Jakarta, Aktual.com- Panglima Kodam IV Diponegoro Mayor Jenderal Jaswandi membenarkan bahwa Helikopter HA-5073 milik TNI AD yang jatuh di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (8/7), pukul 15.00 WIB, merupakan milik Kodam IV Diponegoro.
“Ya benar pesawat helikopter ini alat milik Kodam IV Diponegoro yang sedang bertugas dalam rangka patroli keamanan menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo,” kata Pangdam IV Diponegoro Mayjen Jaswandi di lokasi kejadian.
Menurut dia, TNI AD akan membentuk tim untuk menyelidiki penyebab kejadian jatuhnya helikopter yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan tiga orang luka tersebut.
“Tim saat ini sudah berangkat dari Jakarta untuk melakukan investigasi atas musibah tersebut,” katanya.
Ia mengatakan untuk evakuasi badan helikopter masih menunggu penyelidikan di lokasi selesai terlebih dahulu.
“Evakuasi badan pesawat belum dilakukan malam ini, masih menunggu tim untuk penyelidikan di lokasi,” katanya.
Helikopter HA-5073 milik TNI AD yang jatuh di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat sekitar pukul 15.00 WIB sebelumnya diketahui baling-balingya sempat berhenti berputar.
“Dari arah timur suara kencang, tiba-tiba mesin mati dan baling-balin berhenti berputar,” kata saksi mata warga setempat Priharyanto (35).
Menurut dia, setelah mesin mati helikopter limbung dan menukik dan menabrak dua kamar milik Heru Purwanto.
“Setelah itu helikopter jatuh dan berhenti dengan posisi berbalik arah dari sebelum ke arah barat menjadi ke arah timur di rumah milik Suparno,” katanya.
Saksi lain, Lina (30) yang turut melakukan evakuasi korban mengatakan korban meninggal pertempuan mengalami luka di kepala dan kaki kanan patah.
“Sedangkan yang lain mayoritas mengalami luka di kepala karena terjepit. Semntara korban luka lainnya mayoritas mengalami luka di kepala dan dada serta lengan,” katanya.
Ia menyebutkan bahwa korban dalam kejadian tersebut ada enam orang, tiga orang meninggal di lokasi.
“Saya sempat membantu menolong lima orang, dua orang di antaranya meninggal dunia. Tetapi tenyata masih ada satu orang lagi korban yang ada di bawah helikopter,” kata wanita yang bekerja sebagai perawat di RSUP Suraji Tirtonegoro ini.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara