Pekanbaru, Aktual.com — PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk sedang mengincar kebutuhan gas bagi kalangan industri di Kota Dumai, Provinsi Riau yang diperkirakan mencapai sekitar 120 milion British thermal unit (MMBTU) pada tahun 2016.

“Saat ini kebutuhan energi alami tren peningkatan termasuk di Riau. Hitungan kami dalam 15 tahun ke depan, dibutuhkan pasokan gas 120 MMBTU di Dumai, sedangkan di Pekanbaru kami perkirakan 80 MMBTU,” kata Regional Head Distribution III PGN, Sabaruddin di Pekanbaru, Jumat (10/7).

Dia berujar, besarnya kebutuhan gas seperti di Dumai karena daerah tersebut bakal menjadi salah satu kawasan industri utama yang ada di Riau, bahkan Indonesia.

PGN sudah sejak lama merencanakan pembangunan jalur pipa gas dari daerah produksi yang terletak di Provinsi Sumatra Selatan, menuju ke arah utara tepatnya di Duri, kemudian Dumai, dan Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Namun, upaya yang dilakukan pihaknya tidak semudah yang dibayangkan. Meski PGN telah kantongi izin prinsip untuk pembangunan pipa gas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2003 silam dan memulai konstruksi tahun 2005.

“Memang upaya membangun jaringan pipa gas ke Dumai ini sudah sejak lama. Bahkan, kami sudah lakukan survei pemetaan sejak tahun 2000. Tapi dalam perjalanan ada hambatan teknis, meski prosesnya tetap berjalan walau lambat,” bebernya.

Sementara itu, lanjut Sabaruddin, potensi gas untuk Kota Pekanbaru yang merupakan di Ibu Kota Provinsi Riau telah jelas dan segera terealisasi, seiring dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) berkapasitas 250 Mega Watt.

Untuk PLTG itu, PGN akan menyalurkan gas sebesar 20 MMBTU dan direncanakan bakal dimulai saat konstruksi pembangkit dirampungkan.

“Saat ini, pembangkit listrik tersebut telah masuk dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan direncanakan rampung dibangun pada akhir 2016,” paparnya.

Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT sebelumnya telah mengumpulkan para pemangku kepentingan untuk saling bersinergi mulai dari pembangunan pembangkit atas ketersedian pasokan gas dari PGN dan membentuk tim percepatan.

“Tingginya angka pertumbuhan penduduk, lalu perkembangan kawasan pembangunan usaha dan pemukiman, saat ini sudah tidak berimbang dengan ketersediaan pasokan energi listrik yang ada di Riau atau Pekanbaru pada khususnya,” imbuhnya.

Data terakhir yang diterima pihaknya menyebut, kebutuhan listrik di Pekanbaru saat ini sudah mencapai 400 Mega Watt, sedangkan pasokan hanya 200 Mega Watt. Kondisi itu telah berakibat terjadi ganguan listrik karena keterbatasan daya dan Riau andalkan dari jaringan interkoneksi.

“Mari kita bersama-sama wujudkan dalam percepatan pembangunan pembangkit listrik demi Kota Pekanbaru. Ketersediaan listrik, air, telekomunikasi, dan jalan serta infrastruktur adalah kebutuhan vital atau urat nadi bagi perkembangan kota metropolitan,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh: