Jakarta, Aktual.com – Di Indonesia, perbedaan Hari Raya Idul Fitri sudah beberapa kali terjadi, namun tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

Berdasarkan perhitungan astronomi atau hisab, kata Ketua MUI NTT H Abdul Kadir Makarim, di Kupang, hilal akan ada di atas dua derajat dari cakrawala dan memungkinkan terlihat oleh mata. Kendalanya hanya cuaca yang bisa menghalangi pandangan mata untuk menyaksikannya.

“Jika itu terjadi maka puasa digenapkan menjadi 30 hari atau Lebaran jatuh pada 18 Juli,” katanya, Selasa (12/7).

Muhammadiyah telah memutuskan bahwa tanggal 1 Syawal 1436 H jatuh pada hari Jumat, 17 Juli 2015. Dengan demikian bulan Ramadhan tahun ini hanya 29 hari menurut ormas itu.

Sementara NU, seperti biasanya, mendasarkan penetapan 1 Syawal pada rukyatul hilal, sehingga meski di dalam penanggalan NU berdasar hitungan 1 Syawal 1436 H jatuh pada 17 Juli, namun tidak serta merta tanggal itu ditetapkan sebagai hari Idul Fitri.

Tidak tertutup kemungkinan NU menggenapkan Ramadhan 30 hari jika tim rukyat yang disebar di sejumlah daerah tidak berhasil melihat hilal.

Artikel ini ditulis oleh: