Pandeglang, aktual.com – Kabupaten Pandeglang akan menjadi tuan rumah Puncak Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-55 tingkat Provinsi Banten tahun 2019, dengan tema ‘Banten Cegah Stunting’ yang rencana dipusatkan di Alun-alun Kota Pandeglang pada Jumat (6/12).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Raden Dewi Setiani di Pandeglang, Kamis mengatakan, pihaknya siap menyukseskan event tahunan HKN tingkat Provinsi yg diperingati setiap tanggal 12 November tersebut.

“Karena sejalan dengan tema peringatan HKN yaitu Banten Cegah Stunting (Bagas). Dari delapan Kabupaten dan Kota di Banten, Pandeglang memang terbilang cukup tinggi untuk kasus stunting, kurang lebih ada 415 balita yang terindikasi dari 10 lokus yang ada di Pandeglang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Raden Dewi Setiani usai Rapat Koordinasi Persiapan Puncak Peringatan HKN tk. Provinsi dipimpin oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pery Hasanudin yang dihadiri sejumlah camat di Pandeglang.

Kadinkes berharap, dengan menjadi tuan rumah peringatan HKN tingkat Banten, semua pihak akan ikut aktif berpartisipasi terhadap aksi pencegahan stunting.

“Saya harap seluruh element masyararakat, lembaga dan lapisan lainnya ikut aktif melakukan aksi cegah stunting. Dengan begitu juga, pihak kementerian pun akan mengetahui kalau di Pandeglang butuh penanganan segara khususnya kasus stunting,” kata Dewi.

Terjadinya kasus stunting, menurut Dewi, ada banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya lingkungan yang kurang bersih, pola asuh, kurangnya ketersediaan sarana air bersih, hingga sanitasi yang buruk.

“Untuk itu nanti pada peringatan HKN akan diadakan kunjungan ke lokus stunting yaitu Desa Tegal Longok Kecamatan Koroncong oleh Bapak Gubernur.  Di sana ada kegiatan pos gizi, pemeriksaan ibu hamil, pemeriksaan balita, konseling, penyuluhan PTM dan pemeran pangan lokal,” kata Dewi

Sementara Teti Yuningsih Camat Korongcong mengungkapkan, dengan dijadikannya salah satu lokasi kunjungan Gubernur Banten pada peringatan HKN tingkat Banten, ia meyakini akan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat khususnya wilayah Koroncong Desa Tegal Longok.

“Ini akan memberikan dorongan moril kepada mereka (masyarakat), dan menunjukkan bahwa kepedulian pemerintah baik kabupaten, provinsi, maupun pusat cukup tinggi dalam penurunan angka stunting,” katanya.

Ia menjelaskan di Kecamatan Koroncong kurang lebih ada 4 desa yang menjadi lokus stunting, termasuk  Desa Tegal Longok.

“Dari empat Desa itu awalnya ada 107 balita yang terindikasi stunting, Alhamdulillah berkat upaya yang gigih dari pemerintah baik Dinkes, Puskesmas setempat dan dorongan dari pemerintah Provinsi maupun pusat melalui program akhirnya mengalami penurunan, sekarang di Tegal Longok tinggal 13 balita yang terindikasi stunting,” kata Teti. [Eko Priyanto]

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin