Wakil Presiden H. Muhammad Jusuf Kalla didampingi Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menekan layar sentuh sebagai tanda pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Selasa (2/1). AKTUAL/Eko S Hilman

Jakarta, aktual.com – Pemerintah membahas perumusan strategi dan kebijakan dalam menghadapi dampak adanya perang dagang dan kenaikan tingkat bunga Amerika Serikat (AS).

“Kami sudah bahas hal-hal yang perlu yang akan kami usulkan tentu saja. Termasuk antisipasinya, tapi substansinya saya belum bisa jelaskan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Minggu (8/7) malam.

Darmin mengatakan pembahasan tersebut telah dilakukan dengan beberapa kementerian terkait.

Hadir dalam rapat koordinasi tersebut antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Hasil dan substansi dari rapat koordinasi di Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian tersebut nantinya akan disampaikan pada rapat kabinet di Istana Bogor, Senin (9/7).

Ketika ditanya mengenai dampak perang dagang kepada Indonesia, Darmin tidak bersedia berkomentar. “Saya belum mau komentar dulu urusan itu,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Enggartiasto membenarkan bahwa rapat di kantor Kemenko Perekonomian membahas persiapan rapat kabinet terbatas. Ia mengungkapkan salah satu isu yang dibahas adalah mengenai ekspor dan impor.

Sebelumnya, perang dagang antara Amerika Serikat dan negara-negara ekonomi utama lain makin mengemuka setelah Pemerintah AS pada Jumat (6/7) mulai mengenakan tarif bea masuk baru pada impor produk China senilai 34 miliar dolar AS.

Trump menganggap China menggunakan praktik perdagangan yang “tidak adil” untuk mendapatkan keuntungan atas AS, misalnya menyangkut hukum kekayaan intelektual.

Trump juga menyoroti defisit perdagangan AS dengan China. Menurut data Biro Sensus AS (US Census Bureau), defisit perdagangan AS terhadap China mencapai 376 miliar dolar AS.

 

Sumber: Antara

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Novrizal Sikumbang