Surat Gelondongan Motif ‘Tangan Hitam’
Said Didu menangkap sesuatu yang aneh dari surat Menteri BUMN tersebut. Dia mengingatkan agar tetap memantau dan mewaspadai implementasi surat tersebut karena bukan tidak mungkin ada pihak tertentu yang telah mengajukan minatnya untuk menguasai beberapa aset Pertamina. Lagi pula, surat tersebut dikatakan memberi keluasaan share down secara gelondongan lantaran tidak disebut spesifikasi bok mana saja yang menjadi kajian untuk mencari partner.
“Surat ini diluar kebiasaan dan aneh. Perlu waspada, siapa tahu sudah ada yang mau membeli sehingga bikinlah surat supaya bisa membeli share down itu. Kemudian kajian itu tidak perlu persetujuan, gelondongan dengan RUPS sebelumnya saya belum pernah lihat. Kalau kita mau melepaskan aset itu, itu per item. Kalau mau jual gelas, itu ditulis gelasnya dan spesifiknya. Ini malah glondongan, seluruh silahkan share down. Istilahnya ini saya lihat keluar surat gelondongan,” tutur dia.
Yang menarik lanjut Didu, surat itu keluar seakan akan mengumumkan bahwa pertamina sedang akan bangkrut. Dengan keluar surat itu maka resiko bisnis pertamina menjadi naik. Untuk hal ini tentu menurunkan posisi tawar Pertamina.
“Saya menyayangkan surat itu tertulis menyatakan untuk menyelesaikan masalah keuangan. Sehingga orang yang datang mau beli, posisi bergaining Pertamina turun; kau lagi susah, aku mau bantu, kira-kira begitu. Apa yang terjadi sekarang, saya yakin pengintai Pertamina sudah melihat dan nanti mereka datang ke Pertamina bagai mau menolong Pertamina dan selalu begitu. Keuangan Pertamina susah dan dimanfatkan orang yang mengaku malaikat itu,” sindirnya.
Mengenai jalan keluar permasalahan keuangan, dia mengingatkan bahwa permasalahan keuangan Pertamina saat ini bukan murni kepentingan persoalan dan perhitungan bisnis jangka panjang, namun melainkan permasalahan jangka pendek akibat beban penugasan pemerintah. Karenanya dia keberatan kalau pertimbangan share down dilatarbelakangi persoalan jangka pendek.
“Ini persoalan cash jangka pendek. Maka carilah penyelesaian jangka pendek, bukan menjual masa depan. Caranya sederhana, hentikan Pertamina tempat pencitraan, saya yakin kok DPR akan setuju kalau Pemerintah mengajukan penambahan subsidi. Utang Pemerintah di Pertamina dibayar, jangan malah jual. Menggadaikan rumah untuk beli beras padahal kantong Pemerintah masih ada untuk menanggung pembelian beras,” pungkas dia.
download majalah
[pdfjs-viewer url=”http%3A%2F%2Fwww.aktual.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F07%2FFanzine-210718_Perlukah-Jual-Jual-Aset-Pertamina.pdf” viewer_width=100% viewer_height=1360px fullscreen=true download=true print=true]
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta