Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik (kiri) dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kanan) saat menggelar Konfrensi Pers di Gedung ESDM, Jakarta, Selasa (10/9/2013). Pertemuan tersebut digelar untuk membahas masalah peningkatan kerjasama pengamanan obyek-obyek vital pertambangan di Indonesia. Aktual/Oke Dwi Atmaja
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik (kiri) dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kanan) saat menggelar Konfrensi Pers di Gedung ESDM, Jakarta, Selasa (10/9/2013). Pertemuan tersebut digelar untuk membahas masalah peningkatan kerjasama pengamanan obyek-obyek vital pertambangan di Indonesia. Aktual/Oke Dwi Atmaja
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik (kiri) dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko (kanan) saat menggelar Konfrensi Pers di Gedung ESDM, Jakarta, Selasa (10/9/2013). Pertemuan tersebut digelar untuk membahas masalah peningkatan kerjasama pengamanan obyek-obyek vital pertambangan di Indonesia. Aktual/Oke Dwi Atmaja
Sejumlah karyawan Perum Damri melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2013). Aksi tersebut untuk mendesak Presiden SBY untuk memerintahkan Menteri BUMN untuk menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan di Perum Damri. Aktual/Oke Dwi Amaja
Sejumlah karyawan Perum Damri melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2013). Aksi tersebut untuk mendesak Presiden SBY untuk memerintahkan Menteri BUMN untuk menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan di Perum Damri. Aktual/Oke Dwi Amaja
Sejumlah karyawan Perum Damri melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2013). Aksi tersebut untuk mendesak Presiden SBY untuk memerintahkan Menteri BUMN untuk menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan di Perum Damri. Aktual/Oke Dwi Amaja
Sejumlah karyawan Perum Damri melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2013). Aksi tersebut untuk mendesak Presiden SBY untuk memerintahkan Menteri BUMN untuk menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan di Perum Damri. Aktual/Oke Dwi Amaja
Sejumlah karyawan Perum Damri melakukan aksi di depan Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2013). Aksi tersebut untuk mendesak Presiden SBY untuk memerintahkan Menteri BUMN untuk menyelesaikan permasalahan ketenagakerjaan di Perum Damri. Aktual/Oke Dwi Amaja
Jakarta, Aktual.co —“Banjaran gatotkaca” berkisah tentang satria pringgodani yang terkenal dengan kesaktianya otot kawat balung (tulang) wesi. Kisah ini bermula dari kelahiran bayi putra bima dengan dewi arimbi yang memiliki keanehan tali pusarnya tidak bisa dipotong dengan senjata apapun. Mengetahui khabar tersebut para dewa pun mengutus batara narada untuk menyerahkan senjata kuntha wijaya kepada Arjuna (paman Gatotkaca) untuk digunakan memotong tali pusar Gatotkaca, akan tetapi dalam menjalankan tugasnya Batara Narada melakukan kesalahan, senjata kuntha wijaya yang seharusnya diserahkan kepada Arjuna justru diserahkan kepada Raden Karna yang memiliki wajah mirip Arjuna. Arjuna pun segera mengejar Raden Karna untuk merebut kembali senjata kuntha wijaya, pertempuran antara Arjuna dengan Raden Karna berakhir dengan Arjuna hanya mendapatkan warangka atau sarung pusaka kuntha wijaya, sedangkan senjata kuntha wijaya dibawa lari oleh Raden Karna. Warangka kuntha wijaya ternyata memiliki keampuhan yang luar biasa, tali pusar Gatotkaca mampu dipotong hanya dengan sekali iris. Keanehan pun terjadi lagi saat warangka kuntha wijaya digunakan untuk memotong tali pusar Gatotkaca, warangka tersebut masuk dan menyatu kedalam tubuh Gatotkaca. Batara Guru meminta supaya Gatotkaca yang masih bayi dibawa ke khayangan dan dimasukan ke dalam kawah chadradimuka bersamaan dengan senjata para dewa, anehnya Gatotkaca yang semula bayi merah tiba-tiba muncul dari kawah chadradimuka menjadi pemuda yang sakti mandraguna. Gatotkaca pun langsung mendapat tugas menumpas gerombolan senopati kolopracono yang membuat keonaran di khayangan, alhasil gerombolan senopati kolopracono ditumpas oleh Gatotkaca. Kisah “Banjaran Gatotkaca” diakhiri dengan Perang Bharatayudha dimana Gathotkaca menjadi panglima perang Pandawa, di medan pertempuran Gathotkaca bertarung dengan hebat tanpa ada yang mampu menandinginya. Kurawa yang licik akhirnya membujuk Raden Karna supaya menggunakan senjata kuntha wijaya untuk melawan Gatotkaca. Saat senjata kuntha wijaya dilepas oleh Raden Karna, tiba-tiba senjata itu melesat mengarah ke Gatotkaca, menyadari senjata kuntha wijaya mengarah ke dirinya Gatotkaca segera menghindar dan terbang setinggi mungkin, tapi kuntha wijaya tetap mengejar dikarenakan warangkanya ada didalam tubuh Gatotkaca. Akhirnya senjata kuntha wijaya mampu bersatu kembali dengan warangkanya dan Gototkaca pun gugur sebagai kesatria membela harga diri bangsa dan keluarga.
Paguyuban Wayang Orang Indonesia Pusaka pimpinan Jaya Suprana bekerjasama dengan wayang orang “Bharata” membuat pertunjukan wayang orang dengan lakon “Banjaran Gatotkaca”. Pagelaran yang di sutradarai oleh Ida Soeseno ini mampu menampilkan khasanah budaya Indonesia ke dunia International, dibuktikan dengan gelaran “Banjaran Gatotkaca” di Sydney Opera House pada 28 desember 2010, Istana Negara 29 Juli 2011 dan Gedung UNESCO Paris 22 oktober 2012.
Para Pemain : Kenthus, Nanang Ruswandi, Marsam, Kadar, Soerip, dan Dewi Sulastri. Beberapa pegiat seni lainnya juga turut hadir, di antaranya Kuntari Sapta Nirwandar, Aylawati Sarwono, Giok Hartono, Bai Papulo, Enny Soekamto, Yani Arifin, Endang Gatot Sawarno, Tuti Roosdiono, Iesye Kausar, Yessy Sutiyoso, Prasanti Andrini,Gendhis Wicaksono Soeharto, dll.
Menhut Zulkifli Hasan (kiri) didampingi Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto (kanan) memberikan keterangan pers tentang hasil wawancara dengan aktor Hollywood Harrison Ford di Jakarta, Senin (9/9). Menhut marah karena Harrison Ford tidak meminta ijin untuk masuk ke taman nasional Tesso Nilo di Riau dalam rangka membuat film dokumenter tentang hutan Indonesia. Aktual/Oke Dwi Atmaja
Menhut Zulkifli Hasan (kiri) didampingi Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto (kanan) memberikan keterangan pers tentang hasil wawancara dengan aktor Hollywood Harrison Ford di Jakarta, Senin (9/9). Menhut marah karena Harrison Ford tidak meminta ijin untuk masuk ke taman nasional Tesso Nilo di Riau dalam rangka membuat film dokumenter tentang hutan Indonesia. Aktual/Oke Dwi Atmaja
Menhut Zulkifli Hasan (kiri) didampingi Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto (kanan) memberikan keterangan pers tentang hasil wawancara dengan aktor Hollywood Harrison Ford di Jakarta, Senin (9/9). Menhut marah karena Harrison Ford tidak meminta ijin untuk masuk ke taman nasional Tesso Nilo di Riau dalam rangka membuat film dokumenter tentang hutan Indonesia. Aktual/Oke Dwi Atmaja
Menhut Zulkifli Hasan (kiri) didampingi Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto (kanan) memberikan keterangan pers tentang hasil wawancara dengan aktor Hollywood Harrison Ford di Jakarta, Senin (9/9). Menhut marah karena Harrison Ford tidak meminta ijin untuk masuk ke taman nasional Tesso Nilo di Riau dalam rangka membuat film dokumenter tentang hutan Indonesia. Aktual/Oke Dwi Atmaja
Menhut Zulkifli Hasan (kiri) didampingi Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto (kanan) memberikan keterangan pers tentang hasil wawancara dengan aktor Hollywood Harrison Ford di Jakarta, Senin (9/9). Menhut marah karena Harrison Ford tidak meminta ijin untuk masuk ke taman nasional Tesso Nilo di Riau dalam rangka membuat film dokumenter tentang hutan Indonesia. Aktual/Oke Dwi Atmaja
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Capres Konvensi Parta Demokrat Pramono Edhie Wibowo (tengah) didampingi Anggota Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul (kiri), dan anggota tim sukses konvensi Detalia I Siregar (kanan) sebelum menyampaikan pemaparannya terkait keikutsertaan dalam Konvensi Partai Demokrat di Jakarta, Senin (9/9). Pramono Edhie yang juga peserta 'Capres Idol' Konvensi Demokrat ini mengimbau agar masyarakat untuk tidak memilih calon pemimpin yang hanya memiliki uang banyak saja, tetapi tak punya kualitas dan kapabilitas dalam memimpin. Aktual/Tino Oktaviano
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Capres Konvensi Parta Demokrat Pramono Edhie Wibowo (kanan) didampingi Anggota Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul (kiri), saat menyampaikan pemaparannya terkait keikutsertaan dalam Konvensi Partai Demokrat di Jakarta, Senin (9/9). Pramono Edhie yang juga peserta 'Capres Idol' Konvensi Demokrat ini mengimbau agar masyarakat untuk tidak memilih calon pemimpin yang hanya memiliki uang banyak saja, tetapi tak punya kualitas dan kapabilitas dalam memimpin. Aktual/Tino Oktaviano
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Capres Konvensi Parta Demokrat Pramono Edhie Wibowo (kanan) didampingi Anggota Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul (kiri), saat menyampaikan pemaparannya terkait keikutsertaan dalam Konvensi Partai Demokrat di Jakarta, Senin (9/9). Pramono Edhie yang juga peserta 'Capres Idol' Konvensi Demokrat ini mengimbau agar masyarakat untuk tidak memilih calon pemimpin yang hanya memiliki uang banyak saja, tetapi tak punya kualitas dan kapabilitas dalam memimpin. Aktual/Tino Oktaviano
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Capres Konvensi Parta Demokrat Pramono Edhie Wibowo saat menyampaikan pemaparannya terkait keikutsertaan dalam Konvensi Partai Demokrat di Jakarta, Senin (9/9). Pramono Edhie yang juga peserta 'Capres Idol' Konvensi Demokrat ini mengimbau agar masyarakat untuk tidak memilih calon pemimpin yang hanya memiliki uang banyak saja, tetapi tak punya kualitas dan kapabilitas dalam memimpin. Aktual/Tino Oktaviano
Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Capres Konvensi Parta Demokrat Pramono Edhie Wibowo (tengah) didampingi Anggota Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul (kiri), dan anggota tim sukses konvensi Detalia I Siregar (kanan) sebelum menyampaikan pemaparannya terkait keikutsertaan dalam Konvensi Partai Demokrat di Jakarta, Senin (9/9). Pramono Edhie yang juga peserta ‘Capres Idol’ Konvensi Demokrat ini mengimbau agar masyarakat untuk tidak memilih calon pemimpin yang hanya memiliki uang banyak saja, tetapi tak punya kualitas dan kapabilitas dalam memimpin. Aktual/Tino Oktaviano
Jakarta, Aktual.co —Sidang dengan terdakwa Ahmad Fathanah hari ini (9/9) kembali digelar di pengadilan TIPIKOR, agenda sidang kali ini mendengarkan saksi – saksi. Billy Gan selaku Direktur PT. Green Life Bioscience mengungkapkan bahwa dirinya pernah beberapa kali memberikan sejumlah uang kepada Fathanah baik secara langsung maupun transfer. Uang sebesar 10.000 US dollar diberikan fathanah di salah satu hotel di Jakarta guna mendirikan perusahaan yang akan memasarkan pupuk miliknya. Uang Rp.500.000.000, untuk proses pemenangan tender yang diikuti PT.Green Life Bioscience di Kementrian Pertanian terkait proyek senilai Rp.400 miliyar. “Terdakwa juga menerima uang dari Billy Gan melalui transfer dari rekening BCA nomor 168016600 agar PT. Prima Karsa Sejahtera yang dibentuk bersama-sama Billy dan Sony bisa mendapatkan proyek di Kementerian Pertanian,” jelas Jaksa Guntur Ferry Fahtar saat membacakan surat dakwaan milik Fathanah. Transfer dilakukan melalui empat tahap. Pertama, 14 September 2011 sebesar Rp 500.000.000. Kedua, tanggal 2 Maret 2012 sebesar Rp 87.000.000. Ketiga, tanggal 22 Maret 2012 sebesar Rp 150.000.000 dan terakhir tanggal 10 Februari 2012 sebesar Rp 5.000.000. Perlu diketahui, Ahmad Fathanah merupakan terdakwa kasus suap impor daging sapi yang melibatkan mantan presiden PKS, Lutfi Hasan Iskhak dan direktur PT Indoguna utama Maria Elizabeth.