TCSC-IAKMI: Standarisasi Kemasan Bungkus Rokok Upaya Menurunkan Prevalensi Perokok di Indonesia

Jakarta, Aktual.com – Tobacco Control Support Center Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (TCSC-IAKMI) mengadakan kegiatan media briefing dengan topik “Perlunya Dukungan Media dalam Penerapan Aturan Standardisasi Kemasan pada Bungkus Rokok dalam Upaya Menurunkan Prevalensi Perokok di Indonesia”.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Dia.Lo.Gue Kemang, Jakarta Selatan, pada Kamis (20/2).
Ketua Tim Kerja Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau, Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan RI, Benget Saragih Benget Saragih mengatakan kemasan terstandar atau standardized packaging rokok dapat mengurangi prevalensi perokok anak.
“Prevalensi perokok anak kita berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 kurang lebih 5,9 juta orang, ini 10-12 tahun lagi kalau dia tetap merokok, bisa berbahaya,” ungkapnya.
Ia menjelaskan saat ini peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok masih sekitar 30-40 persen, sedangkan di negara-negara Asia Tenggara, sebagian besar sudah hampir 80 persen.
“Standardisasi kemasan itu bisa mengurangi daya tarik produk, meningkatkan efektivitas kampanye untuk mengurangi perokok, serta membantu menurunkan perokok baru,” pungkasnya.
Kebijakan yang kuat mengatur kemasan rokok dimaksudkan untuk melindungi anak dan kelompok rentan dari dampak buruk zat adiktif rokok, menghapus pesan yang menyesatkan pada kemasan, mengurangi daya tarik produk rokok, melemahkan strategi pemasaran dan tentunya menyejajarkan Indonesia dengan negara-negara di dunia yang telah maju melindungi masyarakatnya.
Menurut laporan Canadian Cancer Society (2024), saat ini, sebanyak 42 negara dan wilayah di dunia telah bergerak ke arah penerapan kemasan standar, termasuk negara tetangga, Singapura.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 25 negara telah mengadopsi kebijakan, 3 negara telah menerapkan, dan 14 negara sedang dalam proses implementasi. Australia, sebagai pelopor kemasan standar, telah menerapkan kebijakan ini sejak 2012 dan berhasil berkontribusi menurunkan angka perokok di antara tahun 2012-2015 menurun sebesar 25% (Laporan Cancer Council Australia).
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan















