25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 42359

Sutiyoso Datangi Rumah Megawati

Jakarta, Aktual.co — Jelang pengumuman nama menteri kabinet Presiden Joko Widodo, sejumlah tokoh nasional silih berganti menyambangi kediaman Ketua PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, di Jalan Tengku Umar, Jakarta Pusat.
Setelah, Ketua DKPP Jimly Assiddique dan mantan Kepala BIN Hendropriyono, kini giliran mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso menyambangi kediaman Megawati.
Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu tiba sekitar 14.10 WIB dengan menggunakan kemeja putih itu hanya menjawab singkat kedatangannya tersebut.
“Kita cuma kumpul-kumpul saja, biasa,” kata Sutiyoso kepada wartawan, di kediaman Megawati, Jumat (24/10).
Ketika ditanya lebih lanjut, perihal pembahasan apa yang akan dibicarakan dalam pertemuan hari ini. Pria yang akrab disapa Bang Yos ini, belum mau berkomentar.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Ajudan Ketua DPRD DKI Intimidasi Wartawan, IPW: Itu Berlebihan

Jakarta, Aktual.co — Insiden intimidasi pelarangan liputan kepada awak media Aktual.co, oleh ajudan Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Prasetyo, berinisial ‘D’ sangat disayangkan.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengingatkan bahwa sebagai pejabat publik, setiap orang harus bersikap terbuka untuk menjelaskan segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan publik.
“Sang ajudan maupun Prasetyo harus menyadari posisi ketua DPRD adalah pejabat publik, sementara wartawan di lindungi UU dalam menjalankan tugas jurnalistiknya,”  ucap Neta kepada Aktual.co, di Jakarta, Jumat (24/10).
Kalau pun kemudian, sambung Neta, menurut ajudannya, Prasetyo kesal saat ditanyai terus oleh wartawan soal alat kelengkapan DPRD DKI Jakarta, mungkin ada miskomunikasi antar yang bersangkutan dengan wartawan. Oleh karena itu, miskomunikasi ini yang perlu diluruskan.
“Namun diharapkan ajudan Ketua DPRD DKI tersebut jangan bersikap berlebihan. Sebagai ajudan yang bersangkutan justru harus membantu meluruskan miskomunikasi ini,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Pembubaran Tim 11, Elite PDIP Bungkam

Jakarta, Aktual.co — Soal adanya informasi pembubaran diri Tim 11 PDI Perjuangan yang bertugas membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) lebih awal terus menguap kepermukaan publik.
Namun, ketika dikonfirmasi kesejumlah para elit partai tersebut, mengaku tidak ada yang mengetahui.
Seperti yang disampaikan singkat oleh Politisi senior PDI Perjuangan, Pramono Anung ketika dikonfirmasi usai melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, di kediamannya, di Jalan Tengku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (24/10).
“Tidak tahu (soal Tim 11 yang membubarkan diri),” kata Pramono dari dalam mobil Toyota Land Cruiser hitam dengan kaca yang terbuka.
Sementara itu, ketika akan dikonfirmasi soal pertemuannya dengan orang nomor satu di partai berlambang kepala banteng tersebut pun, mantan wakil ketua DPR RI itu enggan menjelaskan.
“Saya ada pertemuan lagi ya, Maaf,” ucap Pramono dengan menutup kaca kendaraanya.
Sebelumnya sempat diberitakan, Tim 11 PDIP yang beranggotakan sejumlah akademisi dan praktisi ini bertugas membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) diduga membubarkan diri. Tim ini sebenarnya dibentuk melakukan aneka kajian, mulai dari isu pertahanan, hukum, sosial budaya.
Padahal, menurut informasi, kontrak tim ini dengan Jokowi-JK berakhir pada tanggal 30 Oktober 2014. Selain itu dari hampir 100 nama calon menteri yang diajukan ke Jokowi terbentur dan terpental dengan sendirinya

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

Kepala BKPM Diam-Diam Mengundurkan Diri

Jakarta, Aktual.co — Bersamaan dengan wacana Kepala BPKM Mahendra Siregar masuk dalam bursa menteri ekonomi Jokowi-JK, ternyata secara diam-diam Mahendra sudah mengundurkan diri sejak 20 Oktober 2014. Praktis BPKM tidak memiliki terkait pengunduran diri tersebut.

“Pak Mahendra sudah mengundurkan diri per tanggal 20 Oktober,” ujar Deputi Bidang Perencanaan BKPM Himawan Hariyoga di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta, Jumat (24/10).

Ketika ditanyakan alasan pengunduran diri, Himawan tidak menyebutkan alasannya. Untuk melengkapi kekosongan posisi tersebut, saat ini BKPM dipimpin secara kolektif oleh eselon I tanpa kepala.

Seperti diketahui, sebelum menjabat kepala BKPM, Mahendra pernah menjadi wakil menteri Keuangan. Kemudian dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala BKPM pada tanggal 1 Oktober 2013.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Hasto Sebut Pertemuan Jimly, Hendropriyono dan Megawati Penting

Jakarta, Aktual.co — Wakil Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membenarkan bahwa ada pertemuan yang dilakukan antara Ketua Umum partainya, Megawati Soekarnoputri dengan Ketua DKPP Jimly Asshiddiqie serta eks Kepala BIN Hendropriyono.
Menurutnya, pertemuan itu dilakukan karena ada yang penting. Namun dia tidak menjelaskan hal penting apa yang membuat tokoh-tokoh itu berdatangan ke rumah Megawati.
“Mereka datang itu penting. Jimly itu kan memiliki kepakaran hukum tatanegara dan pemerintahan,” kata Hasto kepada wartawan,  saat keluar dari kediaman Megawati, di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Jumat (24/10).
Hasto mengatakan, sebagai tokoh nasional hal biasa ketika Megawati bertemu dengan tok‎oh nasional lainnya. Dia juga mengatakan pula kalau selain nama dua tokoh itu, ada juga Pramono Anung dalam pertemuan di rumah Megawati. 
Ketika ditanya mengapa kedatangan orang-orang itu bersamaan jelang penetapan menteri Jokowi-JK, dia mengatakan kebetulan.
“Itu biasa saja. Ini kebetulan,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang

OJK Desak Bank Mandiri Usut Kasus ‘Fraud’

Jakarta, Aktual.co — Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Riau Nurdin Subandi, mendesak Bank Mandiri untuk segera melakukan pengusutan terhadap dugaan penipuan (fraud) oknum karyawan bank tersebut terhadap puluhan nasabah UMKM di Kabupaten Bengkalis, Riau.

“Saya minta segera dilakukan investigasi dan tindaklanjuti,” tegas Nurdin Subandi di Pekanbaru, Jumat (24/10).

Ia mengatakan sudah mendapat informasi terkait kasus dugaan “fraud” tersebut, namun hingga kini belum ada korban yang melapor ke OJK. “Sampai sekarang belum ada pengaduan ke kami.

Mekanisme pengaduan masalah itu korban mengadu dulu ke bank, kalau tidak putus disana (bank) bisa kita turun. Meski begitu, saya sudah meminta pihak bank untuk segera selidiki dan tindak kalau memang sudah jelas orangnya,” ujar Nurdin.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Riau Sukardi Ali Zahar menilai pengawasan internal Bank Mandiri yang lemah menjadi salah satu pemicu terjadinya kasus pencurian uang dan penipuan terhadap puluhan nasabah UMKM di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

“Seharusnya Bank Mandiri melakukan pengawasan ketat secara internal, apalagi kalau berhubungan dengan barang berharga milik nasabah yang seharusnya dilindungi,” kata Sukardi.

Sukardi meminta Bank Mandiri menjelaskan secara terbuka duduk permasalahan kasus ini sebagai bentuk tangung jawab kepada nasabah dan kepada publik. Ia mengaku mendapat informasi bahwa oknum pegawai yang membawa kabur uang nasabah UMKM merupakan pegawai perusahaan lain (outsourching) yang dipekerjakan Bank Mandiri melalui PT Prismas Jamintara.

Dengan Bank Mandiri mempekerjakan pegawai melalui pihak lain, lanjutnya, hal itu akan membuat bingung nasabah UMKM dalam menyikapi kasus penipuan ini karena tidak jelas siapa yang harus bertanggung jawab secara institusi. Sedangkan, selama ini nasabah hanya mengetahui oknum tersebut sebagai pegawai Bank Mandiri.

“Kalau memang oknum itu adalah karyawan bank, maka pihak bank harus bertanggung jawab. Tapi kalau oknum ini adalah pihak lain dari bank, maka Bank Mandiri bisa lepas dari tanggung jawab.

Karena itu, Bank Mandiri harus menjelaskan keterkaitan dengan perusahaan pihak tersebut karena masalahnya hutang nasabah dan agunannya tentu masih tertahan di bank karena nasabah masih tercatat sebagai penunggak hutang,” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Duri Institute Agung Marsudi mengatakan pihaknya menerima cukup banyak pengaduan dari korban yang melapor ke pos pengaduan, yang didirikan lembaga itu bersama Kantor Hukum Sugiono & Partners.

Agung mengatakan mengatakan tindakan melawan hukum yang dilakukan salah satu oknum pegawai Mikro Kredit Sales (MKS) Bank Mandiri Cabang Duri berinisial SM merupakan praktek “fraud” atau penipuan di bisnis perbankan yang sudah mengkhawatirkan.

“Puluhan nasabah telah menjadi korban, dengan modus operandi yang beragam, dan angkanya mencapai ratusan juta Rupiah dalam kurun waktu enam bulan terakhir,” katanya.

Selain itu, Duri Institute juga sedang mendalami dugaan praktek perekrutan pegawai MKS melalui jasa perusahaan pihak outsourcing tenaga MKS Mandiri yang menyalahi prosedur. Agung mensinyalir perusahaan PT Primas Jamintara tidak pernah melapor dan terdaftar di Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bengkalis.

“Pegawai MKS direkrut dan dilatih oleh Bank Mandiri tetapi mereka merupakan tenaga outsourcing dari PT Prismas. Banyak kejanggalan dalam hal ini dan kasus penipuan ini adalah pintu masuk untuk membongkar masalah lainnya, termasuk adanya informasi pemblokiran rekening tenaga MKS oleh Bank Mandiri bila mereka tidak memenuhi target pencairan Rp350 juta per bulan,” tegas Agung Marsudi.

Hingga kini pihak Bank Mandiri belum memberikan pernyataan resmi terkait penyelesaian kasus tersebut. Kepala Cabang Bank Mandiri Pekanbaru, Slamet Mulyo, ketika dikonfirmasi Antara mengatakan tidak memiliki wewenang untuk memberikan pernyataan kepada media.

“Saya tidak punya wewenang untuk menjelaskannya, mohon maaf,” kata Slamet.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka

Berita Lain