Jakarta, Aktual.com — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan belasungkawa dan mengajak kaum muslim shalat ghaib dan thalil bagi syuhada haji yang menjadi korban insiden jatuhnya ‘crane’ di Masjidil Haram, Mekkah.

“Shalat jenazah hukumnya fardlu kifayah, yang diwajibkan kepada seluruh umat Islam dengan prinsip keterwakilan,” kata Rais AM PBNU KH Makruf Amin melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (12/9).

Shalat ghaib hukumnya sah sebagaimana shalat jenazah, dan shalat ghaib ditujukan untuk ‘dluyufurrahman’ yang wafat di tanah suci karena musibah jatuhnya crane proyek pembangunan masjidil haram.

Tata cara sahalat ghaib sama dengan shalat jenazah, dengan empat takbir tanpa rukuk dan sujud. Setelah takbir pertama (takbiratul ihram) membaca surat Al-Fatihah, kemudian takbir kedua dilanjutkan membaca shalawat atas nabi SAW, lalu mendoakan mayat setelah takbir ketiga. Terakhir, setelah takbir keempat disunnahkan membaca doa diakhiri dengan salam.

Dia juga mengimbau kepada seluruh pimpinan pondok pesantren, lembaga-lembaga di lingkungan Nahdliyyin, para pengurus masjid, mushalla untuk mengajak seluruh jamaah melakukan shalat ghaib, tahlil, serta istighatsah, meminta pertolongan dari Allah agar para hujjaj yang wafat diampuni oleh Allah SWT.

Selain itu, agar para jamaah haji yang sedang persiapan menunaikan manasik haji diberi kekuatan lahir batin, para pelayan tamu-tamu Allah diberikan kekuatan untuk menyiapkan, memfasilitasi, dan melayani segala kebutuhan hingga dapat terlaksana secara baik.

Artikel ini ditulis oleh: