30 Desember 2025
Beranda blog Halaman 799

Bangun Kemandirian Rakyat Lewat Kearifan Lokal — Seruan Lestari Moerdijat

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam acara Penyerapan Aspirasi Masyarakat MPR RI di hadapan para tokoh masyarakat dan pemuda di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (14/5). Aktual/DOK MPR RI

Sukoharjo, aktual.com – Bangun kemandirian masyarakat dengan mengembangkan kearifan lokal berbasis komunitas untuk menjawab tantangan perekonomian nasional yang dihadapi saat ini.

“Saya kira para tokoh masyarakat bisa menggali kembali potensi atau kearifan lokal yang dimiliki di daerah masing-masing untuk bisa dikembangkan melalui jejaring yang dibangun mulai dari keluarga di setiap desa,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam acara Penyerapan Aspirasi Masyarakat MPR RI di hadapan para tokoh masyarakat dan pemuda di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (14/5).

Menurut Lestari, dalam menghadapi berbagai tantangan dalam proses pembangunan saat ini harus dihadapi secara bersama-sama.

Para tokoh masyarakat dan pemuda, tegas Rerie, sapaan akrab Lestari, harus mampu berperan aktif untuk mulai melihat berbagai potensi yang dimiliki daerah dan segera mengambil langkah nyata untuk mengelola potensi tersebut.

Menurut Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI, banyak hal dalam lingkup yang lebih kecil bisa segera dilakukan dalam upaya membangun kemandirian di tingkat daerah.

Apalagi, ujar Rerie, di wilayah Surakarta dan sekitarnya terjadi ketimpangan akses ekonomi. Meski di Surakarta dan Sukoharjo menjadi pusat pertumbuhan dengan menyerap investasi, namun daerah-daerah di luar wilayah tersebut masih tertinggal.

Kearifan lokal seperti membatik dan menenun, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, harus mampu dihidupkan kembali di lingkungan keluarga, seperti yang terjadi di masa lalu.

Demikian juga, tambah Rerie, dengan kerajinan gerabah yang sampai saat ini masih memiliki nilai jual, tetapi produsennya semakin sedikit.

Rerie mendorong agar para pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat di daerah dapat bersama menumbuhkan gerakan ekonomi kreatif masyarakat dengan memanfaatkan potensi kearifan lokal, untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih merata.*

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

BMKG: 5 kabupaten di Jateng Berstatus Siaga Curah Hujan Tinggi

Ilustrasi - Pejalan kaki sedang menerobos hujan di jalan raya. Aktual/DOK

Jakarta, Aktual.com – Sebanyak lima kabupaten di Jawa Tengah (Jateng) berstatus siaga curah hujan tinggi pada dasarian kedua bulan Mei 2025 dengan curah berkisar 200-300 milimeter per dasarian.

Hal tersebut disampaikan Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, Rabu (14/5).

“Berdasarkan Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Provinsi Jawa Tengah Periode Dasarian II Mei 2025 yang dikeluarkan Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II, lima kabupaten yang berstatus siaga curah hujan tinggi meliputi Pemalang, Pekalongan, Batang, Banjarnegara, dan Wonosobo,” katanya.

Selain itu, kata dia, sebanyak sembilan kabupaten/kota berstatus waspada curah hujan tinggi, yakni Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, Kota Pekalongan, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Klaten, dan Kabupaten Boyolali dengan curah berkisar 150-200 milimeter per dasarian.

Bahkan, lanjut dia, pada tanggal 14-16 Mei berpotensi terjadi hujan lebat di Kabupaten Boyolali, khususnya Kecamatan Cepogo, Musuk, Boyolali, Mojosongo, dan Teras, serta di Kabupaten Klaten yang meliputi Kecamatan Polanharjo, Tulung, Jatinom, dan Kemalang.

“Sementara pada tanggal 17-20 Mei hujan lebat berpotensi terjadi di Kabupaten Cilacap, khususnya Kecamatan Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja, Dayeuhluhur, dan Cipari, serta di Kabupaten Brebes meliputi Salem dan Bantarkawung,” katanya.

Ia mengatakan potensi terjadinya hujan tersebut dipengaruhi oleh suhu permukaan laut perairan Indonesia hingga saat sekarang masih hangat, sehingga dapat memicu pembentukan awan hujan.

“Anomali suhu permukaan laut perairan Indonesia periode Mei hingga Oktober 2025, secara umum diprediksi akan didominasi oleh normal hingga anomali positif atau lebih hangat dengan kisaran nilai 0,5 derajat Celcius hingga 2 derajat Celcius,” kata Teguh Wardoyo.

Lebih lanjut dia mengatakan dalam Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Provinsi Jawa Tengah Periode Dasarian II Mei 2025 tersebut juga diketahui bahwa hingga dasarian ketiga bulan April 2025, dari 54 zona musim yang ada di Jateng terdapat empat zona musim telah memasuki musim kemarau.

Menurut dia, empat zona musim tersebut meliputi Jateng 12 yang terdiri atas Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan bagian utara, Pemalang bagian utara, dan Tegal bagian timur laut.

Selanjutnya, Jateng 24 terdiri atas sebagian Kabupaten Batang bagian timur laut, sebagian Demak bagian barat, Kendal bagian utara, Kota Semarang bagian utara. Selain itu, Jateng 36 khususnya sebagian wilayah selatan Wonogiri dan Jateng 42 khususnya sebagian wilayah barat Grobogan.

“Kami berharap informasi ini bisa dijadikan kewaspadaan dan pertimbangan untuk melakukan langkah mitigasi dampak ikutan dari kedua kondisi tersebut,” kata Teguh.

Analis: Nilai Tukar Rupiah Menguat 45 Poin

Ilustrasi- Seseorang memegang uang baru pecahan seratus ribu dan seribu rupiah
Ilustrasi- Seseorang memegang uang baru pecahan seratus ribu dan seribu rupiah

Jakarta, Aktual.com – Penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan. Demikian disampaikan Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong.

Menurutnya, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan menguat sebesar 45 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.582 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.627 per dolar AS.

“Rupiah dibuka menguat terhadap dolar AS yang melemah cukup besar setelah data inflasi AS yang dirilis semalam lebih rendah dari perkiraan,” ujarnya, Rabu (14/5).

Secara month to month (MoM), inflasi inti dan inflasi umum AS naik 0,2 persen dari perkiraan 0.3 persen. Adapun inflasi umum year on year (YoY) naik 2,3 persen dari perkiraan 2,4 persen.

Sebagaimana dikutip dari Xinhua, Indeks Harga Konsumen (IHK) barang dan jasa meningkat 0,2 persen secara musiman pada bulan April 2025 setelah turun 0,1 persen pada Maret 2025.

“Dari domestik, investor menantikan data penjualan ritel yang diperkirakan akan tumbuh 3,3 persen, lebih baik dari bulan sebelumnya 2 persen,” ucap dia.

Berdasarkan faktor tersebut, Lukman memprediksi kurs rupiah hari ini berkisar Rp16.500-Rp16.600 per dolar AS.

Maksiat yang Melahirkan Kehinaan Lebih Baik daripada Taat yang Mengakibatkan Kesombongan

Taujih Syeikh DR Yudi Latif (kiri) bersama Khodim Zawiyah Arraudhah Al Akh Muhammad Danial Nafis (kanan) saat acara Kajian Spesial Ramadhan di Zawiyah Arraudah, Jalan Tebet Barat VIII, No 50, Jakarta Selatan, Minggu (4/6/2017). Dalam kajian Spesial Ramadhan ini yang bertamakan "Pancasila dalam Tasawuf Islam".. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Syaikhuna KH Muhammad Danial Nafis hafizhahullahu dalam pengajian Tasawuf (Kitab Al Hikam) mengatakan bahwa maksiat disini tidak terbatas pada pelanggaran apa yang telah dilarang syara’ tapi mencakup kelalaian pada Allah.

مَعْصِيَةٌ أَوْرَثَتْ ذُلًّا وَافْتِقَارًا خَيْرٌ مِنْ طَاعَةٍ أَوْرَثَتْ عِزًّا وَاسْتِكْبَارًا

Maksiat yang melahirkan rasa hina serta kesadaran akan kelemahannya sebagai hamba dan kekurangan lebih baik daripada ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan kesombongan.

Maksiat, terkadang bisa menjadi perjalanan yg Allah berikan kepada hamba-Nya untuk meningkatkan derajat dan pintu pertaubatan. Dan terkadang Ketaatan yg dilakukan seorang hamba malah menjadikannya jumawa dan merendahkan yang lain akhirnya menjerumuskan hamba tersebut pada lubang kehancuran.

Ketika kita memandang orang yang maksiat, tidak boleh langsung menghakimi “ini Ahli Maksiat”. Di kitab Sirrul Asrar dijelaskan, Sedekah para arifin, adalah menghadiahkan ketaatan yang ia lakukan untuk menjadi wasilah bertaubat dan berubah menjadi baiknya orang lain.

Dalam Hizb Barr, Syekh Abul Hasan Syadzili berdoa dengan kalimat yang indah:
اللهُمَّ اجْعَلْ سَيِّئَاتِنَا سَيِّئَاتِ مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَا تَجْعَلْ حَسَنَاتِنَا حَسَنَاتِ مَنْ أَبْغَضْتَ

Ya Allah, jadikanlah keburukanku sebagai keburukan orang-orang yang Kau cintai, dan jangan jadikan kebaikanku sebagai kebaikan orang-orang yang Kau murkai,

إِلَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلًا * * وَلاَ أَقْوَى عَلَى نَارِ الْجَحِيْمِ،
فَهَبْ لِيْ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبِيْ * * فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ

bait tersebut dianjurkan untuk dibaca 3-7 kali selepas shalat Jum’at.

Antara maksiat dan taubat bisa melahirkan rasa khauf, merasa hina dan butuh Allah itu hal yang baik, begitu pun Ketaatan yang melahirkan rajaa’ (rasa optimisme pada Allah) dan syukur.

Jangan sampai kita terjebak dalam ruang atau kondisi yang keliatan zahirnya ketaatan tapi malah menjerumuskan kepada kesombongan.

Syekh Ibnu ‘Athoillah as-Sakandari RA membagi nikmat yang pasti didapatkan oleh manusia menjadi dua macam dalam hikamnya, sebagai berikut:

نِعْمَتَانِ مَا خَرَجَ مَوْجُودٌ عَنْهُمَا، وَلَا بُدَّ لِكُلِّ مُكَوَّنٍ مِنْهُمَا، نِعْمَةُ الْإِيجَادِ وَنِعْمَةُ الْإِمْدَادِ

“Ada dua anugrah nikmat yang tidak satu pun makhluk (maujud) bisa terlepas dari keduanya. Setiap makhluk yang diciptakan pasti mendapatkan keduanya. Kedua nikmat dimaksud adalah nikmat diciptakan dan nikmat dipenuhinya kebutuhan hidup.”

إِنَّ رَبِّى عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ حَفِيظٌ

Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu. (QS Hud:57)

Sering kali manusia tidak menyadari pertolongan Allah yang telah Allah berikan padanya, sehingga akhirnya sering mengeluh dan tidak mensyukuri nikmat Allah. Padahal manusia tidak akan bisa menghitung banyaknya nikmat Allah.

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا

Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. (QS An Nahl:18)

Syekh Ibnu Atha’illah As-sakandari ra menuliskan:

فَاقَتُكَ لَكَ ذَاتِيَّةٌ، وَوُرُوْدُ الْأَسْبَابِ مُذَكِّرَاتٌ لَكَ بِمَا خَفِيَ عَلَيْكَ عَنْهَا، وَالْفَاقَةُ الذَّاتِيَّةُ لَا تَرْفَعُهَا الْعَوَارِضُ

“Ketergantungan kepada Allah adalah hakikatmu, sedangkan munculnya sebab-sebab ketergantungan adalah pengingat akan hakikatmu yang tak kausadari itu. Dan ketergantungan yang bersifat haikiki itu takkan mungkin pernah terpenuhi oleh sesuatu yang nisbi”

Segala peristiwa yang kita alami sekarang berupa dijadika kaya atau dimiskinkan oleh Allah merupakan tarbiyah atau pendidikan yang Allah berikan kepada kita, jangan terjebak pada salah pandang akan ujian yang disebabkan kecondongan nafsu kita.

Seringkali kita tidak menyadari peringatan dari Allah, karena terselubungnya nafsu yang menyelimuti hati dan pikiran kita. Sehingga nafsu tersebut meronta ketika mendapatkan hal-hal yang tidak kita senangi (ujian, sakit, miskin, bangkrut, dsb).

Mulailah belajar problematika yang kamu hadapi sebagai bentuk Tarbiyah dari Allah, yang menjadikan kamu agar selalu bergantung dan husnuzhon pada Allah. Serta janganlah suka membandingkan nikmat yang diterima oleh orang lain dengan apa yang kamu terima.

Kaya adalah hal yang diperbolehkan, tapi jangan sampai melenakan kehidupanmu. Makanya perlu ditanamkan untuk zuhud dalam hati, dan meyakini apa yang kamu peroleh dan usahakan sejatinya dari Allah.

Ketika kamu ditegur guru, jangan dianggap itu sebagai bentuk kemarahan sang guru yang menjadikan kamu menjauhi guru. Anggaplah itu sebagai bahasa cinta dari seorang Guru, yang senantiasa mengharapkan kamu selalu dalam kebaikan.

Orang yang ruhaninya tidak terbasahi dengan ilmu dan dzikir selama 40 hari, akan merasakan kekeringan dan kegelisahan jiwa. Apakah akan nyaman jika seseorang tidak mandi selama berhari-hari? Begitulah mengaji, sebagai asupan jiwa dan pengigat agar kita selalu dalam koridor syariat. Pencerahan itu tidak melulu semua orang bisa menangkapnya, bersyukurlah jika kamu tersentuh dan tercerahkan ketika mendengar nasehat guru. (Abdusallam Arfan)

Ekonom Senior Apresiasi Ketegasan Prabowo Atur Devisa Ekspor: Terobosan yang Lama Dinanti

Pengamat AEPI, Asosiasi Pengamat Ekonomi Indonesia Salamudin Daeng, Wakil Ketua LKKNU, Luluk Nurhamida, Direktur Alvara, Hasanuddin Ali, Dosen FE UI, Berly Martawardaya menjadi narasumber pada acara diskusi di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (23/2/2016). Diskusi tersebut membahas tema "Tak Pa Pa Tolak TPP".

Jakarta, aktual.com — Ekonom senior Daeng Salamuddin memberikan apresiasi terkait langkah Presiden Prabowo Subianto dalam menertibkan lalu-lintas devisa hasil ekspor. Ia menilai langkah tersebut sebagai terobosan berani yang sudah lama dinantikan.

“Ini langkah yang berani. Kita punya sumber daya alam nomor satu di dunia, tapi pendapatan negara stagnan. Sekarang ada terobosan,” ujar Daeng dalam sebuah wawancara di YouTube Malaka Project, dikutip Selasa (13/5/).

Daeng menyoroti selama tiga puluh tahun belakangan belum ada pemimpin yang berani mengatur arus keluar-masuk devisa ekspor agar kembali masuk ke dalam sistem keuangan negara. Padahal, Indonesia merupakan salah satu eksportir terbesar untuk komoditas seperti batu bara, sawit, nikel, timah, hingga tembaga.

“Ini pertama kalinya ada presiden yang berani atur lalu lintas devisa. Saya sendiri sampai kaget. Kita itu produsen batu bara terbesar di dunia, sawit terbesar, nikel, timah, tembaga. Tapi pendapatan negara nggak naik. Karena devisanya nggak masuk ke dalam,” lanjutnya.

Menurut Daeng, mewajibkan penempatan sementara devisa hasil ekspor di dalam negeri adalah langkah yang masuk akal dan logis secara ekonomi. Ia meyakini kebijakan ini bisa membantu memperkuat nilai tukar rupiah serta menambah cadangan devisa nasional.

“Kalau pengusaha buang uang keluar, ya mata uang kita makin lemah. Harusnya disimpan dulu, jadi sirkulasi. Itu masuk akal,” ungkap Daeng.

Menariknya, Daeng menyebut bahwa tidak ada penolakan luas dari pelaku usaha. Hal ini memandakan kebijakan tersebut berdiri di atas fondasi yang kuat. “Saya tunggu-tunggu siapa yang ribut. Nggak ada. Artinya kebijakan ini solid,” ujarnya.

Daeng juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah lama mempertimbangkan untuk menggugat Undang-Undang Lalu Lintas Devisa ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun menurutnya, kesempatan yang tepat baru datang sekarang dengan adanya langkah konkret dari pemerintah.

“Saya sudah lama mau bawa UU Lalu Lintas Devisa ke Mahkamah Konstitusi. Tapi kesempatannya baru datang sekarang. Kalau ini tidak ditegakkan, saya akan maju,” kata Daeng.

Lebih lanjut, Daeng menilai waktu satu tahun belum tentu cukup untuk mengevaluasi dampak kebijakan ini secara menyeluruh. Oleh karena itu, ia mendorong agar masa pelaksanaan kebijakan diperpanjang seperti yang diterapkan di negara lain.

“Kalau satu tahun nggak cukup, saya minta diperpanjang. Lima tahun seperti di Tiongkok itu ideal. Supaya bisa dibaca datanya,” tutupnya.

Miris, kolam ketahanan pangan Polrestro Depok terbengkalai

Depok, aktual.com – Kolam ikan yang digadang-gadang sebagai wujud ketahanan pangan Kepolisian Resort Metro Depok kondisinya kini memprihatinkan.

Alih-alih menuai hasil, kolam yang berada di area Polres Metro Depok itu justru tampak terbengkalai tak terawat.

Padahal, kolam dengan panjang 20 meter dan lebar 1,5 meter itu awalnya diklaim sebagai salah satu jawaban atas program ketahanan pangan yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto.

Diberi nama Parama Satwika, kolam ini sempat diresmikan secara khidmat oleh Kapolres Metro Depok saat itu, Kombes Arya Perdana, dan turut dihadiri Dandim 0508 Depok Kolonel Inf Iman serta perwakilan dari Pemerintah Kota Depok pada 23 Desember 2024.

Gagasan pembangunan kolam ini awalnya dinilai positif.

Selain mendukung ketahanan pangan, kolam yang dapat menampung ribuan ikan itu diharapkan bisa menjadi simbol sinergi antara kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah dalam menghadapi isu-isu strategis nasional.

Namun nahas, kondisi kolam j kini berubah setelah terjadi pergantian kepemimpinan di Polres Metro Depok.

Kolam yang dulu dirawat dan dijaga, kini tampak tak terurus. Tak ada lagi aktivitas pemeliharaan, dan ikan-ikan pun sudah tidak terlihat.

Air kolam yang dulunya jernih, kini berubah menjadi keruh, ditumpuki sampah.

Bahkan, permukaannya kini menjadi sarang jentik nyamuk, menimbulkan kekhawatiran baru terkait potensi penyebaran penyakit.

Sejumlah anggota kepolisian dan tamu yang datang pun mengeluhkan kondisi ini.

Alih-alih berfungsi sebagai kolam produktif, keberadaannya kini justru menambah persoalan kebersihan dan kesehatan lingkungan.

“Sayang banget ya, padahal kolamnya bisa sangat berguna kalau jadi tempat budidaya ikan,” ucap Ibnu salah satu warga saat berkunjung ke Polres Metro Depok.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pihak terkait.(Ron)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Berita Lain