Ramah, toleran, humoris

Saat di MUI, Zainut tergolong sebagai pribadi yang ramah dan kerap mengajak umat Islam dan masyarakat Indonesia agar mengedepankan toleransi serta moderasi beragama melalui pernyataan-pernyataannya yang arahnya pada perdamaian serta mendinginkan kegaduhan.

Sebagai warga NU, dia tidak pernah lepas dari gaya humornya yang khas. Dia kerap merendah guna memancing suasana agar lebih cair, sebagaimana dilakukan dalam dialognya dengan wartawan dan ketika jumpa pers.

Di sisi lain, dia menyatakan berkomitmen sebagai Wamenag untuk bekerja bagi setiap golongan meski dia sempat berkiprah di PPP.

“Berkaitan dengan penunjukan Menteri, pembantu presiden, kewenangan penuh ada di Presiden dan saya yakin Presiden punya alasan dan tujuan terhadap penempatan pembantu-pembantunya. Meski saya mewakili PPP, warna saya, darah saya NU. Tapi ketika saya menjabat, kepentingan itu saya tanggalkan,” kata dia.

Zainut menghargai hak prerogatif presiden mengenai penunjukan Menteri Agama Fachrul Razi. “Pembantu Presiden, kewenangan penuh oleh Presiden dan saya yakin Presiden punya alasan,” kata dia.

Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah, pada 20 Juli 1963, itu mengenyam pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya. Kemudian, dia melanjutkan kuliah S-1 di Universitas Ibnu Chaldun, Jakarta.

Kemudian, gelar magister S2-nya di Universitas Satyagama dan program doktor di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Zaenal Arifin