Menkumham Yasonna H Laoly memberikan keterangan terkait pengaktifan kembali kepengurusan Golkar Munas Riau di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Kamis (28/1). Menkumham resmi mengaktifkan kembali SK Kepengurusan Partai Golkar Munas Riau untuk enam bulan ke depan agar partai Golkar dapat melaksanakan Musyawarah Nasional dengan segera dan menyelesaikan konflik internal. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/16.

Jakarta, Aktual.com — Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengatakan pasca penyelenggaraan Mukhtamar Islah yang menetapkan Romahurmuziy (Romi) sebagai ketua umum secara aklamasi, artinya berakhir pula dualisme yang terjadi di partai berlambang ka’bah itu.

“Udahlah tinggalkan perbedaan masa lalu, mari gabung. Saya mendapat informasi juga Pak Romi sangat terbuka kepada teman-teman dari kubu Jakarta. Dan sudah ada beberapa yang ikut dengan ini, pak Suryadharma Ali sendiri sudah gabung, melihat bahwa nggak ada manfaatnya kalau terus ada perbedaan yang tajam diantara kelompok ini,” ucap Menteri Yasonna disela-sela rapat kerja (Raker) dengan Komisi III DPR RI, di Senayan, Senin (11/4).

Ia menyarankan agar dilakukan konsolidasi yang matang jika PPP mau kuat dan besar, apalagi menghadapi agenda-agenda politik kedepan seperti Pilkada serentak tahap ke II serta tahapan Pemilu 2019 yang mulai bergulir.

“Saya kira kalau teman-teman mencintai PPP agar menjadi besar, salah satunya adalah dengan islah. Ini sudah diwujudkan, dan Mbah Moen sebagai senior, sesepuh partai yang sudah berada di partai ini dan para senior lain sudah melihat memang tidak ada jalan lain selain islah yang kemarin melalui Muktamar Islah, dengan keputusan basis kepengurusan Bandung, itu adalah yang tepat dan terbaik untuk PPP,” sebut politikus PDIP itu.

Dirinya mengakui sudah melakukan komunikasi dengan pihak Djan Faridz, yang posisinya saat ini masih mempertimbangkan hasil Mukhtamar ke VIII di Asrama Haji, Jakarta Timur, kemarin.

“Jadi kalau apa yang dikatakan Pak JK (Jusuf Kalla), Pak Djan sedang pikir-pikir. Saya juga meminta salah seorang sahabat saya bertemu dengan Pak Djan, satu setengah jam kemarin berbincang-bincang supaya mencoba bagaimana Pak Djan bisa menerima dengan baik upaya islah dari Muktamar VIII,” jelas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang