Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (tengah) bersama Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti (kiri) berbincang dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Tito Karnavian saat meninjau pengamanan KTT Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di JCC, Jakarta, Senin (7/3). KTT Luar Biasa ke-5 OKI membahas Palestina dan Al-Quds Al-Sharif. ANTARA FOTO/OIC-ES2016/Akbar Nugroho Gumay/pras/par/16

Jakarta, Aktual.com — Pengejaran kelompok radikal Santoso Cs dipastikan tidak akan berhenti, meski baru saja insiden nahas menimpa tim operasi Tinombala 2016.

“Ini kan dinamika terus berjalan, operasi terus berjalan dan tidak terhenti dengan musibah seperti ini,” ujar Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/3).

Terlebih, sambung Badrodin, tim operasi Tinombala telah berhasil memetakan wilayah, yang menjadi titik akhir tempat Santoso.

“Kami akan lanjutkan karena kami sudah tahu mendeteksi lokasi-lokasi di mana mereka berada.”

Perlu diketahui, 13 anggota TNI dinyatakan meninggal dunia setelah hilikopter yang ditunggangi mengalami kecelakaan. 13 anggota TNI tersebut merupakan bagian dari operasi pengejaran kelompok Santoso.

Kecelakan heli yang ditunggangi tim operasi Tinombala itu terjadi usai melakukan pertemuan di Desa Watutau, Kecamatan Lore Peore dalam kegiatan operasi Tinombala 2016.

Dalam pengejaran kelompok Santoso, tim gabungan TNI-Polri selain melibatkan ribuan pasukan, juga didukung oleh tiga helikopter, dua milik TNI dan satu milik Polri.

Salah satu heli yang jatuh merupakan milik TNI yang selama ini menjadi kendaraan operasional TNI-Polri, yang dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan operasi Tinombala 2016.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Wisnu