Menurut dia, pencegahan dan penindakan harus dilakukan karena para pengikut radikalisme dan terorisme juga terus melakukan upaya untuk menyebarkan paham dan ideologinya ke segala lapisan masyarakat.

“Pemerintah harus lebih tegas lagi. Saya sepakat pencegahan radikalisme itu penting dilakukan. BNPT harus melakukan upaya pencegahan mulai dari hilir sampai hulu. Begitu juga Polri harus intensif melakukan penindakan. Jangan memberikan celah sedikit pun paham dan ideologi kekerasan ada dan berkembang di Indonesia,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan Majalengka ini.

Menurut dia, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang mudah terpapar radikalisme, mulai dari ekonomi, sosial, pemahaman agama, dan lain-lain.

Untuk itu, lanjutnya, untuk mencegah radikalisme sampai ke akarnya, pendekatan secara ekonomi, pelibatan tokoh agama, organisasi kemasyarakatan, dan lain-lain.

Kiai Maman mengungkapkan kasus terakhir penusukan Menko Polhukam Jenderal (purn) Wiranto telah menyadarkan masyarakat bahwa paham atau ideologi radikalisme ini sudah masuk secara massif dan sistematis ke semua kalangan dan lapisan masyarakat.

Mulai dari pelajar, mahasiswa, dosen, birokrat, ASN, pesantren, bahkan Polri dan TNI pun juga sudah tersusupi paham-paham negatif tersebut.

Artikel ini ditulis oleh: