Presiden AS Donald Trump dan triliuner Elon Musk. Aktual- (X@TRUMP_ARMY_)

Washington, aktual.com— Perseteruan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan miliarder Elon Musk mencapai puncaknya pada Kamis (5/6/2025), setelah perang kata-kata dan tuduhan pribadi di antara keduanya memanas dan tersebar luas ke publik. Ketegangan yang awalnya berasal dari perbedaan pandangan soal kebijakan fiskal kini berubah menjadi drama politik nasional yang menyita perhatian.

Hubungan antara Trump dan Musk mulai memburuk setelah Musk, yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE), secara mengejutkan mengundurkan diri dari jabatannya pada 29 Mei 2025. Musk dikenal sebagai salah satu pendukung kuat Trump pada Pilpres 2024, bahkan dilaporkan menggelontorkan jutaan dolar untuk mendukung kampanye sang presiden.

Namun, segalanya berubah cepat ketika pada 3 Juni 2025, Musk secara terbuka mengecam Rancangan Undang-Undang (RUU) Pajak dan Kebijakan Dalam Negeri AS yang diajukan oleh Partai Republik. RUU setebal 1.000 halaman itu, yang diberi nama One Big Beautiful Bill Act sebagai penghormatan terhadap Trump, mencakup pemotongan pajak, pemangkasan anggaran sosial, serta peningkatan pagu utang negara. Trump menyebutnya sebagai “beleid besar dan indah”, sementara Musk menyebutnya sebagai “kekejian yang menjijikkan”.

Tak tinggal diam, pada Kamis (5/6), Musk membagikan pernyataan-pernyataan lama Trump dan anggota parlemen Republik yang mengkritik defisit anggaran, menyindir mereka yang kini malah mendukung RUU tersebut. Trump merespons dengan keras dari Ruang Oval, menyebut kritik Musk sebagai bentuk kekecewaan pribadi akibat pencabutan mandat kendaraan listrik. Ia juga mengancam akan memutus kontrak-kontrak pemerintah dengan perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk Tesla dan SpaceX.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano