Pembicaraan Rusia dengan Amerika soal Suriah buntu. (ilustrasi/aktual.com)
Pembicaraan Rusia dengan Amerika soal Suriah buntu. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pembicaraan dengan Amerika Serikat terkait Suriah mengalami kebuntuan, dan kemajuan IS di Palmyra mungkin telah diatur AS dan sekutu regionalnya untuk memungkinkan pemberontak Suriah di Aleppo memulihkan diri.

Selama kunjungan ke Beograd, Lavrov mengatakan Rusia siap untuk cepat bernegosiasi dengan Amerika Serikat terkait pembukaan koridor guna mengeluarkan pemberontak dari Aleppo, tapi hal itu harus disepakati sebelum gencatan senjata terjadi.

“Rekan-rekan Amerika kami, menyampaikan, setuju dengan itu, dan dari 3 Desember ketika kami bertemu John Kerry di Roma mereka mendukung konsep seperti itu dan bahkan memberi kami persetujuan mereka di atas kertas,” kata Lavrov kepada wartawan pada konferensi pers dengan timpalan Serbianya pada Senin.

“Tapi setelah tiga hari mereka mencabut perjanjian itu dan kembali ke posisi lama mereka yang merupakan jalan buntu, yang terdiri dari, Sebelum kesepakatan tentang koridor harus ada gencatan senjata … yang menurut pemahaman saya, ini hanya akan berarti pemberontak akan mendapatkan waktu untuk istirahat,” katanya.

Sebelumnya pada hari itu, sumber militer mengatakan tentara Suriah berada di ambang mengumumkan kemenangan dalam pertempuran untuk merebut kembali kawasan yang dikuasai pemberontak di bagian timur Aleppo.

Tentara Suriah membuat kemajuan baru pada Senin setelah mengambil alih kawasan Sheikh Saeed, meninggalkan pemberontak terjebak di bagian kecil dari kota itu.

Lavrov juga mengatakan bahwa ia percaya jika keberhasilan IS di Palmyra mungkin telah direkayasa oleh koalisi pimpinan AS guna mengalihkan perhatian dari Aleppo.

“Itu membuat kita berpikir – dan saya sungguh berharap saya salah, bahwa ini semua diatur, dikoordinasikan untuk memberikan waktu istirahat bagi kelompok bandit di Aleppo bagian timur,” katanya.

Sebelumnya dikabarkan Xinhua bahwa rakyat turun ke jalan-jalan di seluruh Kota Aleppo di Suriah Utara pada Senin malam (12/12) untuk merayakan kemenangan militer Suriah, sebagian menembakkan senjata api ke udara.

Kini militer Damaskus hampir mengusir semua gerilyawan dari bagian timur kota tersebut, kata beberapa saksi mata di Aleppo.

Suara tembakan berkumandan dan peluru meninggalkan jejak merah di udara kota Aleppo. Kaum perempuan berteriak-teriak dalam kegembiraan di jalan, sementara berita beredar bahwa gerilyawan hampir kehilangan kekuasaan di bagian timur kota itu.

“Tuhan, Suriah dan hanya Bashar”, “Dengan jiwa dan darah kami berkorban buat Suriah” dan “Tuhan melindungi militer”, itu lah slogan yang diteriakkan oleh rakyat di Aleppo, dalam dukungan buat militer.

Stasiun televisi lokal menyatakan perayaan tersebut dipersembahkan buat “kemenangan Aleppo”.

Pada Senin pagi, militer Suriah merebut kembali Permukiman Sheikh Saeed, yang strategis, dan permukiman lain di Aleppo Tenggara. Warga lokal dilaporkan mengatakan militer menguasai 99 persen Aleppo.

Pada Senin malam, para pegiat juga mengatakan gerilyawan telah mundur dari Permukiman Kalasseh, permukiman utama terakhir di Aleppo Tenggara.

Sementara itu sisa gerilyawan telah berkumpul di Permukiman Salahuddien, dan menuntut agar mereka diizinkan pergi.

(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby