31 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42352

Rekam Jejak Calon Menteri, ICW: Mestinya Jokowi Juga Libatkan Polisi

Jakarta, Aktual.co — Presiden Joko Widodo seharusnya ikut melibatkan Kepolisian dalam membaca rekam jejak para calon Menteri. Pasalnya, langkah ini tidak hanya memastikan sang Menteri bebas dari perkara Korupsi.
Demikian disampaikan, Kordinator Indonesia Coruption Watch (ICW), Emerson Juntho, pada pekan ini.
“Jangan sampai memang bukan koruptor tapi narkoba atau pelaku KDRT. Tidak cukup, tidak hanya korupsi,” ujar dia.
Menurut Econ, sapaan akrab Emerson, ICW sendiri beberapa waktu lalu mendorong agar rekam jejak tidak hanya melibatkan dua institusi, KPK dan PPATK.
“Tidak hanya dua lembaga tapi lima atau bahkan enam lembaga dilibatkan. Tidak hanya KPK dan PPATK tapi Dirjen Pajak, Kepolisian, Kejaksaan, Komnas HAM, bahkan Komnas Perempuan harus dilibatkan,” ujarnya.
Misalnya muncul kekhawatiran, ada mafia migas dalam pemilihan Menteri ESDM. Menurutnya, hal tersebut harus dijawab.
“Mustahil atau omong kosong kalau pemerintahan jokowi punya gagasan membersihkan mafia migas tapi dia tidak mensterilkan kementerian yang punya relasi dekat mafia migas, seperti ESDM”, kata Econ dalam diskusi yang juga dihadiri Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Brigadir Jenderal Wiyagus.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby

32 Balita di Pekalongan Alami Gizi Buruk

Jakarta, Aktual.co —Sedikitnya 32 balita Kota Pekalongan, Jawa Tengah, hingga September 2014 mengalami gizi buruk.

Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Ismanto di Pekalongan, Sabtu, mengatakan 32 balita penderita gizi buruk tersebut tersebar di sejumlah kelurahan pada empat kecamatan setempat.

“Sedikitnya 12 dari 32 kasus gizi buruk dalam kondisi belum sembuh dan perlu perawatan. Rata-rata usia dari penderita gizi buruk itu antara dua hingga empat tahun,” katanya.

Menurut dia, pada para penderita mengidap sejumlah penyakit penyerta, seperti paru�paru, jantung, cacat lahir, dan meningitis.

“Balita yang mengidap penyakit ini maka sedikit mengalami asupan gizi yang seharusnya terserap ke dalam tubuh mereka,” katanya.

Ia mengatakan kasus gizi buruk pada 2014 ini menunjukan peningkatan jika dibanding tahun sebelumnya 2013 sebanyak 18 balita.

“Oleh karena itu, kami akan berupaya mengantisipasi terjadinya kasus buruk dengan mengajak para ibu hamil dan menyusui untuk memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif pada anaknya,” katanya.

Kasi Kesehatan Anak Remaja dan Lansia Tri Nurtyasih mengatakan selama ini ibu pekerja sering mengalami kesulitan memberikan ASI ekslusif kepada bayinya karena keterbatasan waktu, dan ketersediaan fasilitas untuk menyusui ditempat mereka bekerja.

“Hal itu akan menjadi suatu kekhawatiran tersendiri karena banyak sekali manfaat dari ASI, seperti untuk mencukupi nutrisi dan ASI juga mengandung antibody yang bagus,” kataya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Pengamat: Moratorium Mal Tanpa Perda Hanya Akan Jadi Wacana

Jakarta, Aktual.co —Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga mengkritik kebijakan Pemprov DKI dalam hal moratorium mal, ia mengatakan kebijkan penghentian izin pembangunan mal sementara tersebut tidak jelas karena sifatnya tidak mengikat dan hanya berdasarkan instruksi gubernur, belum ditingkatkan jadi peraturan daerah.
“Ya saya rasa itu sesaat saja, kita lihat mall tetap terus tumbuh kok. Jadi tidak jelas kebijakan itu berisikan mal-mal baru itu ditunda atau dihentikan pembangunannya,” ujarnya ketika dihubungi, Sabtu (25/10).
Terlebih lagi kebijakan tersebut hanya berlaku di daerah tertentu, seperti Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan yang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dibangun mal. Ia meragukan, ketika mal di kedua kawasan tersebut tetap akan menimbulkan kemacetan seperti halnya mal-mal di wilayah lainnya akibat melakukan pelanggaran dalam hal AMDAL serta peraturan zonasi.
Nirwono mengatakan, kalaupun tidak ditingkatkan menjadi peraturan daerah, untuk mengatasi resiko kemacetan yang mungkin terjadi, dapat mengacu kepada Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta 2030 yang telah disahkan Desember tahun 2013 lalu. Namun, ia menghimbau perlu diperhatikan secara serius oleh Pemprov DKI agar pembangunan mal di kedua kawasan tersebut sesuai dengan peruntukan dan sudah memiliki kajian AMDAL.
“ Itu bisa cek ulang di RTRW tahun 2030. Bisa cek dua hal, pertama cek mengenai izin mendirikan bangunan di Dinas P2B, untuk peruntukan bisa di Dinas Tata Ruang. Nanti bisa dicek apakah izinnya tepat atau jelas sesuai RTRW, karena sudah diatur di dalam RTRW mengenai zonasi wilayah mana saja yang boleh dibangun mall dan wilayah mana yang tidak. Harus ada ketegasan dari Pemprov untuk itu agar tidak terjadi kesalahan,” ujarnya.
“Kalau ada AMDAL ya bisa diberikan izin, kalau tidak ya tidak boleh, harus tegas,” tambahnya.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Pengawasan dan Penertiban (P2B) DKI Jakarta, Putu Indiana mengatakan memang kebijakan penghentian izin pembangunan mal sementara tidak ditingkatkan menjadi perda. Ia mengatakan kebijakan tersebut sifatnya sementara. Kebijakan penghentian izin pembangunan mal sementara dilakukan di daerah Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan karena di kedua kawasan tersebut sudah memiliki banyak mal dan mengakibatkan kemacetan sehingga pemerintah lebih berkonsentrasi untuk mengatasi kemacetan dahulu dan menunda pembangunan mal di wailayah tersebut.
“Memang tidak ada Perdanya. Jadi itu sementara dihentikan karena macet kan, jadi kami ingin mengatasi kemacetannya dulu dengan trasportasi missal. Jika sekiranya sudah selesai dan ada pengembang bisa bangun diditu asal tidak buat kemacetan,” ujar Putu ketika dihubungi, Sabtu (25/10).
Ia mengatakan tujuan mengalihkan pembangunan mall ke wilayah timur dan utara adalah sebagai upaya untuk mengurangi penumpukan di wilayah pusat dan selatan karena masyarakat memilih untuk berkunjung ke sana.
“Pemerintah tugasnya untuk mengembangkan pembangunan dan meratakan pembangunan supaya tidak ada penumpukan atau kepadatan. Karena kebanyakan larinya ke pusat dan selatan dan pergerakannya jadi tidak terkendali. Oleh karena itu kita sebarkan di wilayah timur dan utara supaya di wilayah tersebut terdapat fasilitas pendukung juga berupa mall,” ujarnya.
Sementara itu, untuk penyebab kemacetan di wilayah-wilayah tersebut yang terkait dengan pelanggaran AMDAL yang dilakukan oleh pihak mal, Kadin P2B mengaku akan melakukan penertiban dengan melakukan pengkajian terlebih dahulu.
“Nanti kami akan melakukan survey dahulu oleh TPKB (tim penilai konstruksi bangunan), kalau terbukti tidak ada izin atau ada pelanggaran ya pasti ditertibkan,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Ahok Setujui Pembangunan Mal di Jakarta Utara dan Timur

Jakarta, Aktual.co —Pemprov DKI Jakarta mendorong daerah Jakarta Timur dan Jakarta Utara untuk dibangun pusat perbelanjaan atau mal sebagai akibat dari penghentian izin pembangunan mall sementara di wilayah Jakarta Pusat dan Selatan. Ia beralasan jika dengan didirikan mal, dapat membantu penyerapan tenaga kerja hingga 8000 orang.
“Selama jalan penunjangnya memenuhi syarat karena pendirian mall juga efeknya besar karena bisa menyerap 6000-8000 tenaga kerja. Itu kan sesuatu yang baik. Kalau bangun mal di tengah kota yang gak baik karena bikin macet. Makanya kita dorong daerah berkembang seperti Timur dan Utara,” ujar Ahok di Jakarta, Sabtu (25/10).
Untuk mencegah resiko kemacetan yang terjadi ketika mal di kedua wilayah tersebut beroperasi, pihak Pemprov mewajibkan kepada pihak pengembang yang ingin membangun mall untuk membangun infrastruktur atau fasilitas (rekayasa jalan) agar tidak mengganggu lalu lintas kendaraan lain. 
Selain itu, Ahok juga menginginkan pengembang yang ingin membangun mall untuk memenuhi syarat terkait kajian tata ruang dan sosial. Jika tidak, pihak Pemprov akan menolak pengajuan pembangunan mal tersebut.
Kemudian, untuk di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Barat yang jumlah mallnya tergolong sangat banyak dan menimbulkan kemacetan, akan diatasi Pemprov dengan membangun Light Rail Transit (LRT) di titik-titik tersebut.
“Jakarta ini sudah padat. Karena jalan yang terbatas, mal-mal tersebut membikin macet. Nah, guna mengatasinya, kami akan membangun light rail transit di titik-titik strategis sebagai terusan dari pembangunan jalur lingkar tak sebidang kereta api atau loop line,” ujarnya.
Ahok juga mengatakan kemacetan mall di Jakarta terjadi karena terkait AMDAL dimana manajemen mall dalam hal dropping penumpang tidak baik.
“Kalau di Singapura itu drop penumpang semua pasti di belakang dan semua mall ada trotoar untuk pejalan kakinya. Nah kalo kita konyol, mall-mall di Sudirman-Thamrin ngedropnya di depan,” ujarnya.
Untuk itu ia mengatakan akan melakukan kajian ulang mengenai kemacetan yang terjadi akibat kemungkinan pelanggaran yang dilakukan mall terkait dengan AMDAL. “Nanti dilihat dulu peraturannya kita lihat yang melanggar ya kita tindak,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

PDIP Enggan Bicara Soal Akomodir Menteri dari PPP

Jakarta, Aktual.co —Wakil Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto hanya mengatakan jika bergabungnya partai persatuan dan pembangunan (PPP) dapat memperkuat persatuan koalisi partai pemerintah nantinya.
Hal itu ketika ditanya soal apakah PDIP akan mengakomodir kepengurusan PPP yang diketuai oleh Romhurmuziy (Romi) atau menunggu keputusan muhtamar islah yang dibentuk oleh Ketua Majelis Syariah PPP, KH Maimoen Zubair.
“PPP adalah partai persatuan dan pembangunan, sehinggaa adanya PPP akan memperkuat persatuan itu,” kata dia menjawab pertanyaan yang dilontarkan aktual.co, di Jakarta, Jumat (24/10).
Mendapat pernyataan itu, ketika ditanya lebih lanjut, apakah PDIP selaku pimpinan partai koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo akan mengakomodir calon menteri yang diusulkan PPP kelompok Romi Cs atau muhtamar islah? Mantan Deputi tim transisi itu enggan menjelaskanya.
“Nanti kita lihat (perkembangannya, akomodir Romi atau mbah moen),” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid

KKP Klaim SLIN Melengkapi Program Tol Laut

Jakarta, Aktual.co —Kementerian Kelautan dan Perikanan mengklaim Sistem Logistik Ikan Nasional yang sedang dibangun kementerian tersebut saling melengkapi dengan program Tol Laut milik Presiden Joko Widodo.

“Penerapan SLIN berjalan beriringan dengan konsep tol laut yang diusung Presiden Joko Widodo. SLIN melengkapi integrasi sistem logistik tol laut,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (25/10).

Menurut Sjarief, SLIN mengakselerasi tol laut dalam memberikan solusi kelancaran barang, pengurangan waktu distribusi, dan pengurangan biaya logistik.

Tol laut, ujar dia, menjadi salah satu perwujudan konektivitas berbasis kelautan dengan menerapkan konsep sistem kebijakan transportasi jangka panjang.

“Ini mampu memberikan jaminan meningkatkan jumlah barang dan muatan (cargo flow), berkurang waktu distribusi secara signifikan, akses yang merata di seluruh wilayah, sinergi antara pusat-pusat pertumbuhan yang pada akhirnya menurunkan biaya logistik,” ucapnya.

Sebelumnya, Rektor Universitas Hasanuddin Makassar Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan, dalam melakukan “eksekusi” laut untuk jalan tol, membutuhkan langkah strategis.

“Eksekusi tol laut ini tentu akan menjadi isu yang strategis dari pemerintahan baru sehingga untuk mewujudkannya dibutuhkan langkah-langkah yang strategis,” kata Dwia di sela acara penandatanangan nota kesepahaman (MoU) dengan pihak PT Pelindo IV di Makassar, Rabu (15/10).

Untuk mewujudkan hal itu, lanjut dia, harus melibatkan semua pihak, baik masyarakat, pemerintah, BUMN maupun pihak swasta untuk saling mendukung, termasuk dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pelindo III Djarwo Surjanto mendukung gagasan tol laut yang diwacanakan Presiden RI Joko Widodo dalam upaya menyeimbangkan pemerataan pembangunan.

“Selama ini harus logistik di Indonesia berpusat di wilayah tertentu, Pak Jokowi sepertinya menginginkan adanya pemerataan sehingga tidak ada ketimpangan antara Indonesia di bagian barat dan Indonesia di bagian timur,” katanya di sela seminar kepelabuhan di Bali, Jumat (17/10).

Ia mengatakan bahwa kurangnya konektivitas jalur logistik di Indonesia menyebabkan logistic performance index (LPI) tahun 2014 berada di peringkat 53 dunia di bawah Singapura (5), Malaysia (25), dan Thailand (35).

Meski demikian, kata dia, peringkat tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2010 Indonesia berada di peringkat 75 dunia dan pada tahun 2012 berada di peringkat 59.

“Artinya, peringkat logistik Indonesia terus meningkat. Ini yang harus kita tingkatkan terus pada tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid

Berita Lain