Jakarta, Aktual.co —Pengamat ekonomi, Salamudin Daeng berpendapat kebijakan untuk menaikkan BBM bersubsidi tidak ada hubungannya dengan tujuan untuk memperbaiki ‘twin defisit’ seperti yang disampaikan oleh Gubernur Indonesia Agus Martowardojo beberapa waktu lalu.
Di mana Agus mengatakan bahwa Indonesia saat ini mengalami twin deficit. Yakni defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan. Terjadinya dua defisit itu, kata Agus disebabkan masih tingginya impor dan subsidi BBM.
Agus berpendapat untuk mengatasi twin defisit perlu ada penaikan BBM bersubsidi. 
Sedangkan Daeng punya pendapat berbeda. Dengan mengatakan tidak ada hubungan menaikkan BBM bersubsidi dengan upaya meredam twin defisit.
“Apa hubungannya antara menaikkan BBM subsidi dengan memperbaiki defisit, kan dia (menaikkan BBM) ngga bisa kurangi impor,” ujar Salamudin, usai diskusi di Bakoel Koffie Jakarta, Minggu (16/11).
Dia justru menduga yang dimaksud dengan pernyataan Agus adalah kalau BBM subsidi naik, maka investasi akan naik. “Nah di situ ada penerimaan investasi dan bisa surplus di neraca pembayaran kita.”
Seperti diberitakan, Agus mengatakan penyesuaian harga BBM subsidi akan memperbaiki fiskal dan memperbaiki transaksi berjalan. 
“Jadi itu satu hal yang perlu diperhatikan,” ujar Agus di Kantor Bank Indonesia Jkarta, Senin (10/11) lalu.
Selain itu menurut Agus dengan langsung menaikkan BBM subsidi secara tepat dapat menyehatkan anggaran yang selama ini tersandera akibat subsidi BBM. 

Artikel ini ditulis oleh: