Pengunjung mengajukan lamaran pekerjaan saat acara 'Job Fair' di Auditorium Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/7). Acara yang digagas oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY bersama UNY yang diikuti oleh puluhan perusahaan nasional guna mengurangi angka pengangguran di Yogyakarta itu berlangsung pada 19 – 21 Juli 2016. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc/16.

Surabaya, Aktual.com – Perusahaan lokal ternyata perlahan mampu menyalip perusahaan multinasional, dalam meraup minat pekerja di Asia Tenggara untuk melayangkan lamaran kerja.

Temuan itu didapat dalam survei terbaru JobStreet di awal tahun 2016 dari 43.827 responden yang tersebar di Indonesia, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Filipina, Thailand dan Vietnam.

Di survei itu, responden diminta menuliskan 10 perusahaan impian mereka untuk bekerja. Hasilnya, persentase antara yang memilih perusahaan multinasional hampir sama dengan perusahaan lokal.

Perusahaan lokal menempati posisi teratas sebagai perusahaan idaman di empat dari tujuh negara yang menjalani survei ini. Hanya tiga negara memilih perusahaan multinasional sebagai perusahaan favorit: yaitu Hong Kong dan Singapura, di mana Google menduduki posisi teratas dan Vietnam yang memilih Unilever sebagai perusahaan favorit.

Analisa data pada setiap negara mengungkapkan bahwa pada umumnya perusahaan-perusahan favorit terbagi rata antara lokal dan multinasional, dengan pengecualian untuk Singapura, di mana tujuh perusahaan multinasional mendominasi top 10 perusahaan idaman.

Di sisi lainnya, hasil untuk Indonesia menunjukkan bahwa hanya tiga perusahaan multinasional masuk dalam daftar top 10 perusahaan idaman. Malaysia hanya empat perusahaan multinasional sebagai perusahaan idaman. Thailand, Vietnam, Hong Kong dan Filipina tampak berada di posisi tengah, dengan pembagian yang merata (50-50) antara perusahaan multinasional dan pengusaha lokal.

Pada hasil survei lainnya terlihat bahwa Hong Kong, Singapura dan Malaysia menunjukan peminatan yang tinggi untuk perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, transportasi serta minyak & gas. Sedangkan kecenderungan peminatan terhadap industri “consumer goods” menjadi pilihan utama untuk sebagian besar responden di Indonesia, Filipina dan Thailand.

Berbeda dengan negara lain, Vietnam memiliki peminatan tinggi terhadap industri makanan dan minuman (food & beverages) serta telekomunikasi. Faktor-faktor seperti nilai budaya, kualitas hidup, standar ekonomi, tren ekonomi dan lokal infrastruktur berperan dalam membentuk persepsi seseorang mengenai tempat kerja yang mereka idamkan.

Laporan The Go Glokal oleh Nielsen yang diterbitkan pada April 2016 menyoroti lebih lanjut tentang tren yang tak terduga ini. Hasil laporan tersebut mengungkapkan bahwa perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) baik lokal maupun regional dapat melampaui perusahaan Multinasional.

Dalam laporan tersebut menegaskan beberapa faktor penting yang membuat industri lokal tumbuh subur. Seperti rendahnya biaya produksi dan operasional, jaringan bisnis yang telah mapan, pemahaman yang lebih baik terhadap selera dan kebutuhan lokal serta kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara lebih efektif.

Laporan tersebut juga mendokumentasikan peningkatan kolaborasi antara perusahaan multinasional dengan perusahaan lokal. Perusahaan-perusahaan multinasional memanfaatkan jaringan distribusi pemain lokal, sedangkan perusahaan lokal mendapatkan sumber daya tambahan, keahlian manajemen yang superior dan kemampuan R&D yang bertaraf internasional. (Antara)

Artikel ini ditulis oleh: