Arsip foto - Sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-15 diluncurkan di Bandara Internasional Pyongyang, di Pyongyang, Korea Utara (18/2/2023), dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korut. (ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS/aww.)

New York, aktual.com – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengeluarkan kecaman yang tegas terhadap peluncuran satelit mata-mata militer oleh Korea Utara (Korut) pada pekan ini. Guterres menyatakan keprihatinannya terkait penggunaan teknologi rudal balistik oleh Pyongyang, yang dianggapnya sebagai pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

“Sekretaris Jenderal mengutuk keras peluncuran satelit militer lainnya, yang menggunakan teknologi rudal balistik oleh Republik Demokratik Rakyat Korea,” demikian pernyataan yang dirilis oleh juru bicara Sekjen PBB Farhan Haq, seperti dilansir AFP, Rabu (22/11).

Laporan dari Korean Central News Agency (KCNA) Korut menyatakan bahwa satelit Malligyong-1 telah sukses diluncurkan dengan menggunakan roket Chollima-1 dari fasilitas peluncuran satelit Sohae pada Selasa (21/11) malam, sekitar pukul 22.42 waktu setempat.

KCNA mengklaim bahwa roket buatan mereka telah menempatkan secara akurat satelit pengintai Malligyong-1 ke dalam orbitnya.

Otoritas Teknologi Dirgantara Nasional Korut menyebutkan bahwa satelit tersebut berhasil memasuki orbit pada pukul 22.54 waktu setempat, dan laporan KCNA menunjukkan bahwa Kim Jong Un secara langsung mengawasi peluncuran satelit tersebut.

“Setiap peluncuran yang dilakukan oleh DPRK dengan menggunakan teknologi rudal balistik, bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan yang relevan,” tegas pernyataan Sekjen PBB tersebut.

KCNA melaporkan bahwa badan antariksa Korut berencana untuk meluncurkan beberapa satelit mata-mata tambahan dalam waktu dekat. Langkah ini diambil untuk mempertahankan kemampuan pengintaian mereka terhadap Korea Selatan (Korsel) dan wilayah-wilayah lain yang menjadi fokus kepentingan Angkatan Bersenjata Korut.

“Peluncuran satelit pengintai adalah hak yang sah (bagi Korut) untuk memperkuat kemampuan pertahanan diri,” tegas KCNA dalam laporannya.

KCNA menyatakan bahwa peluncuran ini akan meningkatkan kesiapan militer Pyongyang dalam menghadapi ‘gerakan-gerakan militer berbahaya’ dari pihak yang dianggap sebagai musuh-musuh Korut.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Rizky Zulkarnain

Tinggalkan Balasan