Pengamat Politik LIPI Siti Zuhro (tengah) berbicara dialektika demokrasi dengan tema 'Ancaman Baru Deparpolisasi' di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (10/3). Diskusi tersebut membahas terkait keputusan dari Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk memilih maju di Pilgub 2017 mendatang secara Independen karena 'restu' PDIP tak kunjung didapat. Deparpolisasi adalah gejala psikologis masyarakat yang menghilangkan kepercayaan terhadap partai politik, dan enggan untuk mengidentifikasikan diri pada partai politik tertentu. AKTUAL/JUNAIDI MAHBUB

Jakarta, Aktual.com – Pengamat Politik dan Peneliti Senior Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan sangat sulit diterima akal sehat ketika Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri hanya puas menempatkan kadernya diposisi dua yani sebagao calon wakil gubernur saja.

Hal itu menanggapi kabar jika PDIP akan mendukung Ahok dengan memasangkan Djarot Saiful Hidayat sebagai calon wakilnya. Rrencananya hal tersebut akan diumumkan malam nanti dikediaman Ketua Umum partai banteng moncong putih itu.

“Sulit dipahami nalar rasional karena sebagai partai pemenang justru hanya puas menempatkan kadernya no dua (cawagub saja),” kata Zuhro saat dihubungi, di Jakarta, Selasa (20/9).

Dikatakan Zuhro, mengusung petahana yang penuh kontroversi dan resistesi bukan tanpa konsekuensi, sehingga belum tentu ketika diusung calon tersebut menang ditengah resistensi yang justru menghambat petahana kembali memimpin Ibu Kota.

“Yang diusung belum tentu menang resistensi akan menghambat calon yang diusung untuk menang karena kurang diminati pemilih,” pungkasnya.

(Novrizal)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang
Editor: Eka