Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siraj didampingi Waketum PBNU Maksum Mahfudl, Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini saat konferensi pers seputar pembakaran bendera Tauhid di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (24/10/2018). PBNU menyatakan sebagai bentuk jaminan atas tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) maka segala bentuk upaya menuju makar harus ditindak tegas. Menurutnya, berdasarkan temuan tim pencari fakta yang dibentuk PBNU, pengibaran HTI tak cuma terjadi di Garut. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menilai masyarakat Indonesia masih sering teperdaya oleh simbol dan label agama.

“Memang simbol sangat menarik tidak membutuhkan kecerdasan, tidak butuh analisis atau kajian jelimet. Simbol yang menarik itu menjanjikan, tapi kalau dibiarkan hanya itu sangat berbahaya,” kata Said Aqil di Jakarta, Senin (26/11).

Said Aqil mengemukakan hal itu dalam pengukuhan pengurus dan pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII).

Menurut dia simbol dan label agama sepanjang sejarah sering dimanfaatkan oleh penguasa yang ingin melestarikan kekuasaannya menghadapi para oposisi.

“Kalau sekarang kebalik, yang menggunakan label-label simbol agama orang-orang yang sangat tamak rakus terhadap kekuasaan,” ujarnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid