25 Desember 2025
Beranda blog Halaman 872

Haris Rusly Sebut Teror Kepala Babi Rekayasa Bentuk Persepsi Prabowo Anti Demokrasi

Ketua Panitia Munas Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Haris Rusly Moti menyampaikan sambutan saat pembukaan Munas Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) di Jakarta, Jum'at (27/12/2024).

Jakarta, aktual.com – Aktivis 98, Haris Rusly Moti, menyatakan bahwa teror terhadap wartawan Tempo dan aktivis Kontras patut dikecam keras.

Sebab, kebebasan bersuara dijamin oleh konstitusi sehingga patut dihormati oleh seluruh kalangan.

Meski demikian, sebagai Komandan Relawan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024, Haris memastikan bahwa rangkaian teror tersebut tidak dilakukan oleh jajaran pemerintahan Presiden Prabowo dan pendukungnya.

Justru, kata Haris, pemerintahan Prabowo dirugikan dengan munculnya persepsi negatif dan beragam kegaduhan yang muncul akibat peristiwa teror tersebut.

”Peneror bertujuan merekayasa persepsi seakan pemerintahan Prabowo anti demokrasi,” ujarnya yang merupakan mantan Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD), Senin (24/3/2025).

“Padahal pidato Presiden Prabowo beberapa hari sebelumnya jelas-jelas menghargai sikap kritis media massa dan media sosial,” imbuh Haris.

Haris menambahkan, keterbukaan Presiden terhadap kritik dapat dilihat pada arahannya untuk kabinet agar melakukan introspeksi agar tidak muncul beragam kesalahpahaman dan protes akibat masih adanya kekurangan dalam komunikasi publik pemerintah. Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam pidatonya 19 Maret lalu.

”Sudah jelas, Presiden memerintahkan seluruh jajaran pemerintahan, para menteri dan terutama penanggungjawab komunikasi untuk memperbaiki komunikasi ke rakyat,” ungkapnya.

Karena itu, ia berharap kepolisian dapat mengungkapkan kasus pengiriman kepala babi dan bangkai tikus ke kantor Tempo serta pemantauan oleh orang tak dikenal di sekitar kantor Kontras, sesegera mungkin.

”Kami mendukung langkah hukum yang sedang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengungkap pelaku, dalang dan motif dibalik rangkaian teror yang menyebarkan rasa takut, menimbulkan kegaduhan serta memunculkan persepsi negatif pada pemerintah ini,” jelas dia.

Haris berharap, rangkaian teror tersebut tak menyurutkan kritisisme media massa kepada pemerintah.

Sebab, media massa yang kritis adalah ’sparring partner’ bagi pemerintah dalam menegakkan kontrol publik atas jalannya pembangunan.

Di samping itu, kekritisan media massa diperlukan untuk mengikis mental sebagian pejabat yang cenderung berperilaku ‘ABS’ (Asal Bapak Senang).

Dari pengamatan Haris, peneror sengaja memilih momentum operasi terornya pada saat berlangsungnya pembahasan RUU TNI oleh DPR-RI.

Di sisi lain, sasaran teror mengarah pada dua institusi civil society yang dikenal luas sangat kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah, yaitu Tempo dan Kontras.

Hal tersebut memudahkan pembentukan persepsi bahwa dua variabel tersebut berhubungan sebab akibat.

Walhasil, pemerintah atau pendukungnya dapat dengan mudah dituduh menjadi aktor atau dalang dibalik peristiwa tersebut.

Padahal, bisa saja teror dilakukan pihak lain yang bertujuan menggoyahkan stabilitas pemerintah.

”Jika kita tinjau analitik media sosial dan sejumlah komentar di media massa, terdapat gambaran mengenai adanya pembentukan persepsi secara instan seakan-akan pelaku peristiwa teror itu adalah aktor yang terkait kekuasaan atau pendukungnya. Tentu saja kesimpulan yang dipaksakan itu merugikan pemerintah,” jelas Haris.

Haris menilai, penebaran rasa takut kepada media massa dan organisasi masyarakat sipil hanyalah target antara dari rangkaian teror tersebut.

Ia menilai, target utama dari rangkaian teror itu ialah munculnya persepsi bahwa pemerintahan Prabowo adalah pemerintahan yang militeristik dan anti demokrasi.

”Dari pencermatan terhadap media sosial, didapat pula data bawa rangkaian teror tersebut digambarkan sedemikian rupa sebagai cara seakan-akan pemerintahan Prabowo sedang mengembalikan cara-cara militerisme,” ucapnya.

“Rekayasa persepsi tersebut sepertinya juga dimaksudkan untuk mencegat pernyataan Prabowo tentang pentingnya pemerintah melakukan introspeksi dalam melakukan komunikasi publik,” tutur Haris.

Haris mengatakan, operasi teror tersebut tampaknya menjadi bagian dari upaya untuk mematangkan situasi ’distrust’ (ketidakpercayaan kepada pemerintah), ’disorder’ (ketidakaturan sosial) dan ’disobidience’ (ketidakpatuhan pada hukum).

Ia menengarai ada usaha-usaha untuk mematangkan situasi agar mengarah ke sana, sehingga berpotensi memasifkan konflik antara masyarakat dengan pemerintah dapat memicu terjadi gelombang protes ’people power’.

Dengan tanpa tedeng aling-aling, Haris menunjuk pada dua kelompok kepentingan yang saat ini dirugikan oleh kebijakan Presiden Prabowo dus dapat diduga terlibat mematangkan situasi ’distrust’, ’disorder’ dan ’disobidience’ tersebut.

Kelompok pertama adalah koruptor kelas kakap, yaitu mafia migas yang tak rela kerajaan korupsinya runtuh serta pelaku korupsi lain sedang ditangani KPK namun terus berupaya melawan melalui beragam akrobat politik.

Kelompok kedua, adalah kepentingan geopolitik global yang tidak sejalan dengan arah kebijakan Prabowo yang berioentiasi nasionalistik kerakyatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Menkop Pastikan Kopdes Merah Putih Dikelola Transparan dan Profesional

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi saat ditemui awak media, di Kantor Kemenkop RI Jakarta, Senin (24/3/2025). ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi memastikan Koperasi Desa Merah Putih dikelola dengan transparan, akuntabel, dan profesional.

“Kita juga ingin ini prudent, karena saya berkali-kali wanti-wanti, Koperasi Desa Merah Putih ini harus dikelola dengan transparan, profesional, dan akuntabel,” kata Menkop saat ditemui di kantornya, di Jakarta, Senin (24/3) malam.

Lebih lanjut, Budi mengingatkan bahwa tata kelola Koperasi Desa Merah Putih ini nantinya harus tepat dan baik, sehingga, regulasi dan landasan hukumnya harus kuat.

“Kita ingin semuanya baik, proven, prudent, good governance-nya jalan, tata kelolanya rapi, jadi karena itu tata kelolanya harus kuat, regulasinya harus kuat,” ujar Menkop.

Selain melibatkan rapat anggota dan musyawarah desa dalam pembentukan Koperasi Merah Putih, Menkop Budi mengatakan nantinya pengawasan juga akan melibatkan peran masyarakat dan teknologi digital.

Menurut dia, hal ini sejalan dengan keinginan Presiden Prabowo Subianto, di mana keberadaan Koperasi Desa Merah Putih dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa dan mempercepat pembangunan di wilayah perdesaan.

“Selain itu juga nanti kita awasi lewat sistem digitalisasi koperasi, di mana dalam digitalisasi itu ada yang namanya fraud detection system, mendeteksi kecurangan,“ kata Menkop.

Sementara itu, pemerintah tengah mematangkan rencana pembentukan 80.000 unit Koperasi Desa Merah Putih di seluruh daerah di Indonesia yang ditargetkan terealisasi pada tahun ini.

Menkop mengatakan bahwa program ini menjadi salah satu prioritas nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Koperasi ini direncanakan dibentuk di seluruh desa di Indonesia, dengan menyesuaikan kondisi dan kebutuhan masing-masing wilayah.

Menkop menyadari bahwa setiap desa memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari desa pertanian, desa nelayan, hingga desa-desa tertinggal dan terluar. Oleh karena itu, pelaksanaan program ini akan disesuaikan dengan kearifan lokal di setiap desa.

“Kita tidak mau grusa-grusu (terburu-buru), tapi fit, mantap, dari sisi membangunnya, perencanaannya, karena Kopdes Merah Putih ini bukan sekadar membangun gedung atau membangun gerai, tapi juga membangun orang, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan sistemnya,” ujar dia pula.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

Haris Rusly Moti: Peneror Bertujuan Merekayasa Persepsi Seakan Pemerintahan Prabowo Militeristik Anti Demokrasi

Haris Rusly Moti

Jakarta, Aktual.com – Eksponen gerakan mahasiswa 1998, Haris Rusly Moti mengecam keras rangkaian teror yang ditujukan kepada kantor Kontras, juga pengiriman paket kepala babi dan bangkai tikus yang ditujukan kepada kantor media Tempo.

Kebebasan pers dan kemerdekaan berpendapat dijamin konstitusi dan kita semua harus menghormatinya.

“Kami mendukung langkah hukum yang sedang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengungkap pelaku, dalang dan motif dibalik rangkaian teror, menebar ketakutan dan menciptakan situasi gaduh dan merekayasa persepsi negatif yang distempel ke pemerintahan Prabowo,” ungkap Haris pada Senin (24/3).

Menurut Haris, media massa yang kritis adalah “sparring partner” pemerintah terutama dalam menghadapi jajaran pejabat yang cenderung berkelakuan ‘ABS’ Asal Bapak Senang.

Berikut pandangan Haris Rusly Moti terkait rangkaian teror tersebut:

Pertama, saya memastikan rangkaian teror yang ditujukan kepada kantor media Tempo dan kantor Kontras tidak dilakukan oleh jajaran pemerinatahan Prabowo dan pendukungnya.  Pemerintahan Prabowo justru dirugikan dengan munculnya persepsi negatif dan beragam kegaduhan akibat rangkaian teror tersebut.

Kedua, pidato Presiden Prabowo pada tanggal 19 Maret 2025, sama sekali tidak menyalahkan sikap kritis media massa juga media sosial. Presiden Prabowo justru melakukan introspeksi dan menganggap muncul beragam kesalahpahaman dan protes karena kegagalan komunikasi publik pemerintah. Karena itu, Presiden Prabowo memerintahkan seluruh jajaran pemerintahan, para menteri dan terutama penanggungjawab komunikasi untuk memperbaiki komunikasi ke rakyat.

Ketiga, jika dilihat situasinya, rangkaian teror tersebut terjadi disaat berlangsung pembahasan terkait RUU TNI oleh DPR-RI. Peneror sengaja melakukannya bertepatan dengan momentum pembahasan dan pengesahan RUU TNI. Demikian juga sasaran teror, sengaja dipilih dua institusi civil society, yaitu Kontras dan Tempo, yang dikenal kritis terhadap beberapa kebijakan pemerintah.

Keempat, menurut saya tujuan dari peneror memilih momentum pembahasan RUU TNI dengan sasaran kantor media Tempo dan Kontras agar publik dengan gampang langsung mengasosiasikan atau bahkan menuduh Pemerintahan Prabowo dan pendukungnya sebagai dalang dan pelaku dari rangkaian teror tersebut.

Kelima, memang jika saya cermati analitik media sosial dan sejumlah komentar di media massa, tergambar persepsi yang dibentuk ke arah seakan pemerintah dan pendukung pemerintah dibalik rangkaian teror tersebut.

Keenam, oleh karena itu, menurut saya bukan hanya media massa yang dirugikan oleh upaya menebar ketakutan terhadap kemerdekaan pers. Justru pemerintahan Prabowo dan pendukungnya juga dirugikan karena disudutkan secara perspesi seakan menjadi pelaku dari rangkaian teror yang sedang dalam penyelidikan polisi tersebut.

Ketujuh, menurut saya, menebar ketakutan kepada media massa dan organisasi civil society itu adalah adalah target antara dari rangkaian teror tersebut. Saya menilai target utamanya adalah merekayasa lingkungan persepsi bahwa pemerintahan Prabowo adalah pemerintahan yang militeristik dan anti demokrasi.

Kedelapan, memang tampak persepsi terhadap rangkaian teror tersebut diglorifikasi sedimikian rupa terutama di media sosail seakan pemerintahan Prabowo sedang mengembalikan cara-cara militerisme, anti demokrasi dan anti kemerdekaan pers

Kesembilan, menurut saya memang desain dari rangkaian teror tersebut untuk mematangkan situasi distrust (ketidakpercayaan kepada pemerintah), disorder (ketidakaturan sosial) dan disobidience (ketidakpatuhan pada hukum). Dengan kematangan situasi tersebut otomatis akan memasifkan konflik antara masyarakat dengan pemerintah yang diunjungya diharapkan terjadi gelombang protes people power.

Kesepuluh, saya menduga ada dua kepentingan yang sangat dirugikan oleh kebijakan Presiden Prabowo yang dapat diduga terlibat mematangkan situasi distrust, disorder dan disobidience tersebut. Pertama, mafia migas yang sedang dibongkar kejahatan korupsinya serta kasus kejahatan korupsi yang ditangani KPK. Majalah Tempo juga pernah mengangkat kejahatan mafia migas tersebut dalam salah satu lipuatnya. Kedua, kepentingan geopolitik yang tidak sejalan dengan arah kebijakan Prabowo yang nasionalistik kerakyatan.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan

BMW Indonesia Resmi Buka Body & Paint Training Center Pertama di Asia Tenggara

President Director BMW Ultima Peter Anugrah (ketiga kiri) bersalaman dengan President Director BMW Group Indonesia Peter “Sunny” Medalla (ketiga kanan) disaksikan HR Director BMW Ultima Andi Sakti, Managing Director BMW Ultima Rudy Kusmanto, Director of Communications BMW Group Indonesia Jodie O'tania, dan Director of Customer Support BMW Group Indonesia Mahalingam Maganderalingam, usai memotong pita saat peresmian Body & Paint Training Center pertama di Asia Tenggara BMW Indonesia di Tangerang Selatan, Senin (24/3/2025). BMW Indonesia bersama dengan BMW Ultima resmikan Body & Paint Training Center pertama di Asia Tenggara serta memberikan informasi terkait perluasan jaringan Body & Paint resmi BMW di 2025. Pada kesempatan yang sama dan dalam suasana bulan suci Ramadan, BMW Indonesia juga berikan informasi terkait BMW Ramadan Campaign 2025 serta meluncurkan layanan terbaru BMW Remote Diagnosis yang tentunya akan mempermudah serta memastikan keamanan serta kenyamanan para pelanggannya di masa mudik. Kendaraan yang ditampilkan dalam acara ini adalah BMW i5 eDrive40 Touring dan BMW i7 xDrive60 Gran Lusso yang elegan dan berani semakin diperkuat dengan kehadiran BMW Individual Two-Tone Paint Finish hasil kolaborasi dengan BMW Ultima.Aktual/TINO OKTAVIANO

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

Polres Metro Depok Gelar Pemeriksaan Kesehatan dan Kendaraan Bus dalam Rangka Operasi Ketupat Jaya 2025

Depok, aktual.com – Dalam rangka mendukung kelancaran dan keselamatan arus mudik Lebaran 2025, Satlantas Polres Metro Depok bersama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Depok menggelar kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis dan pemeriksaan kendaraan (Rump Check) kepada pengemudi bus angkutan umum di Terminal Jatijajar, Kota Depok, pada Senin (24/03).

Kegiatan ini merupakan bagian dari operasi Ketupat Jaya 2025 yang bertujuan untuk memastikan kesiapan armada angkutan umum dan kesehatan pengemudi bus menjelang musim mudik Lebaran. Pemeriksaan yang dimulai pada pukul 15.00 WIB itu, dipimpin langsung oleh Kepala Satlantas Polres Metro Depok, Kompol Joko Sembodo, serta dihadiri oleh sejumlah instansi terkait.

Kegiatan Pemeriksaan yang Dihadiri Berbagai Pihak

Selain petugas dari Satlantas Polres Metro Depok, turut hadir dalam kegiatan ini adalah perwakilan dari Dishub Kota Depok, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), serta perwakilan dari Jasa Raharja dan Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Barat.

Kegiatan tersebut juga mencakup himbauan mengenai pentingnya berkendara dengan aman serta tes alkohol kepada pengemudi bus untuk memastikan tidak ada pengemudi yang mengemudi dalam kondisi terpengaruh alkohol.

Hasil Pengecekan

Berdasarkan hasil pemeriksaan kendaraan (Rump Check) yang dilakukan oleh petugas Dishub Kota Depok dan anggota Satlantas Polres Metro Depok, sebagian besar bus yang diperiksa dinyatakan aman dan layak jalan. Pemeriksaan dilakukan secara teliti untuk memastikan kendaraan dalam kondisi baik dan memenuhi standar keselamatan untuk mengangkut penumpang, sekaligus memastikan para pengemudi dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tugasnya dengan aman.

“Dengan dilakukannya kegiatan ini, diharapkan bisa mengurangi potensi kecelakaan lalu lintas dan menciptakan arus mudik yang aman dan lancar selama Operasi Ketupat Jaya 2025,” ungkap Kompol Joko Sembodo, Kasat Lantas Polres Metro Depok.

Operasi Ketupat Jaya 2025 akan terus berlangsung selama periode Lebaran, dengan kegiatan serupa akan dilaksanakan di sejumlah titik strategis di Kota Depok. Polres Metro Depok mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan bersama. (Ron)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain

Lestari Moerdijat: Implementasi Wajib Belajar 13 Tahun Harus Dipersiapkan dengan Baik

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat. Aktual/DOK MPR RI

Jakarta, aktual.com – Persiapan untuk implementasi program Wajib Belajar 13 Tahun harus dilakukan dengan baik dan didukung semua pihak dalam merealisasikannya.

“Persiapan pelaksanaan program Wajib Belajar 13 Tahun harus benar-benar dilakukan secara baik dengan melibatkan pihak terkait di tingkat pusat dan daerah dalam menjalankannya,” kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/3)

Pemerintah memastikan Wajib Belajar 13 tahun merupakan program super prioritas dan akan dilaksanakan tahun ini.

Namun, catatan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) saat ini terdapat 27.650 satuan pendidikan seluruh jenjang (PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah) belum memiliki akses internet.

Selain itu, 3.323 satuan pendidikan belum memiliki akses listrik. Sejumlah 302 kecamatan tidak memiliki SMP/MTs, 727 kecamatan tidak memiliki SMA/SMK/MA dan 18 ribu lebih desa yang tidak memiliki PAUD.

Menurut Lestari, sejumlah catatan terkait belum adanya dukungan infrastruktur dan ketersediaan satuan pendidikan di beberapa daerah dalam rencana pelaksanaan Wajib Belajar 13 Tahun ini harus menjadi perhatian untuk segera dicarikan solusinya.

Rerie, sapaan akrab Lestari, berpendapat kesiapan sejumlah sarana dan prasarana pendukung dalam program Wajib Belajar 13 Tahun harus benar-benar dipastikan agar program super prioritas itu bisa berjalan sesuai rencana.

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu berharap para pemangku kepentingan di daerah dapat merespon program Wajib Belajar 13 Tahun itu dengan baik melalui sejumlah kebijakan dan tata kelola yang mampu mengakselerasi pelaksanaan program tersebut.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu mendorong agar komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan sejak usia dini itu bisa segera direalisasikan demi melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing di masa depan.*

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

Berita Lain