Pembangunan kilang minyak. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, pemerintah membutuhkan pembangunan kilang baru, karenanya pemerintah menjanjikan kemudahan perizinan bagi investor yang berminat.

Untuk menepis keraguan investor atas keekonomian investasi, Menteri ESDM, Ignasius Jonan menegaskan memberi kesempatan investor membangun secara terintegrasi mulai dari mendapat sumber crude, pengolahan, hingga penjualan di tingkat SPBU.

Selama ini, lanjutnya, banyak investor yang datang kepadanya dan menyatakan kesanggupan untuk membangun kilang, tapi tidak bersedia mengoperasikannya hingga terjun di bisnis hilir, makanya investor menginginkan Pertamina sebagai off taker.

“Ada swasta yang tanya ke saya, Pak, ini off taker-nya harus Pertamina. Lha saya bilang, Anda kok tidak kreatif sih. Industri ini banyak yang kurang kreatif. Pintar tapi kurang kreatif,” ungkap Jonan di Hotel JW Marriott, ditulis Rabu (27/9).

Jonan mempersilakan swasta patungan dengan Pertamina. Hal tersebut juga telah disampaikan presiden Joko Widodo yang menyatakan Pertamina tidak harus selalu mayoritas dalam usaha minyak dan gas.

“Bapak Presiden sudah bilang, Pertamina itu tidak harus selalu mayoritas. Misalnya Pertamina cuma memiliki 15% juga oke. Tapi kalau selalu cari off taker-nya Pertamina itu kurang kreatif. Orang kalau buka warung soto, itu dia tidak akan tahu yang mau beli itu siapa. Tidak akan ada yang tahu,” papar Jonan.

Pembangunan kilang baru adalah program strategis nasional yang menjadi komitmen Pemerintah saat ini. Ada 4 program upgrading (RDMP/Refinery Development Master Plan) yaitu Kilang Cilacap, Balongan, Dumai dan Balikpapan. Selain itu dua grass root (New Grass Root Refinery/NGRR) yaitu Kilang Bontang dan Tuban.

Sebagaimana diketahui, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional dari tahun ke tahun terus meningkat. Dalam satu tahun, Indonesia membutuhkan 72 juta kiloliter (KL). Namun yang bisa diproduksi di dalam negeri hanya 39 juta KL, sisanya harus impor

(Reporter: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka