26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 41178

Sukseskan Program “Sport Intelegent”, Kemenpora Gandeng Kemenlu

Jakarta, Aktual.co — Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Alfitra Salam mengatakan, untuk mendukung program “Sport Intelegent”. Pihaknya akan lebih dulu melakukan kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu).

Hal tersebut diungkapkan Alfitra usai Diskusi Kamisan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kumis Kemenpora) di Gedung Kemenpora, Kamis (4/12).

“Sekarang bagaimana mengoptimalkan yang ada. Secara informal, Menpora sudah komunikasi dengan Menlu. Selanjutnya, secara resmi akan kami kirim surat ke Menlu,” ungkap Alfitra.

Selain itu, Alfitra juga mengatakan, bahwa pihaknya juga akan segera bekerja demi menjalankan program “sport intelegent”. Kata dia, Kemenpora akan segera membentuk tim untuk menjalankan program tersebut.

Namun, Sesmenpora juga mengharapkan bantuan dari setiap cabang olahraga (cabor). Karena kerjasama dari cabor juga menjadi patokan kesesuksesan programnya.

“Kemenpora akan segera membentuk tim-tim kecil yang bertugas melakukan “sport intelegen” tambahnya.

“Disetiap cabor juga harus ada yang ahli dalam memata-matai lawan. Nantinya kerjasama dengan Kemenpora,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Meskipun Terus Merugi, Bos Garuda Optimis Tahun Depan Bakal Membaik

Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar optimis kinerja perusahaan akan membaik dan dapat menghasilkan keuntungan di tahun 2015 nanti.

“Tahun depan Garuda akan membaik dan tidak akan rugi lagi,” kata Emir saat ditemui di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (4/12).

Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari kondisi perekonomian Indonesia di tahun depan yang diperkirakan akan lebih baik. Nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil dan harga avtur diperkirakan akan turun. Sehingga berdampak positif pada kinerja perseroan.

“Kinerja 2015 akan jauh lebih bagus karena investasi kita tahun depan akan menghasilkan, harga avtur akan turun, rupiah lebih stabil,” ujarnya.

Emir menilai bahwa kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sangat berpengaruh pada kinerja Garuda, di mana banyak biaya operasional seperti pembelian avtur menggunakan kurs dolar. Sementara, pembelian avtur menyumbang hingga 50 persen biaya operasional perseroan.

“Saat ini Rupiah melemah hampir 18 persen. Pelemahan rupiah terhadap dolar berdampak ke kita, 55 persen revenue kita dalam bentuk rupiah, biaya operasional kita dolar dan kita nggak boleh naikkan harga,” sebutnya.

Untuk itu, Emir mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan beberapa langkah seperti meningkatkan utilisasi pesawat, fuel, rotasi cabin crew, dan peningkatan pelayanan.

“Target pendapatan 2015 bisa sekitar 10 persen,” terangnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) sepanjang tahun ini masih belum memuaskan. Hingga triwulan III-2014, maskapai pelat merah ini masih merugi sebesar USD204 juta.

Kerugiannya membengkak 537 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya USD32,5 juta. Sementara pendapatan usaha mencapai US$2,8 miliar dalam 9 bulan pertama tahun ini yang sebelumnya sebesar USD2,6 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

LSM NILAI Aad Regulasi Ganja Kebesan Berekspresi

Jakarta, Aktual.co —Lembaga Swadaya Masyarakat Koalisi Independen untuk Demokratisasi Penyiaran (KIDP) menilai masih ada sejumlah regulasi yang berlaku yang mengganjal kebebasan berekspresi di tengah masyarakat.

“Pada sektor internet, kebebasan berekspresi warga masih terganjal oleh regulasi yang mengatur kebebasan berekspresi dalam ranah kriminal,” kata Sekretaris KIDP Ahmad Faisol dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (4/12).

Ia mengingatkan bahwa sampai saat ini, tercatat terdapat sebanyak 39 kasus kriminalisasi terhadap pikiran warga dan jurnalis sejak Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) disahkan sejak tahun 2008.

Menurut dia, regulasi itu membawa tantangan besar bagi pemerintahan baru antara lain dalam mengatur regulasi media dan komunikasi agar sesuai dengan standar sistem demokratis.

“Pemerintahan baru Jokowi-JK memberikan banyak harapan pada perubahan-perubahan menuju tatanan yang lebih demokratis. Kalangan media juga memandang pemerintahan baru dalam semangat yang positif,” katanya.

Pada sektor pers, ujar Ahmad Faisol, meski secara regulasi sudah memenuhi syarat, Indonesia masih dihantui oleh tewasnya sembilan jurnalis sejak 1996 tanpa proses peradilan hukum.

Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa Indonesia pada saat ini juga masih mengalami tren kenaikan jumlah kekerasan terhadap jurnalis.

Sedangkan pada sektor penyiaran, KPID memandang struktur kepemilikan yang terpusat membuat media penyiaran swasra rentan terhadap penyalahgunaan.

Struktur kepemilikan yang terpusat itu juga dinilai membuat penyiaran digunakan semata-mata sebagai alat ekonomi dan politik pragmatis, yang dicontohkan pada masa Pemilu 2014 lalu.

Sementara tantangan lainnya yang dihadapi pemerintahan Jokowi-JK adalah digitalisasi penyiaran, yang rancangan dan regulasinya masih kacau balau, padahal kita menargetkan hal itu tercapai pada 2020.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Pengamat Dukung Program “Sport Intelegent” Kemenpora

Jakarta, Aktual.co — Program “Sport Intelegent” yang bakal dicanangkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) direspon positif oleh pengamat olahraga, Anton Sanjoyo.

Program baru yang bakal diberlakukan oleh Kemenpora itu, menjadi pembahasan utama dalam sebuah diskusi yang di gelar di ruang media di Gedung Kemenpora, Kamis (4/12).

Untuk diketahui, “Sport Intelegent” merupakan sebuah kegiatan mengumpulkan data-data olahraga baik dari atlet Indonesia maupun atlet yang nantinya akan menjadi lawan Indonesia di sebuah turnamen.

Disampaikan oleh Anton, data-data tersebut nantinya akan sangat berguna bagi seorang atlet yang berlaga disebuah kejuaraan. Seperti halnya Doni Tata, kegagalan pebalap motor asal Indonesia dipentas internasional disebabkan karena kurangnya data-data.

“Contoh Doni Tata. Kegagalan dia di kancah balap Internasional adalah karena ketidakmampuannya mengkomunikasikan apa yang menjadi kendala motornya. Itu bersinggungan dengan “Sport Intelegent”,” kata Anton Sanjoyo.

Lebih jauh dikatakan oleh pria yang kerap disapa Joy, dengan “Sport Intelegent”, baik pelatih maupun atlet nantinya bisa mengetahui kelemahan lawan tanding. Bahkan mengetahui bagaimana cara berlatih dari atlet tersebut.

“Seperti Prancis, mereka bisa menembus peringkat lima besar pada Olimpiade London. Itu berkat “sport intelegent”. Prancis, mengintip kekuatan lawan, menganalisa kekuatan sendiri, menguji kompetisi negaranya sendiri. Ketiganya indikator “sport intelegent” dari Prancis,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Tantangan Ekonomi Indonesia Bukan Hanya Fiskal dan Moneter

Jakarta, Aktual.co — Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Armida Alisjahbana mengatakan tantangan Indonesia di tahun mendatang bukan hanya persoalan fiskal dan moneter, namun juga banyak hal lainnya. Seperti, tantangan penciptaan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, dan implikasi kebijakan (affirmative policy).

“Tantangan di tahun mendatang bukan hanya fiskal dan moneter saja, tapi banyak sektor lainnya. Tantangan tersebut seperti penciptaan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, percepatan pertumbuhan ekonomi, dan affirmative policy,” ujar Armida saat mengisi acara Ekonomi Outlook 2015 di Bank Indonesia Jakarta, Kamis (4/12).

Lebih lanjut dikatakan Armida yang juga Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), dari tahun 2008-2012 tercatat dalam data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) bahwa masyarakat miskin di Indonesia berjumlah 29 juta jiwa, masyarakat rentan miskin berjumlah 70 juta jiwa, masyarakat menengah 100 juta jiwa, dan masyarakat kelas atas berjumlah 50 juta jiwa. Penghasilan masyarakat miskin Rp250.000/kapita/bulan menurut Armida jauh dari kata cukup.

“Kelompok Rumah Tangga (RT) yang berada dalam 40 persen berpenghasilan terendah adalah RT dengan tenaga kerja bekerja tidak penuh, pekerja di usaha mikro dan kecil, dan penduduk miskin yang tidak memiliki pekerjaan. Penghasilan masyarakat miskin Rp250.000/kapita/bulan itu kurang sekali. Pemerintah harus memperhatikan itu dulu, baru yang lain-lainnya,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Menlu Laporkan Kekayaan ke KPK

Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi keluar dari kantor Komisi Pemberantasan Korupsi usai melapor Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, Jakarta Selatan, Kamis (4/12/2014). Namun Retno tidak mengungkapkan jumlah harta yang dimilikinya. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Berita Lain