Islamabad, Aktual.com – Perang terbuka antara dua negara bersenjata nuklir, India dan Pakistan tampaknya semakin dekat. Bentrokan senjata di beberapa titik ’Line of Control’ (LoC) yang merupakan garis kendali militer yang membagi perbatasan antara India dan Pakistan di wilayah Jammu dan Kashmir dalam lima malam berturut-turut, kini bentrokan sudah bergeser ke perbatasan internasional.
Kali ini pemerintah Pakistan menuding kalau India akan melakukan serangan penuh dalam 24 jam hingga selambat-lambatnya dalam 36 jam mendatang. Dilansir dari Al Jazeera, pernyataan itu disampaikan Menteri Informasi dan Penyiaran Pakistan Attaullah Tarar yang juga mengatakan informasi tersebut diperoleh dari ”informasi intelijen yang kredibel”.
Namun Tarar belum memberikan informasi konkret untuk mendukung klaimnya, dan pemerintah India belum mengomentari tuduhan tersebut secara terbuka. Tarar juga mengatakan setiap serangan ke wilayah Pakistan akan direspon secara keras. Pernyataan Tarar itu disampaikan pada Selasa malam (29/4) waktu setempat. Artinya, kalau klaim Tarar itu menjadi kenyataan, maka serangan terbuka India terhadap Pakistan akan terjadi selambat-lambanya pada Kamis malam (1/5) besok.
”Setiap tindakan agresi akan ditanggapi dengan respons yang tegas. India akan bertanggung jawab penuh atas segala konsekuensi bencana di kawasan tersebut jika terjadi eskalasi,” kata Tarar dalam unggahannya di X.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif mengatakan serangan militer India akan segera terjadi. ”Kami telah memperkuat pasukan kami karena itu adalah sesuatu yang mendesak sekarang. Jadi dalam situasi itu beberapa keputusan strategis harus diambil, jadi keputusan tersebut telah diambil,” tegas Asif.
Hal senada disampaikan Menteri Perkeretaapian Pakistan Hanif Abbasi yang memperingatkan India bahwa Pakistan memiliki 130 hulu ledak nuklir, yang tidak untuk dipamerkan. ”Tidak seorang pun tahu di mana kami telah menempatkan senjata nuklir kami di seluruh negeri. Saya katakan lagi, rudal balistik ini, semuanya ditujukan kepada Anda (India),” lontar Abbasi.
Di sisi lain, Perdana Menteri India narendra Modi sudah memutuskan untuk memberikan kebebasan operasional kepada pasukan militernya untuk melakukan serangan terhadap Pakistan. Hal itu diputuskan Modi saat rapat tertutup dengan jajaran pemimpin militer dan keamanan India, pada Selasa (29/4).
Dalam rapat itu, menurut sumber senior dalam pemerintahan New Delhi, seperti dilansir AFP, Modi memberikan ”kebebasan operasional penuh untuk memutuskan cara, target, dan waktu untuk respon kita terhadap serangan teror itu.” Serangan teror yang dimaksud adalah pembunuhan terhadap 26 turis Hindu oleh para militan bersenjata yang didukung Pakistan pada Selasa siang (22/4) di kawasan Kashmir dan Jammu.
Militer India sendiri mengakui kalau tentaranya telah berulang kali terlibat baku tembak dengan pasukan militer Pakistan di sepanjang Garis Kontrol (LoC), perbatasan de-facto di perbatasan Kashmir yang dijaga ketat. Disebutkan militer India bahwa tentara Pakistan menggunakan senjata ringan tanpa alasan untuk menembaki melintasi LoC, yang merupakan malam kelima berturut-turut berlangsungnya baku tembak di area itu.
Untuk diketahui, dalam perseteruan antara India dan Pakistan, beberapa negara lain menunjukkan dukungan terang-terangan kepada pihak-pihak yang bertikai. Seperti China dan Turki yang mendukung Pakistan, dan Amerika Serikat yang mendukung India.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain