Kota Pekanbaru, aktual.com – Pemerintah Kota Pekanbaru kembali mengeluarkan kebijkan memperpanjang libur sekolah hingga Jumat (13/9) bagi murid PAUD, TK, SD, dan SMP atau sederajat karena asap tebal menyelimuti daerah itu sejak beberapa hari terakhir.

“Asap tebal akibat karhutla bisa mengakibatkan warga terjangkit ISPA, asma, dan lainnya sehingga libur sekolah harus ditambah agar korban terpapar asap tidak bertambah lagi,” kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus dalam keterangannya di Pekanbaru, Kamis (12/9).

Firdaus yang didampingi Kepala Bagian Humas Pemkot Pekanbaru Mas Irba Sulaiman itu, mengatakan berdasarkan laporan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan kabut asap berbahaya bagi kesehatan sehingga warga harus banyak berdiam di rumah dan memakai masker kalau ke luar ruangan.

Kendati libur diperpanjang, Dinas Pendidikan setempat memastikan pelajaran untuk anak didik tidak akan tertinggal jauh, karena guru diminta memberi tugas tambahan bagi anak didik selama libur akibat kabut asap.

“Berdasarkan keterangan BPBD Pekanbaru, kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan diperkirakan bakal semakin pekat menyelimuti Pekanbaru lantaran ‘hotspot’ yang terpantau BMKG melebihi batas maksimal,” katanya.

Khususnya di wilayah Jambi dan Palembang, katanya, diperkirakan dalam dua hari ke depan, asap kiriman akan masuk dibawa angin ke Pekanbaru.

Kabut asap akibat karhutla makin pekat menyelimuti Kota Pekanbaru dan sekitarnya pada Kamis pagi sehingga membuat jarak pandang sempat turun drastis.

Staf Analisa BMKG Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulianto mengatakan jarak pandang menurun drastis dari pukul 07.00 WIB sekitar 1.500 meter menjadi 700 meter pada pukul 09.00 WIB akibat kabut asap.

Kondisi asap di Pekanbaru, katanya, berasal dari daerah-daerah sekitar Pekanbaru yang banyak terdapat titik api. Angin berembus dari tenggara dan selatan ke utara dengan kecepatan 10 sampai 20 km per jam.

Asap di Pekanbaru banyak berasal dari kebakaran di daerah sekitar, di bagian selatan, seperti Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu.

Bahkan, kondisi asap tersebut diperburuk asap kiriman dari provinsi tetangga, seperti Jambi dan Sumatera Selatan. Oleh karena pergerakan angin dari tenggara, kemungkinan asap juga terbawa angin dari provinsi tetangga yang ada titik panas.

Berdasarkan data BMKG Stasiun Pekanbaru, Satelit Terra dan Aqua pada 06.00 WIB mendeteksi titik panas paling banyak di Provinsi Sumatera Selatan ada 437 titik dan Jambi 420 titik, sedangkan di Provinsi Riau terdapat 279 titik panas.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin