Jakarta, Aktual.com – Seiring pelemahan laju rupiah yang masih terus berlangsung, membuat terimbas pada pergerakan pasar surat utang yang masih lesu. Sehingga niat pemerintah untuk menerbitkan sukuk global senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp40 triliun bisa dipertanyakan respon pasarnya.

Pemerintah sendiri memang menerbitkan sukuk global di pasar internasional sebesar US$ 3 miliar atau setara Rp 40 triliun, yang terdiri dari US$ 1 miliar untuk tenor 5 tahun dan US$ 2 miliar untuk tenor 10 tahun.

Menurut analis pasar uang dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, pergerakan laju pasar obligasi cenderung lesu. Pelaku pasar sesekali melakukan aksi jual dengan terimbas sentimen pelemahan lanjutan dari laju Rupiah yang terimbas penguatan USD.

“Termasuk untuk SUN, kendati ada aksi beli, namun tak signifikan. Sehingga terlihat dari pergerakan yield SUN jangka menengah-panjang atau di bawah 25 tahun masih lebih rendah dari sebelumnya,” papar Reza dalam laporannya, di Jakarta, Minggu (2/4).

Dari beberapa SUN yang ada dilihat dari tenornya, kata dia, masih mengalami pelemahan, kecuali yang tenor pendek. Memang, lanjutnya, untuk pergerakan masing-masing tenor yang jangka pendek antara 1-4 tahun, rata-rata kenaikan yield-nya tipis cuma 0,97 bps.

“Sementara untuk tenor menengah (5-7 tahun) yield-nya turun -1,35 bps; dan tenor panjang (8-30 tahun) yieldnya juga turun -3,49 bps,” jelas dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka