Hal yang sama juga dialami pedagang pakaian muslim, Dinny (20) yang omzetnya turun hingga 50 persen. Ia mengeluhkan maraknya aktivitas penjualan daring yang membuat anjloknya omzet tahun ini dibandingkan tahun lalu.

“Sekarang sudah zamannya jual beli dengan daring, jadi pembeli juga sudah malas datang langsung ke toko.” Kata Dinny.

Dinny juga menambahkan, ia mulai mencoba mengikuti aktivitas jual beli daring untuk mengurangi omzetnya yang kurang.

Anjloknya omzet perdagangan pakaian muslim juga dirasakan Susi (21) yang mengaku pembeli di tokonya tidak seramai dulu.

Omzet penjualannya saat ini Rp80 juta hingga Rp100 juta per bulan, dibandingkan tahun lalu Susi mampu meraup Rp130 juta hingga Rp150 juta per bulan.

“Saat ini untuk mengatasi penurunan omzet saya sudah mulai merambah jual beli daring. Sehingga omzet yang turun di toko tidak terlalu rugi,” Kata Susi.

Sementara itu, seorang pembeli Nimah (44) mengatakan, dirinya biasa membeli pakaian muslim dalam jumlah banyak. Namun, tahun ini Nimah hanya membeli dengan harga satuan karena merasa kebutuhannya untuk membeli pakaian sudah cukup.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka