“Meski Trump sendiri mengatakan bahwa pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel merupakan usaha untuk mempercepat proses perdamaian di Timur Tengah, tetapi yang akan terjadi adalah sebaliknya,” katanya menegaskan.

Pada Rabu (6/12), Donald Trump membalikkan kebijakan yang telah dianut Washington selama berpuluh-puluh tahun dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Trump memutuskan untuk memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Yerusalem merupakan kota suci yang merupakan masalah sensitif dalam perundingan perdamaian serta menjadi topik utama pertentangan selama berpuluh-puluh tahun antara para perunding Palestina dan Israel.

Pengakuan Trump itu mengundang kecaman dari seluruh dunia dan penentangan dari negara-negara Arab dan berpenduduk mayoritas Muslim serta mengecewakan negara-negara Barat.

ant

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby