Sejumlah prajurit TNI menyusuri jalan setapak dalam hutan untuk memburu kelompok Santoso di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (24/3). Aparat gabungan TNI-Polri terus memburu kelompok teroris pimpinan Santoso yang kian terdesak di pegunungan Poso dalam operasi keamanan bersandi Tinombala 2016. ANTARA FOTO/Edy/BMZ/ama/16

Jakarta, Aktual.com – Presiden Jokowi akan memberikan amnesty atau pengampunan terhadap 19 para pengikut Santoso yang tergabung dalam kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), yang tengah bersembuyi di daerah pegunungan Poso, Sulawesi Tengah.

Hal itu disampaikan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan dalam rapat kerja (Raker) bersama Komisi III tentang amnesty DPR RI, di Gedung DPR RI, Kamis (21/7).

“Walaupun Santoso itu sudah ditembak, lalu 19 pengikutnya ini mau diapain. Walaupun operasi militer tetap jalan disana (Poso), kami imbau agar mereka turun (gunung),” kata Luhut.

Dikatakan Luhut, dalam penanganan aksi terorisme, pemerintah menjalankan metode pendekatan secara ‘soft approach’, sebab yang dihadapi adalah warga negara Indonesia (WNI) sendiri.

“Kalau dia turun semua, kita akan pertimbangkan untuk kita berikan pengampunan, karena itu juga WNI. Dan saya sampaikan pemerintah atau presiden mendekati masalah ini dengan pendekatan soft approach yaitu pendekatan melalui agama dan budaya,” sebut Luhut lagi.

Kendati demikian, ia menegaskan meski pemerintah tengah melakukan pendekatan secara soft approach bukan berarti tidak bisa melakukan hard approach.

“Santoso ditembak mati pendekatan dengan hard approach karena tidak bisa mengikuti soft approach itu tadi,” tandas politikus senior Golkar tersebut.

 

Laporan: Novrizal

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Novrizal Sikumbang