Lokasi pembangunan Proyek Light Rail Transit (LRT) di sepanjang Tol Jagorawi, Cibubur, Jakarta Timur, Selasa (8/11/2016). Pembangunan LRT sudah mencapai 6,5 persen di rute Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang, Cawang-Dukuh Atas, yang ditargetkan rampung pada tahun 2018.

Jakarta, Aktual.com- Persatuan Insinyur Indonesia (PII) memperkirakan Indonesia memerlukan puluhan ribu tenaga ahli teknik atau insinyur untuk membangun berbagai proyek infrastruktur yang digagas Presiden Joko Widodo hingga 2019.

Wakil Ketua Umum PII Heru Dewanto dalam rilis di Jakarta, Minggu (13/11), mengatakan megaproyek pembangkit 35 ribu MW dan proyek-proyek infrastruktur lainnya akan membutuhkan setidaknya 82 ribu insinyur hingga 2019.

“Sementara yang tersedia hanya 20 ribu insinyur,” katanya dalam diskusi bertema “Saatnya Didengar” dalam rangkaian Indonesia Infrastructure Week di Jakarta pada pekan lalu.

Itupun faktanya, menurut dia, sampai saat ini hanya separuh dari sarjana teknik yang berprofesi sebagai insinyur.

“Hanya separuhnya lagi dari jumlah itu bekerja di infrastruktur,” kata Heru yang juga menjabat sebagai Dirut PT Cirebon Electric Power.

Ia mengingatkan jangan sampai proyek-proyek infrastruktur yang salah satunya adalah megaproyek 35 ribu MW akan mengalami kekurangan tenaga ahli Indonesia yang mengelolanya.

“Jangan sampai kita punya proyeknya, tapi tidak ada yang mengerjakannya,” katanya.(Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara