Jakarta, Aktual.com – Peningkatan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura dinilai sebagai kunci penting dalam meningkatkan daya saing pertanian di Tanah Air yang diharapkan bisa memunculkan peluang ekspor, kata peneliti Center for Indonesian Policy Studies.

Senior Fellow Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Kadir Ruslan dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (16/7), menyebutkan produktivitas jagung menunjukkan tren yang meningkat dengan capaian 5,5 ton pipilan kering per hektar pada 2019 lalu.

Sementara produktivitas padi, kedelai dan bawang merah cenderung landai dalam beberapa tahun terakhir dengan masing-masing di angka 5 ton per hektar gabah kering giling, 1,5 ton per hektar biji kering dan 10 ton per hektar.

“Belajar dari kesuksesan peningkatan produktivitas tanaman jagung, salah satu upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk mendorong produktivitas tanaman padi adalah dengan meningkatkan skala penggunaan varietas unggul, khususnya padi jenis hibrida. Hingga saat ini tingkat penerimaan petani terhadap benih padi hibrida masih sangat rendah,” kata Kadir.

Kadir menyebut sejumlah isu yang perlu dievaluasi sehubungan dengan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura, seperti catatan teknis terkait perhitungan produktivitas, tren perkembangan produktivitas dalam beberapa tahun terakhir, tingkat produktivitas padi dan palawija menurut profil budidaya usaha pertanian, disparitas atau kesenjangan produktivitas antar wilayah dan pengaruh teknologi melalui mekanisasi dalam meningkatkan produktivitas tanaman padi di Indonesia.

“Analisis mengenai level produktivitas komoditas pertanian di Indonesia dihadapkan pada isu mengenai data yang tidak seragam dan akurasi metode yang digunakan dalam pengumpulan data,” jelasnya.

Menurut Kadir, perbaikan pengumpulan data produktivitas yang berbasis pengukuran secara objektif harus terus didorong untuk meningkatkan kualitas data produktivitas. Hal ini sangat mendesak untuk dilakukan pada komoditas hortikultura yang masih mengandalkan pengukuran secara subjektif dalam pengumpulan datanya.

Kadir mengatakan masih ada ruang untuk meningkatkan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura. CIPS merekomendasikan upaya peningkatan produktivitas lahan maupun tenaga kerja melalui penggunaan bibit unggul, peningkatan akses petani terhadap pupuk, penanganan serangan hama atau Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dan penggunaan alat mesin pertanian atau mekanisasi. Selain itu, juga dapat dilakukan perbaikan teknik budidaya, perbaikan dan perluasan jaringan irigasi, penggunaan modifikasi cuaca untuk mitigasi perubahan iklim dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia sektor pertanian.

Ketimpangan produktivitas tanaman pangan (padi, jagung, dan kedelai) antara wilayah Jawa dan luar Jawa juga merupakan isu yang penting untuk diselesaikan dalam upaya meningkatkan produktivitas nasional.

Untuk tanaman padi dan jagung, produktivitas di luar Jawa lebih rendah masing-masing sekitar 23 persen dan 13 persen dibanding di Jawa. Karena itu, peningkatan produktivitas lahan dan petani di luar Jawa, terutama di wilayah dengan produktivitas relatif rendah, harus menjadi fokus perhatian pemerintah. Upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan teknik budidaya, seperti penggunaan pupuk dan benih unggul dan juga peningkatan akses dan perbaikan jaringan irigasi di luar Jawa. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: As'ad Syamsul Abidin