Berdasarkan data BEI, di sepanjang tahun 2017 ini investor asing telah membukukan beli bersih atau “foreign net buy” sebesar Rp4,288 triliun.

Pada 2017 ini, Rudiyanto juga memproyeksikan bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi menyentuh level 6.000 poin.

“Meski tidak ada kenaikan peringkat dari S&P, kita hitung harga wajarnya IHSG bisa ke 6.000 poin. Kalau ada kenaikan peringkat, bisa lebih dari level itu. Level 6.000 bisa dicapai pada pertengahan tahun ini atau akhir tahun. Karena pergerakan IHSG terus fluktuatif dan pasar modal cukup dinamis,” katanya.

Rudiyanto menambahkan bahwa meningkatnya IHSG juga akan turut mendorong nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia meningkat dan berpotensi mencapai Rp7.000 triliun jika jumlah emiten di BEI bertambah.

“Misalkan sekarang nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp6.000 triliun, kalau tidak ada saham baru dan kenaikan IHSG 10 persen maka kapitalisasi Rp6.600 triliun. Kalau mencapai Rp7.000 triliun berarti harus ada saham baru plus kenaikan IHSG lebih dari 10 persen,” paparnya.

Nilai kapitalisasi pasar merupakan salah satu indikator yang menunjukkan perkembangan bursa saham. Kapitalisasi pasar menunjukkan nilai efek yang tercatat di bursa saham. Atau secara definisi diartikan sebagai total jumlah surat berharga yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan di dalam satu pasar.

Berdasarkan data BEI per 17 Maret 2017, nilai kapitalisasi pasar modal Indonesia mencapai sebesar Rp6.018,79 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka