28 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42318

Lagi Asyik Berlibur, 3 Mahasiswa Asal Jakarta Tenggelam di Curug Sawer

Jakarta, Aktual.co — Tiga mahasiswa asal Jakarta yang tengah berwisata bersama sejumlah rekannya dilaporkan tenggelam saat berenang di Curug Sawer, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (26/10).
Informasi dari Badan SAR Nasional Pos Sukabumi menyebutkan, ketiga korban merupakan satu rombongan dari Jakarta yang tengah berlibur di Curug Sawer tersebut bersama enam rekan lainnya.
Dilaporkan enam rekannya tidak berenang. Namun tiga orang, yakni Fikri (19), Firman (19) dan Fajar (19) yang semuanya mahasiswa, nekad berenang walaupun aliran air di curug itu cukup deras.
“Dua dari tiga korban yakni Fikri dan Firman sudah berhasil menyelamatkan diri. Namun seorang lagi hilang tenggelam di curug itu,” katta Wakil Ketua Basarnas Kabupaten Sukabumi, Zulfikri.
Zulfikri mengatakan pihaknya sudah mengutus anggotanya untuk melakukan pencarian terhadap korban. Tim SAR dari Polsek Kadudampit dan relawan sudah melakukan pencarian terhadap Fajar dan hingga kini belum ditemukan. Korban diduga terseret pusaran arus curug-sungai.
Bahkan, keterangan dari rekan korban, Fajar sempat tertimpa air terjun Curug Sawer itu dan tidak muncul lagi. Selain itu rekannya tidak berani membantu menyelamatkannya karena khawatir turut menjadi korban. Dua korban masih belum bisa dimintai keterangan terkait kejadian ini.
“Kami masih melakukan pencarian terhadap korban yang hilang dan diduga keberadaannya diperkirakan belum terlalu jauh dari arus pusaran air di sekitar curug,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

DPR Dukung Perubahan Nomenklatur Kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla

Presiden Joko Widodo (tengah) menyalami Ketua DPR Setya Novanto (kiri) disaksikan Wapres Jusuf Kalla (kanan) seusai pertemuan dengan pimpinan DPR kecuali Wakil Ketua DPR dari Fraksi PKS Fahri Hamzah di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (26/10/2014). DPR mendukung perubahan nomenklatur kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla termasuk pemisahan dan penggabungan kementerian sejauh memperhatikan masalah anggaran dan perimbangan kekuasaan. AKTUAL/ISTIMEWA

November 2014, Wakatobi Jadi Tuan Rumah Seminar Internasional Kebudayaan

Jakarta, Aktual.co — Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, menjadi tuan rumah penyelenggaraan Seminar Internasional Kebudayaan yang rencananya digelar 11 hingga 12 November 2014.
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Pemerintah Kabupaten Wakatobi, La Ode Usra melalui telepon dari Wakatobi Minggu (26/10) mengatakan, Seminar Inernasional Kebudayaan tersebut akan dihadiri pemateri dari pakar kebudayaan Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB (Unesco), akademisi dari Malaysia Prof Dr Harun Daud, pakar budaya budaya Melayu dan Wali Kota Solo.
Selain itu penyelenggara juga menghadirkan pemateri lain yakni Ketua Badan Perencanaan Pembangunan DKI dan pakar budaya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Prof Harun akan mengupas kebudayaan masyarakat Melayu di Malaysia dalam kaitannya dengan kebudayaan Melayu yang berkembang di Nusantara,” katanya.
Sedangkan Wali Kota Solo, Hadi Rudyatmo kata dia, akan membahas kebudayaan masyarakat di lingkungan Keraton Surakarta yang hingga saat masih terus dilestarikan dan ikut mewarnai pemerintahan di Solo.
Sementara Ketua Bappeda DKI, Andi Baso Mappapoleonro kata dia, mengurai kebijakan Pemerintah DKI dalam membangun kebudayaan Betawi sebagai budaya asli dan kebudayaan dari etnis lain di DKI.
“Hasil pemabahasan kebudayaan dari para pakar budaya ini, akan direkomendasikan kepada Unesco untuk menjadi rujukan dalam menangani masalah-masalah kebudayaan di berbagai negara,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Relawan Jokowi-JK Tolak Orang Bermasalah Duduki Pos Menteri

Ribuan Relawan Jokowi-JK untuk Nusantara menggelar aksi unjuk rasa penolakan calon menteri bertanda merah KPK dan PPATK saat menggelar unjuk rasa di depan Istana Merdeka Jakarta, Minggu (26/10/2014). Jikalau Jokowi tetap memaksakan Rini Soemarno menjadi menteri BUMN, dan Sudirman Said menjadi menteri ESDM maka Soemarno INC bakal menguasai sektor migas hulu hingga hilir. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Suku Bunga Harus Diturunkan, Untuk Kendalikan Asing Kuasai Aset Negara

Jakarta, Aktual.co — Tingginya suku bunga domestik saat ini semakin mendorong penguasaan asing atas aset bangsa. Pemerintah didesak untuk segera menurunkan tingkat suku bunga sebagai upaya mengendalikan penguasaan asing tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Pengamat Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Agus Tony Poputra dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu (26/10).
“Pemerintah harus segera menurunkan tingkat suku bunga, supaya kepemilikan asing atas aset bangsa tidak bertambah,” ujar dia.
Ia menjelaskan, pembangunan berkualitas adalah pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara luas dengan rakyat sebagai penguasa utama atas aset nasional. Dan investasi asing hanya menjadi pelengkap bukan mendominasi penguasaan aset Indonesia. 
Namun faktanya, kata dia, peningkatan kesejahteraan rakyat masih berjalan lambat. Disisi lain, ucap dia, semakin banyak aset nasional dikuasai asing dan rakyat hanya menjadi buruh dengan mengais dari sisa-sisa aktivitas investor asing.
Hal itu, ungkap Agus, terlihat dari data investasi yang dicatat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada tahun 2013, investasi asing sebesar USD28,62 miliar atau setara Rp299,2 triliun (USD 1=Rp 10.451). Sementara itu, investasi domestik hanya senilai Rp128,15 triliun.
“Ketimpangan investasi ini terjadi dari tahun ke tahun dan semakin mendalam. Sehingga ke depan semakin mengancam kedaulatan ekonomi Indonesia,” terang Agus.
Akibat Suku BungaMenurut Agus, salah satu penyebab rendahnya investasi domestik adalah akibat tingginya suku bunga kredit di Indonesia, utamanya pada beberapa tahun terakhir. 
Tingginya suku bunga, lanjut dia, juga menjadi penyebab perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Di pihak lain, investor asing dapat memperoleh dana murah dari luar negeri. Bahkan ada juga investor asing yang tidak bonafid yang mencari surat persetujuan investasi pemerintah di Indonesia kemudian digunakan sebagai garansi untuk mencari modal di luar.
“Akibatnya, banyak investasi asing di Indonesia yang “abal-abal,” bahkan kegiatannya sering mencuri sumber daya Indonesia, terutama pada sektor pertambangan. Termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) dari negara-negara Asean lain dapat menguasai bidang usaha yang selama ini dikuasai UKM Indonesia dengan memanfaatkan keuntungan suku bunga pinjaman mereka yang lebih rendah,” ungkap Agus.
Dampak BI RateSebelumnya diberitakan, tingginya suku bunga kredit Indonesia dipicu oleh tingginya BI rate. Sejak pertengahan 2013, BI telah menaikkan BI rate menjadi 7,5 persen untuk memitigasi kenaikan inflasi sebagai akibat kenaikan harga BBM subsidi. Kebijakan BI untuk mempertahankan BI rate yang tinggi lebih dari satu tahun perlu dipertanyakan bila melihat penyebab inflasi tersebut. 
Kebijakan untuk menaikan BI rate hanya tepat digunakan jika inflasi disebabkan oleh kenaikan permintaan yang signifikan (excess demand). Pada kondisi ini, dengan menaikan BI rate dapat mengurangi permintaan barang dan jasa sehingga harga bisa terkendali. Tetapi penyebab inflasi tahun lalu bukan kenaikan permintaan tetapi kenaikan harga BBM subsidi yang meningkatkan biaya produksi (cost push inflation). 
Oleh sebab itu, bila BI terpaksa menaikan BI rate, seharusnya tidak dipertahankan dalam jangka waktu lama sebab sangat mengganggu pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha. Pada situasi ini, kenaikan BI rate membawa dampak negatif berganda bagi dunia usaha. Kenaikan harga BBM telah meningkatkan biaya operasional perusahaan dan penurunan pendapatan, kemudian diperparah oleh kenaikan suku bunga kredit yang menambah beban keuangan mereka. Akibatnya produk Indonesia menjadi semakin kurang kompetitif. Menurut Agus, salah satu alasan lain yang sering diketengahkan para pengambil keputusan saat menaikan BI rate adalah mengantisipasi kenaikan suku bunga the Fed yang dapat menyebabkan repatriasi modal keluar dari Indonesia. Secara teoritis, hal tersebut benar bila dilihat secara parsial.  
Namun di lapangan, aliran modal antar negara tidak semata disebabkan perbedaan tingkat bunga. Prospek bisnis, ketersediaan sumber daya, serta kestabilan politik dan keamanan juga menjadi faktor penentu mengalirnya modal secara global. Dengan demikian ketakutan mengalirnya modal keluar negeri karena suku bunga rendah merupakan ketakutan berlebihan dan cenderung menjadi fobia bagi kalangan pembuat keputusan. Sesungguhnya, mempertahankan bunga yang tinggi akan memperlemah pertumbuhan ekonomi dan menggerus sumberdaya alam Indonesia untuk kepentingan asing. “Kondisi di atas menjadi tantangan bagi pemerintahan Jokowi-JK untuk mencapai salah satu visi mereka yaitu kemandirian ekonomi. Visi ini akan semakin sulit terwujud jika urusan BI rate dan suku bunga terdampak olehnya tidak diselesaikan. Perlu kerjasama antara pemerintah dan BI untuk menentukan BI rate yang tepat agar tidak mengorbankan pertumbuhan dan kemandirian ekonomi hanya semata untuk mengendalikan inflasi,” tutup Agus.

Pengumuman Kabinet Mundur Jadi Pukul 17.00, Pengamat: Harusnya Tepat Waktu

Jakarta, Aktual.co – Dikabarkan, pengumuman kabinet diundur dari jadwal semula.

Awalnya, direncanakan, pengumuman kabinet dilakukan pukul 16.00 WIB. Namun kemudian, diundur menjadi pukul 17.00 WIB.

‎Belum ada kabar pasti apa alasan pengunduran ini, apakah alasan teknis, atau masih ada tarik menarik kepentingan.‎

‎Pengamat politik Tjipta Lesmana dalam diskusi di sebuah televisi menyayangkan pengunduran ‎ini.‎

‎”Harusnya ada azaz ketepatan waktu, karena semakin tinggi jabatan, makin tepat waktu,” kata Tjipta, Minggu (26/7).‎

‎”Kita menyesalkan (pengunduran ini). Harusnya tadi pagi sudah selesai, tapi kenapa bisa ‎molor lagi,” imbuhnya.

Berita Lain