Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan salam Komando saat Apel Kesiapan Natal, Tahun Baru 2019 serta menjelang Pemilu legislasi dan Presiden 2019 di Monas, Jakarta, Jumat (30/11/2018). Apel Kesiapan Natal, Tahun Baru 2019 serta menjelang Pemilu legislasi dan Presiden 2019 ini diikuti 50.000 personel dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Polri. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menilai bahwa media sosial saat ini telah dimanfaatkan sebagai media propaganda, karena sifat medsos yang memiliki kecepatan dan jangkauan yang luas.

“Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf,” ujar Hadi melalui keterangan tertulis padaSabtu (21/11).

Hadi juga mengatakan jika penggunaan media sosial dapat digunakan untuk perang informasi atau juga perang psikologi. Seperti penggunaan hashtag atau tagar dan trending topic di media sosial yang dengan mudah mengarahkan kepada isu tertentu.

“Sekarang kita mengenal hashtag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda,” imbuhnya.

Beberapa pekan terakhir, lanjutnya, media sosial selalu diramaikan dengan sejumlah isu hangat terkini. Salah satunya soal ancaman separatisme menggunakan medsos untuk memisahkan diri dari NKRI.

Ia khawatir isu tersebut akan membuat masyarakat semakin terpolarisasi.

“Isu tersebut bila kita lihat membuat masyarakat terkotak-kotak, terpolarisasi, dan dibenturkan satu sama lain. Terdapat pula narasi yang membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah dan tidak percaya kepada berbagai upaya pemerintah untuk kepentingan rakyat,” imbuh Hadi.

Untuk itu, Hadi menjelaskan harus ada kesamaan pandangan dan persepsi guna mengahadapi persoalan di media sosial. Namun, persoalan itu tersebut tidak dapat diselesaikan oleh satu instansi.

“Butuh penanganan komprehensif, integral, dan terpadu,” pungkasnya.(RRI)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Warto'i