25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41163

Keluarga Keluhkan Penghasilan Anang Hermansyah Sebagai Wakil Rakyat

Jakarta, Aktual.co — Anggota Komisi X DPR RI Anang Hermansyah mengaku bila dilihat dari pendapatan sebagai Wakil Rakyat lebih kecil dibanding di dunia hiburan.

Meski demikian, suami dari penyanyi Ashanty itu mengaku, menikmati peran barunya sebagai anggota dewan dan bertugas mewakili aspirasi masyarakat, khususnya dari daerah pemilihannya.

“Senang di DPR, meskipun anak istriku bilang ‘bayaran pipi nyanyi sama di DPR gedean nyanyi’,” kata Anang mencontohkan keluhan keluarganya.

Namun politikus PAN itu mengaku telah memberikan penjelasan kepada anak dan istrinya. Dia pun sempat menyinggung bagaimana awal pertama kali masuk parlemen, dengan langsung menghadapi polemik politik yang membuat dualisme DPR RI.

“Saya bilang nggak apa-apa, yang penting nasib kita ke depan. Awal bulan sudah mengalami cobaan berat. Yang
namanya berjuang tidak ada yang mudah, tidak ada yang bisa mengubah, kecuali kamu tidak berubah.”

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Din Syamsuddin Ingatkan Jokowi soal Janji-Janjinya

Jakarta, Aktual.co — Ketua MUI Din Syamsuddin mengatakan, Presiden Joko Widodo sempat berjanji ingin membuka kantor perwakilan langsung di Palestina.

Maka dari itu, Jokowi harus merealisasikan janjinya soal mendukung penuh kemerdekaan Palestina.

“Kita tunggu realisasinya, tidak perlu ditagih,” kata Din kepada wartawan.

Din menganggap sudah saatnya Indonesia membuka kantor konsulat kehormatan di Palestina, baik di tepi barat maupun Ramallah. Selain itu, bantuan kemanusiaan pun masih harus terus diberikan mengingat rakyat Palestina masih banyak menjadi korban kekejaman Israel.

“Indonesia harus betul-betul serius bisa membangun kesepakatan damai antara Israel-Palestina. Tidak harus membuka hubunan diplomatik dengan Israel, tapi bisa juga melalui tokoh agama dan mewujudkan two state solution,”kata Din.

Menurut Dia, posisi Indonesia sangat potensial untuk mempertemukan tokoh-tokog agama baik Yahudi, Islam dan Nasrani untuk mewujudkan perdamaian dan keadilan di Palestina.

Din pun setuju jika kantor Hamas memang tak perlu dibangun di indonesia. Sebab, jika mendukung pembangunnan kantor diplomatik di Indonesia untuk Hamas malah memperkeruh konflik antar faksi Hamas dan Fatah di Palestina.

“Nanti malah menimbulkan perpecahan, MUI juga sudah rapat tidak setuju. Kita dukung Palsetina bersatu. Indoensia harus jadi pelolpor perdamainan di Palestina.”

Artikel ini ditulis oleh:

Ledakan di Pakistan, 4 Orang Kritis

Jakarta, Aktual.co — Sebanyak satu orang tewas dan sembilan orang lagi cedera ketika satu bom meledak di dekat lokasi pasar sayuran di Provinsi Balochistan, Pakistan Baratdaya, Kamis (4/12).
Pejabat di Balochistan, Akbar Khan Durrani mengatakan bahwa bahan peledak tersebut diletakkan di dalam mobil yang diparkir di pinggir jalan dan diledakkan dengan menggunakan alat kendali jarak jauh ketika rombongan pasukan keamanan lewat.
Semua kendaraan di dalam rombongan tersebut selamat sebab kendaraan itu berada jauh dari lokasi tempat ledakan terjadi.
Empat kendaraan lain, termasuk satu van sekolah, rusak akibat ledakan itu.
Korban cedera, termasuk dua siswa, telah dibawa ke satu rumah sakit tak jauh dari lokasi ledakan. Empat diantara korban cedera berada dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 09.05 waktu setempat di Daerah Kota Satellite Quetta, Ibu Kota Provinsi Balochistan.
Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Seniman Lintas Negara akan Pentaskan Opera Tari Gandari di TIM

Jakarta, Aktual.co — Seniman lintas negara dari Indonesia, Jepang dan Eropa akan berkolaborasi dalam mementaskan Opera Tari Gandari yang dicuplik dari kisah epik Mahabharata pada 12-13 Desember 2014 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki.

“Opera tari ini didasarkan pada puisi berjudul Gandari karya penulis kenamaan Indonesia, Goenawan Mohamad. Ini adalah kisah dari ibu para Kurawa yang selama ini jarang diangkat dan tak begitu diperhatikan oleh banyak orang,” kata komposer Opera Tari Gandari, Tony Prabowo di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (04/12).

Justru, kata Tony, seorang Goenawan Mohamad memiliki pandangan lain dalam menyoroti Gandari. Penulis Indonesia itu melihat Gandari sebagai seorang ibu yang setiap hari mendengar anak-anaknya, para Kurawa, yang kalah perang melawan Pandawa. Kemudian perempuan itu memilih menutup matanya kepada dunia.

Dunia yang bisa dilihat dengan mata dianggap Gandari penuh kepalsuan sehingga dia lebih memilih mendengar daripada melihat. Mendengar baginya lebih nyata tanpa ada kegemerlapan dunia yang terlihat lewat mata di mana sejatinya sebuah tipuan dan kebohongan.

Pada pementasan itu sendiri, Tony memberikan khasanah musik baru secara khusus yaitu musik kontemporer awal abad 20 yang kini menjadi sebuah aliran.

Dia mengakui telah menyiapkan komposisi musik sedemikian rupa perpaduan dari disiplin musik kontemporer Barat dikombinasikan dengan unsur kekinian dan elemen musik tradisional Indonesia. Ciri yang paling kentara adalah adanya bebunyian gong di dalam musik.

“Ini adalah pementasan opera tari pertama yang diiringi orkestra dengan aliran musik baru,” kata dia.

Sebagai pementasan dari seniman lintas negara, akan hadir juga sentuhan koreografer Jepang, Akiko Kitamura yang menyiapkan tarian untuk dibawakan oleh penari Indonesia dan Jepang.

Sementara itu, terdapat juga solois dari Belanda, Katrien Baerts yang akan memberikan sentuhan vokal yang khas saat menyanyikan puisi Gandari.

Terdapat juga musik orkestra dari grup Asko|Schonberg-Slagwerk Den Haag dari Belanda dengan konduktornya Bas Wiegers.

Secara singkat, pementasan opera tari tersebut merupakan gabungan dari seni sastra, musik kontemporer, tari dan tata rupa dalam sebuah suguhan yang ciamik.

Opera Tari Gandari akan pentas di TIM pukul 20.00 WIB pada 12-13 Desember 2014. Pagelaran tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Taut Seni yang didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya.

Artikel ini ditulis oleh:

Desain Patung ‘Warak Ngendog’ Taman Pandanaran Tak Sesuai Budaya

Jakarta, Aktual.co —  Desain patung “warak ngendog” sebagai ikon Kota Semarang, Jawa Tengah, yang akan dibangun di Taman Pandanaran disoal sejumlah kalangan karena di Desain patung “warak ngendog” sebagai ikon Kota Semarang, Jawa Tengah, yang akan dibangun di Taman Pandanaran disoal sejumlah kalangan karena dinilai tidak melalui kajian mendalam.

“Konsep fisik patung ‘warak ngendog’ yang dibuat Pemerintah Kota Semarang di Taman Pandanaran tak sesuai dengan budaya dan tradisi,” kata budayawan Semarang Djawahir Muhammad di Semarang, Kamis (04/12).

Hal tersebut diungkapkan Djawahir pada audiensi Forum Budayawan Semarang dengan jajaran pimpinan DPRD Kota Semarang, salah satunya menyoal pembangunan patung “warak ngendog” di Taman Pandanaran.

“Warak ngendok” adalah hewan imajiner perpaduan dari bentuk binatang naga dan kambing yang menjadi maskot Kota Semarang dan kerap ditampilkan dalam berbagai kegiatan seni, seperti Pawai Seni Dugderan.

Djawahir mengatakan bentuk patung ‘warak ngendog’ sebagai ikon Kota Semarang yang akan dibangun di Taman Pandanaran telah mengalami degradasi dari bentuk aslinya, terutama pada bentuk kepalanya.

“Kalau sesuai bentuk aslinya, kepala ‘warak ngendog’ bentuknya cenderung menyerupai kepala kambing. Bagian kepala kotak bersudut lurus, garisnya cenderung kaku, seperti kepala kambing,” katanya.

Sementara bentuk patung yang akan dibangun Pemkot Semarang, kata dia, menyerupai kepala “liong” (naga), serta tidak ada “endog” atau telurnya, padahal telur bagian tak terpisahkan dari “warak ngendog”.

Menurut dia, pelestarian simbol sesuai aslinya sangat penting karena memiliki nilai filosofis dan kultur budaya, seperti “warak ngendog” sebagai pemersatu tiga etnis di Semarang, yakni Tionghoa, Arab, dan Jawa.

“Karena itulah, kami khawatir dengan rencana Pemkot Semarang melakukan pembangunan patung ‘warak ngendog’ di Taman Pandanaran, termasuk di sejumlah taman kota, kalau tak sesuai aslinya,” tukas Djawahir.

Senada dengan itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Semarang (Dekase) Mulyo Hadi Purnomo menduga Pemkot tidak melakukan kajian mendalam ketika akan melaksanakan pembangunan, termasuk patung “warak ngendog”.

“Karena tidak melakukan kajian mendalam akhirnya muncul persoalan ketika proses pembangunan berlangsung, apalagi “warak ngendog” merupakan identitas dan berkaitan dengan karakter budaya,” jelasnya.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang Ulfi Imran Basuki menegaskan hingga kini belum ada bentuk baku perwujudan binatang imajiner “warak ngendog”, termasuk di kalangan budayawan.

“Untuk menghindari persoalan, kami putuskan menggunakan desain di lomba desain warak 2005 untuk membuat patung di Taman Pandanaran Semarang. Itu setelah kami melakukan kajian,” pungkas Ulfi.

Artikel ini ditulis oleh:

GMJ Bikin Gubernur Tandingan, FBR Anggap Itu Gagasan Cerdas

Jakarta, Aktual.co —Gerakan Masyarakat Jakarta mengangkat KH. Fakhrurozi Ishak sebagai gubernur tandingan atas Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Imam besar Forum Betawi Rempug (FBR) Lutfi Hakim mengatakan keberadaan gubernur tandingan adalah wajar dan sah-sah saja di alam demokrasi. Yakni sebagai kekuatan penyeimbang atas institusi yang ada.
Setidaknya, kata dia, keberadaan gubernur tandingan bisa membuka ‘keran’ baru atas saluran komunikasi politik yang tersumbat bagi sebagian masyarakat di Jakarta. 
“Sehingga mencegah terjadinya ‘anarkisme’ dan radikalisme yang dapat terjadi sebagai akibat kekecewaan mereka,” kata Lutfi yang juga merupakan penasehat gubernur versi GMJ, saat dihubungi Aktual.co, Kamis (4/12).
Dia bahkan mengklaim gubernur tandingan merupakan gagasan cerdas yang muncul dari para pemimpin kultural dan non formal. Sehingga menjadi sebuah kritik atas gaya kepemimpinan Ahok yang dianggap frontal dan nyeleneh yang didukung oleh kekuatan media yang luar biasa.
“Sementara DPRD DKI Jakarta yang diharapkan berfungsi sebagai kekuatan penyeimbang justru dilemahkan oleh diri mereka sendiri. Sebagai akibat polarisasi KMP dan KIH dan kepentingan politik individual orang-orang di dalamnya,” paparnya.
Namun ketika ditanya soal status gubernur tandingan yang informal, Lutfi justru mengatakan persoalan konstitusional atau inkonstitusional adalah hal lain. Kata dia, inti dari adanya gubernur tandingan adalah adanya kesetaraan dalam komunikasi politik yang bebas dari penindasan atas klaim terhadap sesuatu.
Siapapun, ujarnya, berhak menyampaikan tanggapannya atas pelantikan Fakhrurozi Ishak sebagai gubernur tandingan, baik positif atau negatif. 
Tapi setidaknya, kata Luthfi lagi, masyarakat yang selama ini kecewa tehadap kebijakan Ahok dapat terhibur dengan kemunculan gubernur tandingan. “Dan menjadikan kota Jakarta tetap oke, aman tertib dan terkendali.”

Artikel ini ditulis oleh:

Berita Lain