Anggota Pansus Hak Angket KPK Masinton Pasaribu, Dosen Hukum Tata Negara FH UKI Niko Adrian, Wasekjend ProDEM Ricky Tamba, Koodinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie M Massardi, Wasekjend Bid. Kebudayaan ProDEM Khalid Zabidi saat diskusi tentang Dalam Pemberantasan Korupsi Kini dan Akan Datang, di Jakarta, Selasa (22/8/2017). Diskusi yang diselanggakan oleh ProDEM dengan mengambil tema "Rumah Kaca KPK". AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Pansus hak angket DPR terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Masinton Pasaribu memandang kinerja KPK dengan sebelah mata. Menurutnya, sangat keliru jika masyarakat memuja KPK sebagai lembaga yang terpercaya di republik ini.

“KPK enggak ada hebat-hebatnya, dia cuma menang teknologi dan opini,” ujar Masinton dalam diskusi ‘Rumah Kaca KPK’ di Jakarta, Selasa (22/8).

Menurutnya, keunggulan teknologi yang dimiliki oleh KPK berupa alat penyadapan yang kerap digunakan untuk menyadap pihak-pihak yang telah masuk radar KPK. Sementara, keunggulan lainnya adalah hegemoni KPK terhadap media massa sehingga opini yang terbangun di benak publik adalah KPK merupakan lembaga terpercaya.

“Cuma bisa nguping, kalau cuma nguping Polsek juga bisa lewat HT (Handy Talky),” kelakarnya.

Tidak hanya itu, Masinton juga menyebut KPK sebagai lembaga anti rasuah yang menyasar kasus-kasus receh. Dalam operasi tangkap tangan (OTT) terakhir, KPK mengamankan beberapa orang, satu di antaranya adalah seorang panitera Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, yang diduga ‘hanya’ menerima suap sebesar Rp 300 juta.

Sementara itu, sejumlah kasus besar seperti Bail Out Century, Sumber Waras dan kasus suap reklamasi Teluk Jakarta, telah mandek penyelidikannya oleh KPK.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby