25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41140

Kabinet Kerja Tak Sowan, KPK Mulai Pertanyakan Komitmen Jokowi

Jakarta, Aktual.co — Presiden Joko Widodo kini mulai mendapat kritikan dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Karena Jokowi sapaan akrabnya selama menjadi orang nomor wahid di negeri ini, belum juga menunjukan kesungguhan dalam membrangus korupsi yang menjalar di bangsa ini.
Komisi yang dikomandoi oleh Abraham Samad itu pun menyindir program-program menteri yang bernaung di Kabinet Kerja Jokowi itu belum berdampak kepada masyarakat.
Jika kita menengok ke seleksi calon menteri ketika itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menggandeng lembaga tersebut untuk menderek rekam jejak para pembantu presiden itu agar bebas dari korupsi. Namun, kini berbanding terbalik, KPK mulai menyoroti para menteri itu yang dianggap belum mampu menekan angka korupsi di negara ini.
Kamis (4/12) kemarin, Deputi Bidang Pencegahan KPK Johan Budi Sapto Prabowo, melontarkan kritikan menyoal seleksi terbuka pejabat teras, terutama jenderal pajak, Kementerian Keuangan. KPK memandang seleksi itu seharusnya dilakukan tim independen. Bukan sebaliknya malah dilakukan oleh menteri keuangan yang telah dibantu oleh panitia seleksi dari kalangan internal. Namun dari seleksi itu, ada dua dari lima anggota pansel itu berasal dari kalangan Kemenkeu.
“Kami pernah diminta (pendapat) oleh Kemenkeu soal seleksi terbuka ini. Kami sampaikan, itu jangan hanya dari orang pajak saja tetapi juga ambil dari luar pajak. Lalu yang menyeleksi itu harus orang independen jangan menterinya saja,” kata Johan usai menghadiri diskusi soal korupsi di Indonesia, di Ditjen Pajak Kemenkeu.
Juru Bicara KPK itu mengatakan, pajak merupakan komponen vital penerimaan negara. Sehingga, sudah sepantasnya pemilihan pucuk pemimpin lembaga pemungut pajak dilakukan tim independen. Johan berpendapat, kalau seleksi terbuka yang milih menterinya sama saja. Kemenkeu harus berbesar hati untuk mendengar dari tim independen dan masyarakat. “Ada contohnya, itu pansel pimpinan KPK,” kata dia.
Johan mengatakan, saat ini KPK hanya diminta menelusuri rekam jejak calon dirjen pajak.
Tak hanya disitu, komisi antirasuah itu pun menyoroti Presiden Joko Widodo dalam menekan korupsi di Indonesia. Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja menyebut, sampai saat ini belum melihat ada upaya dari Jokowi dan para menterinya buat serius memberantas korupsi di tingkat pusat maupun daerah. 
Padahal, sambung Adnan awalnya mereka berharap Jokowi bisa membawa perubahan bagi pemberantasan korupsi. “Pada awal kami menduga semula begitu Pak Jokowi terpilih dan para menteri ke sini itu kegiatan korupsi menurun drastis. Tapi kita dikagetkan dengan peristiwa penangkapan ini,” kata Adnan kepada awak media.
Adnan juga menilai, saat ini banyak menteri di Kabinet Kerja memiliki program segudang. Dia mempertanyakan efektivitas program itu dan dampaknya buat rakyat, serta transparansi penggunaan anggarannya.
Adnan berpendapat, pekerjaan rumah Jokowi saat ini merupakan harus giat untuk memberantas korupsi di tingkat daerah. Sebab dia merasa meski semangat pemerintah sudah bulat memerangi korupsi, tapi kenyataan di daerah malah berbanding terbalik.
“Kita masih berusaha keras bagaimana agar korupsi di level pemda ini bisa kita berantas. Ke depan menurut saya daerah menjadi tantangan,” kata Adnan.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu

APBI: Produksi Batubara Tahun Ini Turun 15 Juta Ton

Jakarta, Aktual.co —  Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu mengatakan, produksi Nasional batubara di tahun ini turun sedikit lebih rendah sekitar 3,5 persen atau sebesar 15 juta ton dibandingkan produksi batubara di 2013.

“Diperkirakan jumlah produksi batubara tahun ini akan mencapai kisaran 400 – 410 juta ton. Lebih rendah dibandingkan produksi batubara tahun lalu yang sebesar 425 juta ton,” kata Bob saat ditemui di Ditjen Minerba, Jakarta, Jumat(5/12).

Menurutnya, penurunan produksi disebabkan oleh dua faktor, yakni penerapan kebijakan Eksportir Terdaftar (ET) dan melemahnya harga komoditas batubara. Sehingga membuat para pengusaha lebih memilih untuk menahan produksi.

“Pengusaha menahan produksi karena penerapan ET dan melemahnya harga,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Warga Satu Desa di Lumajang Tak Terima Dana PSKS

Lumajang, Aktual.co — Warga satu desa di Desa Kandangan Kec. Senduro Kab.Lumajang, Jawa Timur, tidak menerima jatah dana Program Simpanan Kesejahteraan Sosial (PSKS). Hal ini lantaran nama mereka sudah dihapus dari daftar di Pemerintah Pusat karena menolak dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebelumnya. Padahal, warga setempat berharap tahun ini bisa mendapatkan dana bantuan dari kompensasi kenaikan harga BBM.  Kabag Humas Pemkab Lumajang Drs. Eddy Hozainy, ketika dikonfimasi membenarkan hal tersebut. 
“Dari hasil koordinasi yang dilakukan Pemkab Lumajang dengan Kantor Pos selaku lembaga pendistribusi, dijelaskan bahwa warga miskin di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro telah dicoret datanya oleh pemerintah pusat. Ini dilakukan pasca mereka mengembalikan KPS (Kartu Perlindungan Sosial) karena memprotes perubahan data penerima BLT beberapa waktu lalu,” katanya.
Masalah lainnya, muncul komplain dari masyarakat yang menilai penerima sasaran dana sejahtera ini sudah tidak valid lagi. Sehingga, untuk menangani masalah tersebut, Pemkab Lumajang akan segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Kantor Sosial bersama aparatur pendukung dibawah, guna meredam adanya polemik yang muncul.
Dalam sosialisasi juga akan dijelaskan untuk penerima sasaran dana sejahtera selama dua bulan secara langsung diberikan sebesar Rp.400 ribu tetap disesuaikan dengan data yang sudah ada. 

Artikel ini ditulis oleh:

Warga Satu Desa di Lumajang Tak Terima Dana PSKS

Lumajang, Aktual.co — Warga satu desa di Desa Kandangan Kec. Senduro Kab.Lumajang, Jawa Timur, tidak menerima jatah dana Program Simpanan Kesejahteraan Sosial (PSKS). Hal ini lantaran nama mereka sudah dihapus dari daftar di Pemerintah Pusat karena menolak dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebelumnya. Padahal, warga setempat berharap tahun ini bisa mendapatkan dana bantuan dari kompensasi kenaikan harga BBM.  Kabag Humas Pemkab Lumajang Drs. Eddy Hozainy, ketika dikonfimasi membenarkan hal tersebut. 
“Dari hasil koordinasi yang dilakukan Pemkab Lumajang dengan Kantor Pos selaku lembaga pendistribusi, dijelaskan bahwa warga miskin di Desa Kandangan, Kecamatan Senduro telah dicoret datanya oleh pemerintah pusat. Ini dilakukan pasca mereka mengembalikan KPS (Kartu Perlindungan Sosial) karena memprotes perubahan data penerima BLT beberapa waktu lalu,” katanya.
Masalah lainnya, muncul komplain dari masyarakat yang menilai penerima sasaran dana sejahtera ini sudah tidak valid lagi. Sehingga, untuk menangani masalah tersebut, Pemkab Lumajang akan segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Kantor Sosial bersama aparatur pendukung dibawah, guna meredam adanya polemik yang muncul.
Dalam sosialisasi juga akan dijelaskan untuk penerima sasaran dana sejahtera selama dua bulan secara langsung diberikan sebesar Rp.400 ribu tetap disesuaikan dengan data yang sudah ada. 

Artikel ini ditulis oleh:

Bahas AKD, Rapat Pimpinan DPRD Berjalan Alot

Jakarta, Aktual.co —Sejak dimulai pagi tadi pukul 10.00Wib, rapat pimpinan gabungan Fraksi-fraksi DPRD DKI Jakarta yang membahas Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD belum juga menghasilkan keputusan. Dari pantauan Aktual.co, hingga berita ini diturunkan rapat masih berjalan alot. 
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwicaksana mengatakan alotnya rapat dikarenakan adanya tarik menarik satu kursi pimpinan di AKD.
“Problemnya berkaitan lobi-lobi dengan partai dan fraksi yang belum selesai. Ada Demokrat, Hanura, PPP, dan Golkar (rebutan 1 kursi pimpinan AKD),” kata politisi PKS itu di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (5/12).
Kendati demikian dia enggan menjawab saat ditanya posisi apa yang diperebutkan.  Tri hanya tersenyum sambil berjalan meninggalkan lantai 10 Gedung DPRD DKI.
Di tempat yang sama Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Demokrat, Feriyal Sofyan juga enggan memberi keterangan tentang alotnya rapat gabungan fraksi.
“Kok malah ditanya, kan rapat lagi berjalan,” kata Feriyal sambil berlalu.
Mentok, saat ini rapat pun diskors. Sejumlah pimpinan Fraksi dan dua orang Wakil Ketua DPRD telah meninggalkan lantai 10 gedung DPRD DKI Jakarta.

Artikel ini ditulis oleh:

Bahas AKD, Rapat Pimpinan DPRD Berjalan Alot

Jakarta, Aktual.co —Sejak dimulai pagi tadi pukul 10.00Wib, rapat pimpinan gabungan Fraksi-fraksi DPRD DKI Jakarta yang membahas Alat Kelengkapan Dewan (AKD) DPRD belum juga menghasilkan keputusan. Dari pantauan Aktual.co, hingga berita ini diturunkan rapat masih berjalan alot. 
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwicaksana mengatakan alotnya rapat dikarenakan adanya tarik menarik satu kursi pimpinan di AKD.
“Problemnya berkaitan lobi-lobi dengan partai dan fraksi yang belum selesai. Ada Demokrat, Hanura, PPP, dan Golkar (rebutan 1 kursi pimpinan AKD),” kata politisi PKS itu di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (5/12).
Kendati demikian dia enggan menjawab saat ditanya posisi apa yang diperebutkan.  Tri hanya tersenyum sambil berjalan meninggalkan lantai 10 Gedung DPRD DKI.
Di tempat yang sama Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Demokrat, Feriyal Sofyan juga enggan memberi keterangan tentang alotnya rapat gabungan fraksi.
“Kok malah ditanya, kan rapat lagi berjalan,” kata Feriyal sambil berlalu.
Mentok, saat ini rapat pun diskors. Sejumlah pimpinan Fraksi dan dua orang Wakil Ketua DPRD telah meninggalkan lantai 10 gedung DPRD DKI Jakarta.

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain