Ribuan orang melakukan Aksi Bela Tauhid didepan Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam) di Jakarta, Jumat (26/10/2018). Aksi ini bentuk dibakarnya bendera tauhid oleh anggota Banser saat peryaan hari santri nasional di Garut dan meminta meminta Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qaumas meminta maaf kepada umat Islam. Sebab, menurutnya, hingga saat ini Yaqut dinilai belum minta maaf. AKTUAL/Str

Jakarta, Aktual.com – Polda Jabar menetapkan Uus Sukmana, orang yang membawa bendera kalimat Tauhid ke acara Hari Santri Nasional (HSN) di Garut, Jawa Barat, sebagai tersangka.

“Uus naik jadi tersangka,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Pol Umar Surya Fana saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (26/10) malam.

Uus dijerat dengan Pasal 174 KUHP karena telah membuat kegaduhan dalam sebuah acara. Adapun Pasal 174 KUHP berbunyi, barang siapa dengan sengaja mengganggu rapat umum yang tidak terlarang, dengan mengadakan huru hara, atau membuat gaduh, dihukum penjara selama-lamanya tiga minggu atau denda sebanyak-banyaknya Rp900. Meski ditetapkan sebagai tersangka, Uus tidak ditahan polisi.

Sementara dua orang pembakar bendera masih berstatus sebagai saksi. Polisi menilai para pelaku pembakaran bendera bertindak atas dasar spontanitas dan tidak memiliki niat jahat sehingga tidak memenuhi unsur pidana. Sebelumnya, pada Senin 22 Oktober, terjadi kasus pembakaran bendera yang dilakukan sejumlah orang dalam acara Hari Santri Nasional di Alun-alun Limbangan, Garut.

Awalnya, seorang warga Garut bernama Uus Sukmana menyelinap ke acara itu dengan membawa bendera dan mengibarkannya di acara itu. Beberapa orang anggota Barisan Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser) langsung mengamankan Uus kemudian menyita serta membakar bendera tersebut. Masyarakat menganggap bendera itu bertuliskan kalimat tauhid, bukan bendera HTI, yang akhirnya memicu kemarahan masyarakat sehingga terjadi Aksi Bela Tauhid di sejumlah daerah di Tanah Air. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka