia. Paspampres juga sudah sepakat yang boleh masuk siapa saja. Kalau ada ajudan, ada sespri itu yang ikut masuk disuruh keluar,” ujar Elphis menambahkan.
Namun, Elphis menduga karena Reza merasa sebagai ajudan Kapolda Metro Jaya, yang bersangkutan bertahan untuk masuk ke dalam ruang pertemuan. “Ajudan mungkin merasa apa, jadi tetap bertahan. Sehingga yang namanya Paspampres itu kan cuman melaksanakan tugasnya.”

Artikel ini ditulis oleh:

Kado Untuk Cak Munir

Jakarta, Aktual.co —Munir Said Thalib yang ada di surga, namamu selalu menjadi petanda lahir dan tumbangnya sebuah rezim.

Sejak 7 September 2004 surat Yassin di bacakan oleh kedua orang yang tidak pernah kau kenal dekat, diatas langit Rumania, namamu selalu kembali. Setiap tahun tanggal 7 September selalu ada saja orang yang bersila untuk mengingat seorang pembela apa yang disebut Hak Asasi Manusia (HAM).

Di dalam pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 974 tujuan Amsterdam kau meregang nyawa. Sekelompok orang secara terorganisir memang sudah lama ingin kau tiada. Seperti yang sudah banyak diungkap dalam persidangan ada empat cara mereka siapkan untuk membungkam teriakanmu.

Mereka yang berbadan tegap, terbiasa pegang senjata ingin sekali melumpuhkan tubuhmu yang kurus. Setiap kali mengingat detik-detik terakhir di dalam pesawat yang akan membawamu menempuh pendidikan lanjutan  studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda itu kita akan kembali berduka. Republik yang sudah 10 tahun kehilangan dirimu tidak pernah tuntas mengungkap siapa dalam pembungkaman keji itu. Kita cuman tahu kau dibunuh saat Negara ini dipimpin oleh Presiden Megawati Seokarnoputri.

Selama 10 tahun kepergianmu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lah yang sedikit membuka tabir pelaku terorganisir itu hingga menyeret Pollycarpus Budihari Priyanto. Pilot pesawat Garuda Indonesia yang ternyata bekerja untuk Badan Intelejen Negera (BIN). Polly tidak bekerja ada sendiri. Ada sejumlah pihak dari lembaga telik sandi itu diperiksa oleh Bareskrim Polri. Namun cuman Polly yang masuk bui.

Hingga kini kita semua tidak pernah tahu kenapa Munir harus dibungkam. Kita hanya tahu kau selalu ada digaris terdepan saat membela mereka yang lemah. Mereka yang kehilangan pegangan. Mereka yang hak paling dasarnya direbut oleh kuasa yang biadab. Marsinah, Muchtar Pakpahan dan mahasiswa yang hilang dalam kemelut reformasi itu semua adalah torehan pembelaanmu pada kanvas republik yang Kita selalu mengenang torehan itu. Karya besar manusia mulia yang bulan ini, 8 Desember tepatnya merayakan hari lahirnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya tidak aka nada pesta. Tapi pemerintahan baru Presiden Joko Widodo seperti ingin memberimu kado. Hadiah yang mengguncang batas kesadaran manusia. Pollycarpus ia bebaskan.

Polly seperti kata Menteri Hukum dan HAM Yassona Hamonangan Loly memang pantas bebas. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu  hanya menyebut apa yang dilakukan Polly hanya kejahatan pidana umum biasa.”Yang dilakukan Pollycarpus itu pidana umum biasa, yaitu pembunuhan dan dihukum melalui Peninjauan Kembali yang kedua yaitu 14 tahun,” katanya.

Pernyataan yang tentu kembali menambah duka. Janji pemerintahan baru menuntaskan kasus HAM sepertinya tidak perlu lagi ditagih. Omong besar itu cuman janji. Saat ini Polly sudah keluar dari bui. Kini kita tahu sebagian dari mereka kembali berjaya. Menjadi pembisik Presiden dan kembali akan memimpin lembaga telik sandi sebagian dari mereka. Semoga kau tenang disana.

Artikel ini ditulis oleh:

Kado Untuk Cak Munir

Jakarta, Aktual.co —Munir Said Thalib yang ada di surga, namamu selalu menjadi petanda lahir dan tumbangnya sebuah rezim.

Sejak 7 September 2004 surat Yassin di bacakan oleh kedua orang yang tidak pernah kau kenal dekat, diatas langit Rumania, namamu selalu kembali. Setiap tahun tanggal 7 September selalu ada saja orang yang bersila untuk mengingat seorang pembela apa yang disebut Hak Asasi Manusia (HAM).

Di dalam pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 974 tujuan Amsterdam kau meregang nyawa. Sekelompok orang secara terorganisir memang sudah lama ingin kau tiada. Seperti yang sudah banyak diungkap dalam persidangan ada empat cara mereka siapkan untuk membungkam teriakanmu.

Mereka yang berbadan tegap, terbiasa pegang senjata ingin sekali melumpuhkan tubuhmu yang kurus. Setiap kali mengingat detik-detik terakhir di dalam pesawat yang akan membawamu menempuh pendidikan lanjutan  studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda itu kita akan kembali berduka. Republik yang sudah 10 tahun kehilangan dirimu tidak pernah tuntas mengungkap siapa dalam pembungkaman keji itu. Kita cuman tahu kau dibunuh saat Negara ini dipimpin oleh Presiden Megawati Seokarnoputri.

Selama 10 tahun kepergianmu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lah yang sedikit membuka tabir pelaku terorganisir itu hingga menyeret Pollycarpus Budihari Priyanto. Pilot pesawat Garuda Indonesia yang ternyata bekerja untuk Badan Intelejen Negera (BIN). Polly tidak bekerja ada sendiri. Ada sejumlah pihak dari lembaga telik sandi itu diperiksa oleh Bareskrim Polri. Namun cuman Polly yang masuk bui.

Hingga kini kita semua tidak pernah tahu kenapa Munir harus dibungkam. Kita hanya tahu kau selalu ada digaris terdepan saat membela mereka yang lemah. Mereka yang kehilangan pegangan. Mereka yang hak paling dasarnya direbut oleh kuasa yang biadab. Marsinah, Muchtar Pakpahan dan mahasiswa yang hilang dalam kemelut reformasi itu semua adalah torehan pembelaanmu pada kanvas republik yang Kita selalu mengenang torehan itu. Karya besar manusia mulia yang bulan ini, 8 Desember tepatnya merayakan hari lahirnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya tidak aka nada pesta. Tapi pemerintahan baru Presiden Joko Widodo seperti ingin memberimu kado. Hadiah yang mengguncang batas kesadaran manusia. Pollycarpus ia bebaskan.

Polly seperti kata Menteri Hukum dan HAM Yassona Hamonangan Loly memang pantas bebas. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu  hanya menyebut apa yang dilakukan Polly hanya kejahatan pidana umum biasa.”Yang dilakukan Pollycarpus itu pidana umum biasa, yaitu pembunuhan dan dihukum melalui Peninjauan Kembali yang kedua yaitu 14 tahun,” katanya.

Pernyataan yang tentu kembali menambah duka. Janji pemerintahan baru menuntaskan kasus HAM sepertinya tidak perlu lagi ditagih. Omong besar itu cuman janji. Saat ini Polly sudah keluar dari bui. Kini kita tahu sebagian dari mereka kembali berjaya. Menjadi pembisik Presiden dan kembali akan memimpin lembaga telik sandi sebagian dari mereka. Semoga kau tenang disana.

Artikel ini ditulis oleh:

Tiga Perusahaan Asing Lirik Potensi Biomassa Riau

Jakarta, Aktual.co — Tiga perusahaan asing tertarik untuk berinvestasi mengolah biomassa sebagai sumber energi pembangkit listrik di Provinsi Riau.

“Sebenarnya ada tiga perusahaan, yakni Ferrostaal, Maxxtec, dan Aprovis Energy System yang tertarik dengan potensi biomassa Riau. Akan tetapi, baru Ferrostal yang menawarkan kerja sama dengan kami,” kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Riau, Irhas Irfan, kepada wartawan di Pekanbaru, Jumat (5/12).

Menurut dia, Ferrostaal adalah perusahaan dari Jerman yang berencana memberikan skema pembiayaan untuk menggunakan potensi biomassa sebagai sumber energi pembangkit listrik. Ferrostaal telah memiliki dua anak usaha di Indonesia, yaitu PT Ferrostaal Indonesia dan PT Ferrostaal Equipment Industries.

Anak usaha yang pertama bergerak pada bidang pembangkit listrik, minyak dan gas, pertambangan, petrokimia, serta industries services.

Dalam skema kerja sama tersebut, lanjutnya, Pemprov Riau akan mengajukan mitra dari BUMD yaitu PT Pengembangan Investasi Riau. Ia mengatakan kemitraan kedua perusahaan tersebut akan membentuk badan usaha baru. Opsi lainnya adalah menunjuk BUMD lainnya sebagai pelaksana proyek.

Dengan begitu BUMD di Riau bisa berkembang dan tidak bergantung dari pembiayaan dana dari APBD.

“Dilibatkannya BUMD dalam kerja sama ini akan memberikan keuntungan tambahan bagi daerah, karena perusahaan daerah tidak lagi bergantung kepada APBD dan mampu memberikan dividen,” kata Irhas.

Dalam data BPMPD, luas perkebunan kelapa sawit di Riau mencapai 2,2 juta hektare sehingga ada potensi 16,23 juta meter kubik limbah cair sawit yang dapat dimanfaatkan menjadi listrik hingga sebesar 90 megawatt (MW). Sedangkan, selama ini limbah sawit belum dimanfaatkan secara optimal bahkan lebih banyak terbuang dan diekspor ke negara lain.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Pemkot Pekalongan Minta Pengalihan Alokasi Solar untuk Nelayan

Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, meminta Pertamina agar mengalihkan jatah alokasi solar bersubsidi di darat kepada kebutuhan para nelayan.
Pelaksana tugas Dinas Perikanan, Peternakan, dan Kelautan Kota Pekalongan, Aris Sidharcahya mengatakan bahwa saat ini para nelayan sedang mengalami kesulitan pasokan solar sehingga pasokan solar di darat dapat dialihkan kepada para nelayan.
“Untuk mengantisipasi berkurangnya alokasi solar nelayan pada Desember 2014, kami berupaya minta jatah solar bersusidi yang dilokasikan di darat untuk dialihkan ke laut dan diperuntukkan bagi nelayan,” kata dia.
Menurut dia, alokasi solar untuk darat selalu tersisa setiap bulannya padahal jika kuota solar tersisa harus dikembalikan pada Pertamina dan tidak bisa ditarik lagi.
“Oleh karena itu, daripada tersisa dan dikembalikan maka kami mencoba supaya dialihkan ke laut. Alokasi solar untuk para nelayan memang masih ada tetapi tidak mencukupi hingga akhir tahun 2014,” ujarnya.
Alokasi solar untuk nelayan selalu habis saat musim panen ikan yaitu menjelang akhir tahun. Namun saat kondisi sepi pada awal tahun alokasi solar justru tersedia.
“Kondisi demikian sudah disiasati oleh SPBB dengan menarik alokasi pada bulan di awal tahun untuk ditambahkan ke bulan diakhir tahun tetapi kini kembali dilarang oleh Pertamina.”

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain