26 Desember 2025
Beranda blog Halaman 953

Buka Puasa Bersama di Masjid Istiqlal

Umat muslim menunggu waktu berbuka puasa pada hari pertama Ramadhan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (1/3/2025). Masjid Istiqlal menyediakan 4.000 porsi makanan gratis untuk berbuka puasa yang diberikan kepada warga setiap hari selama bulan Ramadhan. Aktual/TINO OKTAVIANO

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano

Hamas Mengajak Warga Palestina ke Masjid Al Aqsa Selama Ramadan

masyarkat Palestina sedang berada di depan Masjidil Aqsa
masyarkat Palestina sedang berada di depan Masjidil Aqsa

Jakarta, Aktual.com – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas mengajak warga Palestina beribadah di Masjid Al Aqsa selama bulan Ramadan, sebagai bentuk perlawanan atas pendudukan Israel.

“Jadikan hari-hari dan malam-malam Ramadan yang penuh berkah didedikasikan untuk ibadah, keteguhan hati, dan perlawanan terhadap musuh dan pemukim (ilegal), serta untuk mempertahankan Yerusalem dan Al Aqsa sampai terbebas dari pendudukan,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Sabtu (1/3).

Hamas juga menyerukan warga Palestina di seluruh dunia untuk meluncurkan inisiatif dan solidaritas untuk mendukung saudara-saudara mereka di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem.

Pada Jumat malam, pengkhotbah Masjid Al Aqsa, Sheikh Ekrima Sabri, menyatakan bahwa otoritas Israel telah memberlakukan kuncitara keamanan yang ketat di Yerusalem dengan dalih masalah keamanan, meskipun ia menegaskan tujuan sebenarnya adalah untuk membatasi akses warga Palestina ke masjid tersebut.

Kuncitara (lockdown) atau karantina wilayah adalah penerapan karantina terhadap suatu daerah atau wilayah tertentu dalam rangka mencegah perpindahan orang, baik masuk maupun keluar wilayah itu, untuk tujuan tertentu yang mendesak.

Setiap tahun selama Ramadan, Israel memberlakukan pembatasan terhadap warga Palestina yang akan mengunjungi Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki.

Warga Palestina memandang pembatasan ini sebagai bagian dari kebijakan Israel yang lebih luas untuk “meyahudikan” Yerusalem Timur — termasuk Masjid Al-Aqsa — dengan menghapus identitas Arab dan Islamnya.

Masjid Al-Aqsa adalah tempat tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam.

Umat Yahudi menyebut daerah itu sebagai Temple Mount, dan mengklaim bahwa itu adalah situs dua kuil Yahudi di zaman kuno.

Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Israel kemudian mencaplok seluruh kota pada 1980, tetapi tindakan itu tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Pada Juli tahun lalu, Mahkamah Internasional menyatakan bahwa pendudukan Israel atas wilayah Palestina ilegal, serta menuntut pemindahan semua pemukiman di Tepi Barat dan Timur

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra

Mentan Sidak Pasar Pastikan Harga Pangan Stabil dan Pasokan Aman

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Sabtu (1/3/2025).
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta Timur, Sabtu (1/3/2025).

Jakarta, Aktual.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua lokasi pasar yakni Pasar Induk Kramat Jati dan Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, memastikan harga pangan stabil dan pasokan aman selama Ramadhan.

“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang, tanpa harus khawatir dengan harga pangan. Pasokan cukup, harga terkendali, dan distribusi kita pantau agar tidak ada yang bermain harga,” kata Mentan saat berdialog dengan pedagang di Pasar Induk Kramat Jati Jakarta, Sabtu (1/3).

Mentan menyampaikan bahwa sidak dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat tetap aman, harga stabil, serta tidak ada komoditas yang dijual melebihi harga eceran tertinggi (HET).

Dia menyebutkan sejumlah komoditas pangan yang dijual di pasar tersebut tidak ada yang melebihi harga yang telah ditentukan pemerintah.

Adapun, HET sejumlah pangan yang telah ditentukan pemerintah seperti beras SPHP Rp12.500 per kilogram (kg), bawang putih Rp40.000 per kg, gula konsumsi Rp18.500 per kg, Minyakita Rp15.700 per liter, serta daging ayam ras Rp40 per kg.

Meski begitu, Amran tidak menyebutkan secara rinci harga-harga yang dijual di pasar tersebut.

Ia menegaskan bahwa pemerintah bekerja maksimal agar masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang, tanpa dibayangi kekhawatiran akan lonjakan harga pangan yang kerap terjadi menjelang Ramadhan.

Dalam sidak tersebut, Mentan meninjau langsung berbagai komoditas strategis seperti beras, minyak goreng, gula, daging, telur, dan bawang.

Ia juga berbincang dengan para pedagang untuk mengetahui kondisi stok dan tren harga di pasaran. Dari hasil pemantauan, mayoritas harga bahan pokok masih dalam batas wajar, meskipun ada beberapa komoditas yang mengalami sedikit kenaikan.

Mentan menegaskan bahwa pemerintah tidak akan ragu untuk mengambil langkah tegas jika ditemukan indikasi spekulasi harga yang merugikan masyarakat.

“Kami tidak ingin ada pihak yang memanfaatkan momentum Ramadhan untuk mengambil keuntungan berlebihan. Jika ada yang terbukti memainkan harga dan merugikan masyarakat, kita akan tindak tegas,” katanya.

Selain itu, Mentan juga memastikan bahwa Kementerian Pertanian terus bersinergi dengan kementerian terkait, Badan Pangan Nasional, BUMN pangan, serta pemerintah daerah dalam menjaga kelancaran distribusi pangan.

Pemerintah juga telah mengantisipasi potensi lonjakan harga dengan menggencarkan operasi pasar murah di berbagai wilayah, agar masyarakat bisa mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.

Mentan menegaskan bahwa upaya menjaga stabilitas pangan tidak hanya dilakukan saat Ramadhan, tetapi menjadi komitmen berkelanjutan untuk memastikan kesejahteraan petani dan keterjangkauan harga bagi masyarakat.

“Kami ingin Ramadhan ini menjadi bulan yang penuh berkah bagi semua. Pemerintah hadir untuk memastikan ketersediaan pangan cukup, harga tetap stabil, dan tidak ada spekulan yang merugikan rakyat. Insya Allah, dengan kerja keras bersama, kita bisa menghadapi tantangan pangan dengan baik,” tegas Mentan.

Sidak ini menjadi bukti nyata bahwa di tengah suasana Ramadhan, Kementerian Pertanian tetap bekerja keras untuk memastikan stabilitas pangan di seluruh Indonesia.

Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan para pelaku usaha pangan, diharapkan masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan lebih nyaman dan penuh ketenangan.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra

AHY Minta Pemilik Kendaraan ODOL Patuhi Aturan Demi Keselamatan

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meminta kepada owner (pemilik) perusahaan sebagai pemilik kendaraan yang melebihi kapasitas muatan atau over dimension over loading (ODOL) agar mematuhi aturan demi mewujudkan keselamatan berlalu lintas di jalan raya.

“Kita ingin memastikan bahwa bukan hanya pengemudi, tapi juga para owner harus bertanggung jawab. Jangan sampai truk-truknya berlebihan kapasitas, terutama di jalan-jalan yang padat penduduk yang pengemudi itu bisa menyebabkan kecelakaan di jalan,” kata AHY di Tangerang, Sabtu (1/3).

Menurutnya, masih banyak kendaraan yang beroperasi dengan melebihi kapasitas atau ODOL, yang seringkali menyebabkan kemacetan dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan di jalan.

Kendati demikian, pada saat memasuki momen mudik Lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 nanti, praktik itu tidak boleh dibiarkan sehingga perlu diberi tindakan tegas melalui penertiban.

“Kami berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan maupun Korlantas Polri. Kita ingin memastikan untuk menghindari secara bentuk kecelakaan, apalagi yang fatal. Kita tegas untuk menertibkan ODOL ini juga sering kali mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dan ini tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.

AHY juga menekankan koordinasi dengan jajaran Kementerian Perhubungan serta Polri penting dilakukan di untuk memastikan penertiban kendaraan ODOL bisa berjalan efektif.

Oleh sebab itu seluruh pihak terkait harus memperkuat penegakan hukum dalam mengatasi permasalahan ODOL agar penertiban ini berjalan secara tepat.

“Kemudian kami juga sampaikan kebijakan lainnya terkait dengan upaya mengurai kemacetan, kami sudah berkomunikasi dengan Kementerian PANRB terkait dengan mengurai kemacetan dengan cara fleksibel working,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra

Warga Gaza Sambut Ramadan di Antara Reruntuhan dan Kelaparan

Ilustrasi Warga Gaza sedang sholat di antara reruntuhan bangunan
Ilustrasi Warga Gaza sedang sholat di antara reruntuhan bangunan

Jakarta, Aktual.com – Warga Palestina di Jalur Gaza menyambut bulan suci Ramadan di antara reruntuhan bangunan dan kelaparan akibat 16 bulan perang tanpa henti yang telah mengubah daerah kantong itu menjadi zona bencana.

Sebelum perang, jalan-jalan di Gaza menjadi hidup dengan panggilan untuk shalat yang menandai datangnya Ramadan. Pasar-pasar dihiasi dengan lampu-lampu perayaan dan anak-anak melafalkan ayat-ayat Al Quran.

Sekarang, tradisi itu hanya tinggal kenangan. Suara adzan tenggelam oleh tangisan para korban, sementara pasar yang dulu ramai kini hanya tinggal tumpukan puing.

Setiap sudut Gaza menyimpan luka-luka perang dengan banyak rumah, masjid, dan sekolah hancur.

Namun, meskipun mengalami penderitaan luar biasa, warga Palestina di Gaza tetap berupaya melestarikan tradisi Ramadan mereka.

Di antara reruntuhan, lentera-lentera digantung, dan mural-mural warna-warni dilukis di dinding-dinding yang hancur, sebagai upaya untuk menghadirkan secercah harapan di antara kenyataan yang suram.

“Kami menciptakan kehidupan dari warna-warna,” kata seorang pemuda yang menghiasi jalan-jalan, kepada Anadolu.

“Kami adalah orang-orang yang mencintai kehidupan. Kami menyambut Ramadan dengan harapan bahwa Ramadan akan membawa kedamaian dan keamanan.”

Di Khan Younis, Gaza selatan, seorang pria Palestina berdiri di kiosnya yang menjual Qatayef, kue kering tradisional Ramadan yang menjadi makanan pokok ketika berbuka puasa.

“Suasana tahun ini adalah yang tersulit yang pernah kami alami,” katanya kepada Anadolu.

“Tidak ada kegembiraan, tidak ada perayaan. Pada tahun-tahun sebelumnya, genderang akan bergema di jalan-jalan, dekorasi digantung, dan kebahagiaan akan terasa. Tetapi hari ini, semuanya berbeda.”

“Ini adalah tahun tersulit yang pernah kami lalui. Orang-orang telah bangkit dari bawah reruntuhan rumah mereka yang hancur, berduka atas kehilangan orang yang mereka cintai. Semua orang dalam keadaan berduka,” ujarnya, menambahkan.

Kursi kosong saat berbuka puasa

Ramadhan di Gaza kali ini tidak seperti sebelumnya. Pertemuan keluarga yang dulu menjadi ciri khas bulan suci kini dibayangi oleh kesedihan, karena puluhan ribu orang berduka atas orang-orang terkasih yang hilang dalam perang.

Hingga Kamis (27/2), Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas bertambah menjadi 48.365 sejak 7 Oktober 2023.

Bantuan makanan langka, dan persediaan terbatas yang masuk ke Gaza melalui pedagang harganya jauh melampaui apa yang mampu dibeli oleh banyak keluarga yang kehilangan mata pencaharian mereka.

“Lebih dari dua juta orang menghadapi kekurangan pasokan makanan pokok. Harga telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, membuat kelangsungan hidup sehari-hari menjadi semakin sulit,” kata Ismail Al-Thawabta, direktur jenderal Kantor Media Pemerintah Gaza, kepada Anadolu.

“Puluhan ribu orang yang mengungsi tinggal di kamp-kamp yang bahkan tidak memiliki kebutuhan paling mendasar,” ujarnya, menambahkan.

Air bersih menjadi kemewahan yang langka, membuat persiapan makanan sederhana menjadi tantangan tambahan bagi mereka yang menjalankan puasa.

Banyak yang terpaksa bergantung pada kayu bakar dan kertas untuk memasak, karena peralatan memasak modern tidak tersedia.

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengakui tantangan besar dalam mengirimkan bantuan ke Gaza.

Berbicara pada konferensi pers, Selasa (25/2), ia membahas kematian enam bayi baru lahir karena pembatasan bantuan kemanusiaan meskipun gencatan senjata telah disepakati.

Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, bayi-bayi itu meninggal dunia karena paparan udara musim dingin.

Pembatasan bantuan juga mencegah masuknya 200.000 tenda dan 60.000 rumah mobil untuk warga Palestina yang mengungsi.

Fakta ini melanggar perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 19 Januari antara kelompok perlawanan Palestina, Hamas dan Israel.

Kota yang hancur

Setiap bagian Jalur Gaza menceritakan kisah kehancuran. Lingkungan yang dulunya berkembang pesat kini hancur menjadi puing-puing, sementara penduduknya terbunuh, mengungsi, atau terpaksa berjuang untuk bertahan hidup.

Namun, terlepas dari semua itu, warga Palestina tetap bertekad untuk menjalankan ibadah Ramadan.

Salat Tarawih akan diadakan di antara reruntuhan, dan doa akan dikumandangkan dari sisa-sisa masjid yang hancur.

Minggu lalu, Kementerian Agama di Gaza mengumumkan bahwa 1.109 dari 1.244 masjid di daerah kantong itu telah hancur total atau sebagian selama perang.

Lebih dari 1,5 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza mengungsi secara paksa karena kerusakan yang meluas akibat serangan Israel.

Gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan telah berlaku sejak bulan lalu, yang menghentikan sementara perang genosida Israel, yang telah menghancurkan Gaza dan merenggut nyawa lebih dari 48.360 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra

Komisi VII DPR Sebut Ramadhan Bulan Pengembangan UMKM dan Ekraf

Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay di Kompleks Parlemen, Jakarta
Ketua Komisi VII DPR RI Saleh Partaonan Daulay di Kompleks Parlemen, Jakarta

Jakarta, Aktual.com – Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Saleh Partaonan Daulay menyebutkan Ramadhan merupakan bulan pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif (ekraf).

Pasalnya pada bulan Ramadhan, kata dia, pebisnis UMKM dan ekraf meningkatkan produktivitas, baik dari segi kualitas dan kuantitas, hingga mengupayakan lahirnya berbagai produk baru yang lebih bagus dan kreatif.

“Para pebisnis UMKM dan ekraf selalu mengandalkan bulan Ramadhan. Di bulan ini, mereka selalu berharap dapat keuntungan lebih dibandingkan dengan bulan lainnya, sejalan dengan meningkatnya minat dan keinginan belanja masyarakat,” ujar Saleh dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (01/3).

Dalam konteks tersebut, ia menilai sudah sewajarnya Pemerintah membantu pebisnis UMKM dan ekraf dalam menjual produknya, salah satunya dengan cara membuka pasar bagi UMKM dan ekraf.

Untuk itu, ketua komisi yang membidangi UMKM dan ekraf tersebut berharap pemerintah di seluruh level kepemimpinan dapat mendirikan bazar di tempat strategis di masing-masing kota.

Dengan adanya berbagai bazar yang diselenggarakan, Saleh berpendapat masyarakat akan turut senang dan bisa dengan mudah datang ke tempat itu untuk belanja sekaligus ngabuburit.

Implikasinya, lanjut dia, kompetisi dagang yang sehat akan berkembang. Uang akan beredar di masyarakat, sehingga perekonomian di daerah bisa membaik.

“Kalau ada bazar itu kan bagus, di sana dijual berbagai kebutuhan. Tentu lebih khusus produk keperluan Ramadhan, katakanlah misalnya seperti makanan, minuman, pakaian, kain, alat shalat, kurma, mainan, oleh-oleh Ramadhan, serta berbagai produk lainnya,” ungkapnya.

Apabila seluruh kabupaten atau kota memiliki tempat bazar dan pasar murah seperti itu, dirinya memastikan berbagai tempat tersebut akan diminati dan senangi.

Maka dari itu yang terpenting, menurutnya, Pemerintah harus rela memfasilitasi. Para Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan aparat keamanan pun bisa diminta berpartisipasi untuk menjaga keamanan di berbagai tempat tersebut.

“Kalau tidak difasilitasi, tetap saja mereka berjualan. Tetapi kadang kurang rapi dan kurang tertib karena sering sekali di pinggir jalan dan pertokoan, sehingga menimbulkan kemacetan yang sangat mengganggu,” tutur Saleh menambahkan.

Komisi VII DPR RI membidangi perindustrian, ekonomi kreatif, UMKM, pariwisata dan sarana publikasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra

Berita Lain