Jakarta, Aktual.com — Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri akan memutuskan sidang etik dua anggota Densus 88 atas tewasnya terduga teroris Siyono pekan depan.

Juru Bicara Mabes Polri, Kombes Rikwanto mengatakan persidangan akan berjalan beberapa hari kedepan. Menurutnya kemungkinan baru minggu depan bisa diputuskan hasil sidang. Apakah ditemukan pelanggaran atau tidak.

“‎Sidang terus berlanjut, kemungkinan minggu depan masih jalan. Saat ini masih mendengarkan soal apa yang dilakukan petugas waktu membawa Siyono sehingga terjadi perkelahian dan meninggal,” ujar Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, tuturnya (20/4).

Dalam sidang dihari kedua ini lanjut Rikwanto, ada beberapa saksi yang diambil untuk dimintai keterangan yakni beberapa anggota Densus 88, orangtua, dan kakak Siyono serta Lurah Cawas, Klaten.

“Masing-masing pihak menyampaikan keterangan. Minggu depan mudah-mudahan bisa disimpulkan apa yang terjadi ‎dan ditemukan ada tidaknya pelanggaran,” ungkapnya.

Ditambahkan Rikwanto, dalam persidangan juga akan ditunjukkan alat bukti termasuk visum anggota juga dibacakan. Serta hasil autopsi pun dibuka di persidangan etik tersebut.

Selamjutnya, bukti-bukti itu akan dikaji dan dicek antara hasil visum dengan keterangan anggota‎ untuk selanjutnya diputuskan apakah ada pelanggaran atau tidak serta sangksi apa yang mungkin diberikan.

Polri berdalih Siyono meninggal dunia usai berkelahi dengan satu anggota Densus 88 di dalam mobil. Saat itu, petugas membawa Siyono untuk memperlihatkan bunker penyimpanan senjata.

Perkelahian menurut polisi ketika Siyono meminta borgolnya dibuka. Petugas pun membukanya karena dianggap Siyono kooperatif. Namun, dalih polisi Siyono justru melawan dan menyerang petugas. Anggota Densus 88 pun melakukan perlawanan sehingga perkelahian pun tak terelakkan.

Menurut hasil visum Polri, ada pendarahan di kepala bagian belakang Siyono sehingga membuatnya langsung tewas. Sementara, berdasarkan hasil otopsi PP Muhammadiyah menunjukkan hasil lain. Justru penyebab kematian Siyono menurut Muhammadiyah karena patahnya tulang dada yang menekan jantungnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby