Jakarta, Aktual.com – Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari, mengakui bahwa PKB menekan Joko Widodo akan cabut dukungan kalau tidak mengusung Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden, namun hal itu wajar dilakukan.

“Tidak secara langsung, bukan ancaman ya tapi tekanan. Karena banyak yang gunakan bahasa tekanan seperti Tifatul Sembiring menekan agar cawapres harus dari PKS,” kata Eva Kusuma di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (12/7).

Menurut dia kalau Muhaimin atau Cak Imin melakukan hal yang sama agar bisa menjadi cawapres, maka itu sah-sah saja.

Eva mengakui pernah berkomunikasi dengan Cak Imin yang memintanya untuk mendukung sebagai cawapres.

“Waktu itu Cak Imin bilang punya 10 juta suara lalu saya katakan kalau urusan jumlah penduduk, lebih banyak PDI Perjuangan namun tidak gunakan tekanan,” ujarnya.

Namun dia mengatakan, PDI Perjuangan berpandangan bahwa Joko Widodo adalah orang yang paling tahu kebutuhan sosok cawapres yang akan membantu tugas pemerintahan dan kenegaraan lima tahun kedepan.

“Bagi PDIP, yang paling tahu kebutuhan cawapres paling pas adalah Jokowi, bukan para cawapres yang mencalonkan diri,” ujarnya.

Eva mengatakan siapapun boleh mengusulkan dan menekan namun harus memberikan ruang yang cukup bagi Jokowi untuk memilih cawapres sesuai kebutuhan.

Dia meminta semua pihak harus memahami bahwa kepentingan bangsa harus diutamakan, apapun kepentingan subjektif cawapres.

“Mari pilih cawapres terbaik sesuai yang didefinisikan Jokowi dan beri ruang terhadap beliau,” katanya.

Dia menilai tekanan Cak Imin tersebut hanya “gimmick” saja dan diyakini PKB akan tetap berada dalam kekuasaan karena ingin memiliki banyak menteri di kabinet.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: