Perajin menyelesaikan pembuatan tempat parcel berbahan rotan di sentra kerajinan rotan desa Trangsan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (8/6). Jelang Lebaran tempat parcel berbahan rotan yang telah diproduksi satu tahun tersebut mulai didistribusikan ke Solo dan Yogyakarta yang dijual dengan harga Rp. 7.000 hingga Rp. 60 ribu tergantung model dan ukuran. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/pd/17.

Jakarta, Aktual.com – Perajin rotan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Provinsi Kalimantan Tengah mengeluhkan kesulitan bahan baku untuk kebutuhan produksi.

Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur Halikinnor di Sampit, Kabupaten Kotim, pun meminta pengepul rotan di daerah setempat mengakomodir mengakomodir kebutuhan rotan untuk perajin lokal.

“Ironis kalau sampai perajin di daerah penghasil rotan malah kesulitan mendapatkan rotan. Tata niaga ini memang perlu menjadi perhatian kita bersama agar semua sektor bisa berjalan dengan baik,” kata Halikinnor, Kamis (14/3).

Menurut Halikinnor, sektor rotan belum sepenuhnya pulih setelah terpuruk akibat dampak larangan ekspor rotan mentah yang diberlakukan pemerintah sejak akhir 2011 silam. Padahal selama ini setiap pengepul rotan di Kotawaringin Timur mampu mengumpulkan sekitar 100 ton rotan mentah setiap bulannya.

Berbagai cara dilakukan pelaku usaha rotan agar bisa tetap bertahan di tengah kondisi ini, di antaranya dengan menjual rotan ke luar daerah. Penjualan ini mulai meningkat meski permintaannya tidak sebanyak dulu, dibanding saat belum ada larangan ekspor rotan mentah masih.

Artikel ini ditulis oleh: