Kata pria yang akrab disapa Kent itu menambahkan, walaupun pembangunan Tugu Sepatu tersebut tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), akan tetapi tidak elok jika membangun tugu tersebut di tengah-tengah kota karena dapat merusak estetika Tata Kota.

“Sekarang kondisi lagi serba sensitif, Masyarakat lagi susah ekonominya karena dampak Pandemi Covid-19 ini. seharusnya Gubernur Anies sadar dan bisa mempunyai empati terhadap perasaan Masyarakat Jakarta, dan Jika sekecil berapapun rupiah yang didapatkan dari CSR atau dari sumber manapun itu betul-betul setiap sen-nya harus bermanfaat dan bisa di pertanggung jawabkan terhadap Masyarakat Jakarta. Pembangunan Tugu Sepatu ini untuk apa tujuan dan esensinya?, Apakah bermanfaat bagi Masyarakat DKI Jakarta?, Coba tolong Pemprov DKI Jakarta silahkan membuat kuisioner untuk meminta pendapat kepada Masyarakat Jakarta, Coba tanyakan apakah Masyarakat DKI Jakarta mendukung atau menolak pembangunan Tugu ini, Saya ingatkan, sebaiknya segala bentuk kegiatan atau apapun produk yang akan dibuat dan yang telah di buat, seharusnya bisa melibatkan peran Masyarakat Jakarta di dalamnya. Lakukanlah secara demokratis, Hargai Masyarakat Jakarta, jangan dengan cara Feodal seperti ini”. ketusnya.

Kent juga mempertanyakan, apakah pembangunan Tugu Sepatu tersebut benar-benar bertujuan untuk mempercantik kota Jakarta atau memang bertujuan untuk beriklan, tetapi di kemas dalam bentuk pembuatan tugu. Pasalnya, model sepatu yang dibuat menjadi tugu tersebut mirip dengan salah satu merek sepatu tertentu.

“Kemudian Saya juga jadi heran dan bertanya, itu sebenarnya pembangunan Tugu Sepatu tersebut untuk bertujuan beriklan atau bagaimana? Kalau memang untuk tujuannya beriklan, Gubernur Anies harus jujur dan fair dong untuk mengakui itu semua, Jangan membohongi Masyarakat Jakarta dan kalau memang beriklan pasti ada uang kontribusi yang cukup lumayan masuk ke rekening Pemprov DKI Jakarta dan bagaimana pertanggung jawabannya kepada Masyarakat DKI Jakarta terkait Uang Kontribusi tersebut? Jikalau tidak, menurut saya sangatlah aneh, tidak mungkin membangun tugu sepatu tersebut jikalau tidak ada maksud tertentu,” tegas Kent.

Oleh karena itu, sambung Kent, alangkah baiknya jika Pemprov DKI Jakarta membangun tugu atau prasasti Ondel-Ondel Betawi di tengah-tengah Ibukota Jakarta yang lebih mempunyai nilai seni dan sejarah, agar kaum milenial bisa belajar dan tidak melupakan sejarah, mengapa Ondel-Ondel menjadi ikon Kota Jakarta.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid